Cersil : Cula Naga Pendekar Sakti 4

Diposting oleh eysa cerita silat chin yung khu lung on Selasa, 20 September 2011

Serangannya sekali inipun dapat dipunahkan oleh
pengemis tersebut, yang menghindar ke samping.
Kesempatan ini dipergunakan Tang San Siansu buat
meninggalkan Toan Yok untuk mengejar Toat-bengsin-
ci-ang,akan tetapi Toan Yok sudah melesat
menghadang di depan sambil mengayun tongkatnya.
Bertambah penasaran saja Tang San Siansu,
kalau dia tak pedulikan serangan tongkat si
pengemis, niscaya akan membuat dia terluka,
karena pukulan tongkat Toan Yok disertai tenaga
sinkang yang dahsyat, berkesiutan nyaring
memecah udara.
Terpaksa Tang San Siansu harus menghadapi
tongkat si pengemis, karena itu Toat-beng-sin-ciang
dilihatnya telah sempat berlari cukup jauh.
Bwee sim mo li, Cu Lie Seng maupun yang
lainnya terkejut melihat Toat-beng-sin-ciang hendak
meninggalkan lembah itu, tapi merekapun tak
berdaya untuk mengejar, karena waktu itu justeru
mereka telah dikepung oleh pengemis-pengemis

1165
yang jumlahnya sangat banyak dan
kepandaiannyapun tidak lemah.
Toan Yok tertawa bergelak-gelak. "Pendeta
busuk, hari ini kau ketemu batu sebetulnya hari ini
adalah hari kematianmu, tapi tuan pengemismu
ingin mengampuni dulu jiwa anjingmu pada
badanmu ! Nah jika ada kesempatan tentu aku akan
menagih jiwamu lagi!" Sambil berkata begitu Toan
Yok memutar tongkatnya gencar sekali menyerang
bertubi-tubi Tang San Siansu, sehingga si pendeta
biarpun tengah kalap dan penasaran campur murka,
tak urung harus melompat duakali menjauhi diri dari
sambaran tongkat si pengemis.
Waktu itu Toan Yok mengayunkan tangan kirinya,
menimpuk dengan beberapa peluru yang meledak di
kaki Tang San Siansu dan mengeluarkan gumpalan
asap yang sangat tebal. Menyusuli dengan itu, ketika
Tang San Siansu mencak-mencak kalap Toan Yok
sudah menimpukkan tiga butir peluru asapnya yang
meledak menggelegar dan gumpalan asap ditempat
itu semakin tebal saja.
Pengemis-pengemis lainnya juga sudah mengikuti
perbuatan pemimpin mereka, masing-masing
melemparkan peluru asap kepada lawan-Iawan
mereka, seketika terdengar suara le dakan di sanasini
nyaring sekali, gumpalan asap tebal juga
memenuhi lembah tersebut.

1166
Tang San Siansu serabutan menyerang ditengahtengah
gumpalan asap dengan kedua tangannya,
seperti kalap, dia benar-benar merasa hari ini
pamornya runtuh bisa dipermainkan rombongan
pengemis tersebut.
Tapi para pengemis itu sudah nyingkir dari
lembah, karena tak lama kemudian setelah
gumpalan asap itu menipis, di lempat itu sudah tak
terlihat seorang pengemispun juga. Sedangkan Cu
Lie Sang dan yang lainnya berdiri dengan muka
merah padam karena gusar dan mata merah berair,
akibat asap yang membuat mata mereka pedih dan
keluarkan air mata !
"Terkutuk !" Teriak Tang San Siansu, "Pengemis
busuk itu harus kucari dan ku-mampusi !"
Cu Lie Seng sambil menghapus air matanya,
karena masih terasa matanya sangat pedih,
menghampiri gurunya.
"Sudahlah suhu, bukankah mereka tak berhasil
mendapatkan apapun dari kita ? Nantipun mereka
akan memperlihatkan diri lagi untuk coba-coba
mendapatkan daftar nama orang kangouw ini !"
sambil bilang begitu Cu Lie Seng menepuk-nepuk
sakunya.
Tang San Siansu tersadar, kemarahannya reda
sebagian, tapi dia masih memaki bengis: "Kalau lain
kesempatan bisa kutemukan pengemis busuk itu,

1167
akan kuhancurkan tubuhnya jadi ratusan potong !
Tak akan kubiarkan dia mati dengan enak !"
Tang San Siansu dengan rombongannya akhirnya
meninggalkan lembah tersebut buat melanjutkan
perjalanan mereka. Sikap mereka sekarang semakin
hati-hati dan waspada.
-------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------
------
DUA orang Persia tampak mengiringi seorang
gadis tengah mendaki di sebuah bukit yang ada di
sebelah pintu kota, daerah itu cukup lebat oleh
pohon-pohon yang tumbuh tinggi, juga tidak begitu
ramai, karena jarang orang mengambil jalan
melewati bukit tersebut, yang disebut oleh para
pedagang keliling sebagai bukit-iblis (Mo Gai) dan
angker sekali.
Gadis itu berusia masih muda tapi sangat lincan,
daoat mendaki bukit itu dengan mudah. Sedangkan
kedua orang Persia itu bertubuh tinggi besar dan
mukanya bengis. Tapi dari sikap mereka tampak
jelas mereka menghormati gadis ini, mata mereka
tidak menatap kedepan saja, sebab selalu
memandang liar sekeliling, penuh waspada, kalaukaiau
ditempat itu ada bahaya yang bisa
mengancam gadis yang tengah mereka kawal.

1168
Sedangkan gadis didepan kedua laki laki Persia
itu sama sekali tak kuatirkan sesuatu, dia seenaknya
saja berlari-lari mendaki bukit riang sikap dan
wajahnya, bahkan sebentar-sebentar dia meloncat
cukup tinggi memetik bunga yang tumbuh di pohon
liar yang dilewatinya.
Melihat cara berlari ketiga orang itu, jelas mereka
memiliki ginkang dan ilmu silat yang cukup tinggi,
biarpun kedua tubuh orang Persia itu besar kekar,
namun mereka bisa berlari ringan sekali seperti juga
kedua kaki mereka masing-masing tak menginjak
tanah.
Siapakah gadis itu dan kedua orang Persia
tersebut? Benar mereka tak lain dari Cu Siauw Hoa
dan kedua orang pengawal pribadinya. la tengah
melakukan perjalanan buat menyusul kakaknya, Cu
Lie Seng, yang sudah melakukan perjalanan lebih
dulu pulang ke-kotaraja.
Biarpun mendongkol ditinggal oleh kakaknya, tapi
Cu Siauw Hoa seorang gadis periang, karena itu
dalam setengah hari saja, kemendongkolannya
hatinya sudah lenyap, dia bisa melakukan perjalanan
dengan riang. Sebetulnya dia bersama kedua
pengawalnya tadi mempergunakan kuda dalam
perjalanan tersebut, ketika lewat dikaki bukit Mo-gai
ini, dan turun dari kudanya mendaki bukit itu.
Tentu saja kedua pengawalnya terpaksa harus
mengikuti nona majikan mereka kuatir kalau-kalau

1169
diatas bukit ada ancaman bahaya. Kuda mereka
ditinggal di kaki bukit.
Siauw Hoa senang sekali melihat pohon-pohon
yang tumbuh lebat, burung-burung yang terbang
karena kaget atas kehadiran ketiga orang manusia
ini. Siauw Hoa juga terkadang mengejar kupu-kupu,
yang ditangkap dan kemudian dilepaskannya lagi.
Tertawanya yang renyai seringkali bergema di bukit
tersebut.
Mendadak, Siauw Hoa berhenti berlari. Tangan
kirinya diangkat, mengisyaratkan agar kedua orang
Persia itu juga berhenti dan jangan bersuara.
Apa yang dilihat Siauw Hoa. Terpisah kurang
lebih duapuluh tombak lebih, di bawah sebatang
pohon, dekat susunan bongkahan batu gunung,
tampak duduk dua sosok tubuh. Siauw Hoa malah
bisa mengenalinya dengan segera, yang seorang
adalah pemuda yang pernah ditraktir makan
olehnya, yaitu Giok Han !
Dan yang membuat darah Siauw Hoa mendidih
marah, dia melihat Giok Han duduk berendeng
mesra dengan seorang gadis cantik jelita !
Benar Siauw Hoa selalu bersikap yang kekanakkanakan
manja dan jail, tapi sejak pertemuan
dengan Giok Han timbul perasaan aneh, ia menyukai
pemuda itu, sampai pemuda tersebut akhirnya

1170
meninggalkan dia karena ingin menyusul "sahabat"-
nya. yaitu si pengemis kotor mesum.
Sejak saat itu Siauw Hoa tergoda terus menerus
perasaannya, sering kali dia teringat pada Giok Kan
yang gagah dan tampan. Tapi dia tak tahu kemana
harus mencari pemuda itu.
Sekarang dia kebetulan sekali bisa bertemu
dengan pemuda itu, yang sebetulnya merupakan
pertemuan yang menggembirakan tapi
kenyataannya malah kebalikannya, pertemuan ini
membuat Siauw Hoa menjadi marah campur duka !
Pemuda yang selama ini dikenang dan dipikiri
siang dan malam, tak tahunya sedang asyik duduk
berdua-duaan dengan seorang gadis cantik di
tempat demikian sunyi sepi pada bukit Mo-gai !
Lama Siauw Hoa berdiri dengan muka merah
padam, dan dia jadi tambah mendongkol mendengar
si gadis cantik di sebelah Giok Han tengah bicara
manja: "Giok Han Koko... sebetulnya aku sudah
tahu, sejak pertemuan kita yang pertama, bahwa
kau seorang yang baik !"
"Akupun begitu, karena aku segera merasakan
bahwa kau adalah sahabatku yang terdekat, biarpun
sebelumnya kita belum berkenalan !" menyahuti
Giok Han.

1171
"Sahabat ? Sampai sekarang kau masih
menganggap aku sebagai sahabatmu?" tanya gadis
itu, yang tidak lain Cang In Bwee.
Giok Han menggeleng.
"Tentu saja tidak. Aku sudah mengetahui isi
hatimu. Akupun harus mengakuinya bahwa
perasaanku sama dengan perasaanmu. Sebelumnya
aku kuatir kau akan mentertawakan aku. karenanya
aku maun membatasi diri dan tak pernah berani
bersikap lebih manis padamu, nanti kau bilang aku
ceriwis Bweemoay "
"Ihhh, siapa bilang kau pemuda alim ? Memang
kau ceriwis! Sejak pertemuan kita yang pertama kali
saja kau sudah tak mau berpisah denganku,
Bukankah benar begitu ?"
Giok Han tertawa.
"Ya.. sampai sekarang akupun tak pernah mau
berpisah dengan kau, Bwee-moay! Kalau kau
meninggalkan aku pasti dunia ini lenyap
keindahannya.."
"Ihhhhh. merayu nih ?" tertawa In Bwee, tapi dia
menyenderkan kepala di dada Giok Han, pemuda
itupun merangkulnya lembut.

1172
Selanjutnya cuma terdengar suara bisik-bisik
mereka saja, Siauw Hoa tidak bisa mendengar jelas
lagi.
Semakin lama darah Siauw Hoa semakin
mendidih, hatinya hancur berkeping-keping, Dia
sudah terlanjur menyukai Giok Han, siapa tahu
sekarang harus menyaksikan pemuda yang
disenanginya itu tengah bermesra-mesraan dengan
seorang gadis lain. Penasaran, sakit hati, cemburu
dan marah bercampur jadi satu.
Karena dalam keadaan sedih dan marah, Siauw
Hoa lupa bahwa dia sedang diam-diam mengintai
Giok Han dan In Bwee, dia berdiri tanpa
mempergunakan ginkangnya, sehingga sebuah
ranting terinjak patah dan mengeluarkan suara
nyaring.
Suara patahnya ranting ini membuat Giok Han
dan Cang In Bwee yang sedang asyik masyuk
pacaran, jadi kaget bukan main, mereka sampai
meloncat berdiri dengan muka berobah merah,
karena menyangka ada orang yang menyaksikan
mereka tengah berkasih-kasihan.
Tetapi Giok Han tambah kaget campur heran,
ketika mengenali orang yang berdiri terpisah tak
terlalu jauh dannya tidak lain dari Cu Siauw Hoa,
gadis yang pernah mentraktir makan padanya belum
lama yang lalu In Bwee juga mengenali Siauw Hoa,
gadis yang dulu pernah menbuatnya cemburu

1173
karena mentraktir Giok Han, yang membuat dia cari
gara-gara pada kedua orang Persia yang menjadi
pengawal itu, yang dianggap sebagai saingannya.
Siauw Hoa sebetulnya hendak memutar
tubuhnya, untuk berlari sejauh mungkin, karena
matanya sudah merah dan hampir saja air matanya
menitik turun. Penasaran, sakit hati, cemburu dan
marah campur aduk jadi satu, tapi Giok Han dan In
Bwee berdua keburu melihatnya, maka dia cuma
berdiri dengan muka yang cemberut masam dan
mulut dimonyongkan. Justeru dengan keadaannya
seperti itu wajah gadis ini tambah cantik saja.
"Nona Cu, kau di sini?" menyapa Giok Han yang
kemudian jadi girang bertemu dengan orang yang
pernah mentraktirnya, sedangkan In Bwee
sebaliknya mengawasi Cu Siauw Hoa dengan mata
mendelik dan muka yang cemberut memperlihatkan
perasaan tak senang atas kehadiran gadis ini, yang
pernah dianggap sebagai saingannya.
"Mari kuperkenalkan kau dengan .... dengan nona
Cang !"
Tetapi Siauw Hoa mengawasi dengan sorot mata
dingin, kemudian ketus dia bilang: "Aku tak perlu
kenal dengan nona Cang-mu itu! Silahkan kalian
meneruskan acara kalian, aku mau pergi...!" Dia
memutar tubuhnya mau mengajak kedua
pengawalnya untuk berlalu meninggalkan tempat
itu.

1174
Giok Han tertegun mendengar kata-kata Cu
Siauw Hoa begitu ketus. Dulu, Siauw Hoa gadis yang
manis dan ramah, yang sikapnya sangat
menyenangkan sekali. Tapi mengapa sekarang jadi
ketus demikian ?
Cang In Bwee lain lagi, jika tadi dia berdiam diri
saja, sekarang ssulah mendengar perkataan Siauw
Hoa, jadi meluap kemarahannya, dia bilang tanpa
mengawasi Siauw Hoa, seakan-akan sedang
mengawasi langit: "Hu! Hu ! Aku tak sangka di dunia
ada gadis yang tak tahu malu yang kerjanya tukang
ngintip."
Siauw Hoa tahu kata kata sendirian itu ditujukan
kepadanya. kemarahan campur cemburu telah
meledak membuat dia batal pergi, dengan galak dau
mata melotot dia membentak: "Apa kau bilang?"
In Bwee tertawa tawar mengejek, dia tak
menyahuti. Siauw Hoa tambah penasaran dia
melangkah empat langkah menghampiri, bentaknya
lagi galak, karena hatinya tengah sakit dan
mendongkol betapa pria yang disukainya ternyata
tengah berkasih-kasihan mesra dengan wanita lain,
dan sekarang gadis saingannya itu ikut
mengejeknya. "Coba kau ulangi lagi kata-katamu
tadi !"
In Bwee tertawa tawar, sedikitpun tidak takut
pada sikap Siauw Hoa yang galak. Memang, seorang
wanita yang sedang jatuh cinta tentu tak akan takut

1175
mati biarpun menghadapi bahaya yang bagaimana
besarpun juga, jika pria yang dicintainya itu diincar
oleh wanita lain.
"Tadi kubilang benar-benar mengherankan di
dunia ada gadis yang; tak tahu malu yang kerjanya
tukang ngintip . . . ! Mengapa aku tak berani
mengucapkannya ? Ada urusan apa dengan kau ?"
Muka Siauw Hoa merah padam dibakar marah,
tahu-tahu tangan kanannya yang sejak tadi telah
dialiri oleh tenaga dalamnya, terayun hendak
memukul kepala In Bwee. Maksudnya sekali pukul
hendak merubuhkan gadis yang dibencinya setengah
mati ini, yang jadi saingannya.
Kalau bisa dia ingin membunuh In Bwee, sebab
gadis inilah yang telah bermesraan deagan Giok
Han, jika tidak ada gadis ini tentu Giok Han akan
memperhatikannya dan membalas pancaran
kasihnya.
In Bwee juga bukan gadis sembarangan, dia
memiliki kepandaian tinggi, merupakan wanita
gemblengan, melihat datangnya pukulan Siauw Hoa,
sama sekali ia tidak berusaha menghindar, cuma
mengawasi dengan sorot mata berkeredep tajam
sekali, waktu pukulan Siauw Hoa hampir sampai dia
baru menangkis dengan mempergunakan jari
telunjuk dan jari tengah yang dijadikan satu untuk
menyampok pergelangan tangan Siauw Hoa,
sedangkan tangan kirinya sudah nyelonong masuk

1176
hendak menghantam dada Siauw Hoa. Angin
pukulan itu bercuitan nyaring, menunjukkan tenaga
pukulan In Bwee hebat sekali.
Siauw Hoa segera mengetahui gadis ini
mempunyai kepandaian cukup berarti, pergelangan
tangannya yang kena disampok oleh kedua jari
tangan In Bwee terpental ke samping, karena
sampokan kedua jari tangan In Bwee bukan
sampokan biasa saja, walaupun cuma dua jari
tangan namun mengandung tenaga Lwekang yang
kuat. Dan sekarang malah tangan kiri In Bwee
mengancam dadanya.
Siauw Hoa tentu saja tak mau tinggal diam
menerima pukulan itu, sambit berseru nyaring
tubuhnya tahu-tahu berputar ke samping, dibarengi
oleh kedua tangannya yang menyambar
berulangkali, selain memunahkan pukulan tangan
kiri In Bwee, juga disusuli oleh serangan balasan
yang dahsyat mematikan !
Turun tangannya sekali ini bukan cuma sekedar
untuk suatu pertandingan saja bagi Siauw Hoa. dia
tengah dibakar cemburu dan marah, maka dia
bermaksud untuk membunuh saingannya ini. Setiap
pukulan yang dilakukannya semuanya berbahaya,
karena selain kuat juga mengandung tenaga sinkang
yang dahsyat.
In Bwee diam-diam juga kaget, dia tidak
menyangka gadis yang demikian cantik, yang

1177
pernah dilihatnya waktu Siau Hoa mentraktir Giok
Han makan dan pernah membuat dia cemburu
setengah mati, ternyata memiliki kepandaian yang
tangguh. Maka selanjutnya In-Bwee semakin
berhati-hati penuh kewaspadaan.
Dia menghadapi setiap pukulan-pukulan Siauw
Hoa dengan tangkisan yang sama dahsyatnya, selalu
disusul dengan balas menyerang pada tempattempat
mematikan dianggota tubuh Siauw Hoa.
Kedua gadis ini mati-matian mengerahkan seluruh
kepandaian dan sinkang mereka untuk saling
merobohkan, biarpun mereka baru bertempur, tapi
sudah mempergunakan kepandaian masing-masing
yang terhebat, jika sekali terpukul bisa membuat
lawan mati atau sedikitnya terluka berat !
Yang jadi sibuk justeru Giok Han melihat kedua
gadis yang dikenalnya dan juga In-Bwee yang
dikasihinya, bertempur dengan pukulan-pukulan
mematikan itu. Berulangkali dia tak kalah hebatnya
menyerang dahsyat mendesak Siauw Hoa, keduanya
seperti nekad dan kalap, bertempur tanpa
memperdulikan keselamatan dirinya, mati matian
berusaha untuk merobohkan lawannya, sehingga
jalannya pertempuran itu seperti juga kedua gadis
ini sedang mengadu jiwa!
Perkelahian yang membuat Giok Han semakin
bingung, sampai dia maju ke-arah perkelahian,
untuk memisahkan, sebab setelah berteriak-teriak

1178
puluhan kali meminta agar kedua gadis itu berhenti
berkelahi tetap tak diladeni oleh kedua gadis itu.
"Berhenti... ayo berhenti!" Teriak Giok-Han
sambil berusaha menyelip di tengah-tengah kedua
gadis yang sedang bertempur. "Marilah kita bicara
baik-baik..."
Tapi belum lagi selesai perkataannya, kepalan
tangan Siauw Hoa telah singgah di dadanya,
sakitnya bukan main, sebab pukulan itu bukan
pukulan main-main, justru disertai oleh tenaga
dalam yang kuat sekali, sampai tubuh Giok Han
terhuyung mundur. Dia tidak menyangka akan
terpukul seperti itu, di mana Siauw Hoa tak
menahan kepalan tangannya ketika dia menyelinap
di tengah-tengah kedua gadis itu.
Belum lagi lenyap rasa kaget dan kesakitan yang
diderita Giok Han, perutnya jaga tertendang kuat
sekali oleh kaki In Bwee, yang sebetulnya hendak
menendang pinggang Siauw Hoa. Sebetulnya Giok
Han bisa saja berkelit, kalau memang dalam
keadaan biasa. Justeru disebabkan bingung kedua
orang gadis yang sama menarik hatinya berkelahi
nekad seperti itu, dia sama sekali tak terpikir
bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan dirinya
terserang.
Itulah sebabnya duakali beruntun dia telah
terpukul dan tertendang oleh Siauw Hoa maupun In
Bwee, bahkan tendangan dan pukulan itu dilakukan

1179
kedua gadis tersebut dengan tenaga yang hebat, tak
mengherankan menyebabkan rasa sakit yang bukan
main.
Karena dia terhuyung mundur beberapa langkah,
Giok Han sudah berada di luar gelanggang karena
perkelahian mereka tanpa memperdulikan Giok Han
yang berdiri dengan muka meringis. Kedua orang
gadis itu semakin kalap dan berkelahi dengan
semakin dahsyat, pukulan-pukulan mereka semakin
kuat dan tangguh, sehingga menimbulkan kesiuran
angin yang bercuitan keras, tubuh mereka juga
seperti menjadi rapat satu dengan yang lain, tidak
peduli apakah mereka sekali-sekali terserang oleh
pihak lawan.
Rambut Siauw Hoa sudah tidak rapi seperti tadi,
karena duakali terkena pukulan tangan In Bwee.
In Bwe juga tidak luput dari pukulan tangan
Siauw Hoa, yang tigakali telah menghantam pundak,
leher dan dadanya, ketiga pukulan itu sebetulnya
kuat dan berbahaya, tapi dalam keadaan nekad In
Bwee seperti tidak merasa sakit oleh pukulan Siauw
Hoa dan selalu membalas menyerang dengan sama
hebatnya, justeru terpukul oleh lawannya membuat
In Bwee semakin kalap, pakaiannya sudah tidak rapi
lagi, tapi tak dipedulikan.
Kedua orang Persia yang jadi pengawal Siauw
Hoa berdiri di pinggir dengan sikap bersiap-siap, jika
majikan mereka terdesak atau terancam, mereka

1180
akan menyerbu untuk membantui majikan mereka.
Kedua orang Persia itu mengawasi tajam sekali.
Giok Han benar-benar bingung, dia selalu bersera
nyaring: "Berhentilah ! Dengar
dulu kata kaiaku ! Oooo. kalian apa untungnya
berkelahi seperti itu . . . ayo berhenti ! Aku mohon,
berhentilah . . . !"
Tapi usaha Giok Han untuk menghentikan
perkelahian di antara kedua gadis itu tetap saja
gagal. Kedua gadis itu tidak mengacuhkannya,
mereka tetap berkelahi dengan seru.
Suatu kali dengan menjerit gusar Siauw Hoa
menghantam sekaligus mempergunakan kedua
tangannya ke dada In Bwee. sedangkan In Bwee tak
berusaha menangkis, malah balas membarengi
dengan pukulan kedua tangannya pada leher dan
pinggang Siauw Hoa tangan kanannya dengan sikap
membacok memakai tepian telapak tangan memukul
leher Siauw Hoa, sedangkan tangan kirinya telah
menghantam pinggang Siauw Hoa.
"Dukkkk . . . ! Bukkkk . . . !
Siauw Hoa meloncat mundur, In Bwee juga
terhuyung mundur. Mereka berdua sama-sama
terserang oleh pukulan lawan, In Bwee terpukul
dadanya, sedangkan Siauw Hoa terpukul leher dan

1181
pinggangnya, sehingga mereka terhuyung mundur
akibat kuatnya pukulan tersebut.
Namun kedua gadis ini sama-sama wanita
gemblengan sehingga mereka tidak roboh, cuma
muka mereka berobah agak pucat dan merah
bergantian karena marah dan sakit
Tidak membuang waktu lagi Giok Han
mempergunakan kesempatan tersebut melompat
menyelak ditengah-tengah kedua wanita tersebut
sambil mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi.
"Berhenti . . . dengarkanlah dulu kata-kataku !"
Siauw Hoa mengawasi mendelik, pada pemuda
yang pernah menarik hatinya, pemuda yang tampan
dan sempat mencuri hatinya, yang selalu
dipikirkannya, tapi sekarang entah mengapa dia
melihat Giok Han dengan perasaan benci dan marah.
Dia tidak meladeni Giok Han, cuma mendengus
dan meloncat mundur ke dekat kedua orang
pengawalnya. "Tangkap kedua pemberontak itu !"
perintahnya kepada kedua orang Persia itu sambil
menunjuk Giok Han dan In Bwee.
Kedua orang Persia itu memiliki tubuh tinggi
besar, mereka membentak bengis sambil meloncat
kedepan Giok Han dan In Bwee tangan mereka juga
bekerja, menghantam kepada In Bwee dan Giok
Han. Masing-masing melakukan penyerangan yang
bisa mematikan.

1182
Giok Han mengerutkan alisnya, mendongkol
melihat kedua orang Persia menyerangnya dan In
Bwee dengan pukulan ganas dan mematikan. Dia
berseru nyaring, tubuhnya tahu-tahu berkelebat ke
samping kiri, dia sudah berada di belakang orang
Persia yang ada di sebelah kiri, berbareng telapak
tangannya menghantam pundak orang Persia itu.
Tapi, orang Persia ini tidak percuma jadi
pengawal Siauw Hoa, karena kepandaiannya bukan
sembarangan, dia mengetahui ancaman bahaya dari
arah belakangnya, tangannya yang gagal menyerang
Giok Han tidak ditarik pulang, melainkan disapukan
ke belakang sambil berteriak, karena dia memakai
tenaga yang jauh lebih besar dikerahkan kepada
tangannya.
Hebat bukan main, angin pukulannya itu
bercuitan nyaring, sehingga orang segera bisa
mengetahui jika pukulan ini mengenai sasaran,
niscaya akan menyebabkan Giok Han sedikitnya
terluka parah !
Tapi Giok Han tidak membatalkan pukulannya
biarpun melihat lawannya balas menyerang begini
dahsyat padanya. Tangannya rurua terus dengan
tenaga kuat dan beradu dengan tangan orang Persia
tersebut. Terjadi benturan dahsyat, Giok Han
terkejut juga, karena dirasakan pergelangan
tangannya tergetar, rupanya tenaga pukulan orang
Persia itu benar-benar kuat.

1183
Sedangkan orang Persia itu tidah kurang
kagetnya, tangannya jadi lumpuh tak bisa
digerakkan sesaat lamanya, saking kagetnya dia
sampai menjerit dan mukanya berobah
memperlihatkan dia terheran-heran.
Orang Persia yang seorangnya lagi sudah
meloncat kedekat In Bwee dan menyerang bertubiiubi.
Keduanya jadi bertempur sengit sekali, sebab
In Bwee telah melayaninya dengan mempergunakan
ginkangnya, sebentar-sebentar gadis ini meloncat ke
sana-sini lincah bukan main, seperti
mempermainkan orang Persia itu.
Tubuh orang Persia yang jadi lawannya tinggi
besar, memiliki tenaga sangat kuat, karena itu In
Bwee tidak mau melayaninya dengan kekerasan, dia
bertempur dengan mengandalkan kelincahannya.
Beberapakali hampir saja pukulan orang Persia itu
mengenai dirinya, tapi dia bisa menyelamatkan
dirinya.
Sebetulnya In Bwee hendak mempergunakan
peluru asapnya, tapi akhirnya dia membatalkan
keinginannya tersebut, sebab dia tahu jika
mempergunakan peluru asapnya, biarpun dia
berhasil merubuhkan lawannya, tentu Siauw Hoa
akan mengejeknya.
Karena itu, dia ingin memperlihatkan
kepandaiannya bahwa dia bisa merobohkan
pengawal Siauw Hoa ini dengan mempergunakan

1184
ilmu silatnya, tanpa bantuan peluru asapnya.
Beberapa kali setiap ada kesempatan dia balas
menyerang, dengan pukulan-pukulan yang dahsyat.
Cuma saja, karena kuatnya tubuh lawan tersebut,
sehingga biarpun beberapakali dadanya terkena
pukulan tangan In Bwee yang terisi tenaga dalam
yang kuat tetap saja dia tidak roboh
Orang Persia itu sendiri semakin lama semakin
penasaran karena beberapa pukulannya selalu
mengenai tempat kosong, dielakkan oleh In Bwee.
Dia yakin, kalau gadis itu coba menangkis
pukulannya, tentu dia bisa merobohkan gadis ini.
Tapi justeru In Bwee seperti main kucing-kucmgan,
sehingga dia selama itu tidak bisa mendesak terlalu
hebat kepada lawannya yang selalu melejit ke kiri
maupun ke kanan.
Saking penasarannya, beberapakali orang Persia
tersebut meloncat berjingkrak dan meraung sambil
mendesak semakin hebat.
Untuk merobohkan orang Persia itu bukan
kesulitan yang berarti buat Giok Han. Tapi dia sudah
mengetahui kedua orang Persia ini adalah pengawal
Siauw Hoa, karenanya dia sungkan turunkan tangan
keras pada lawannya.
Tapi, setelah orang Persia itu mendesak semakin
kalap, di samping itu Giok Han melihat In Bwee juga

1185
didesak oleh rangsekan hebat orang Persia yang
satunya, maka akhirnya Giok Han memutuskan
untuk merobohkan dulu kedua orang Persia itu.
"Sahabat, jika kau tak mau berhenti menyerang
untuk membiarkan majikanmu mendengarkan
keteranganku, akan merugikan dirimu sendiri!"
bilang Giok Han dengan suara yang nyaring.
Orang Persia itu tidak peduli dengan ancaman
Giok Han, karena badannya sudah meloncat ke
depan lebih dekat pada Giok Han, dibarengi
teriakannya yang bengis kedua tangannya diulurkan
hendak mencekik lerer Giok Han.
Habislah kesabaran Giok Han. Dia tidak bergerak
lebih jauh untuk mengelakkan kedua tangan
lawannya, dia menunggu sampai kedua tangan
lawannya sudah dekat, barulah dia membentak
diiringi kedua tangannya menyelusup naik ke atas di
antara sela-sela kedua tangan orang Persia itu,
kemudian Giok Han membentangkan kedua
tangannya, sehingga kedua tangan orang Persia itu
tertolak ke kiri-kanan, dadanya jadi lowong terbuka
tanpa penjagaan.
Kesempatan ini tak disia-siakan oleh Giok Han,
tahu tahu tangannya sudah menjadi satu,
menghantam kedepan, ke ulu hati orang Persia itu
"Dukkkkkk .... !"

1186
"tangan Giok Han telah menghantam ulu hati
orang Persia itu, badan yang tinggi besar itu
terhuyung ke belakang dengan diiringi teriakan
kesakitan, mukanya juga pucat.
Giok Han bertindak cepat, dia meloncat ke dekat
In Bwee, tangannya juga bekerja mencengkeram
baju dipundak orang Persia yang jadi lawan si gadis.
Berbareng dengan itu ia memusatkan tenaga
dalamnya, membentak nyaring, melontarkan tubuh
yang tinggi besar itu.
Orang Persia yang satu tersebut, yang sedang
mendesak In Bwee, kaget ketika baju
dipunggungnya dicengkeram Giok Han, bahkan
tahu-tahu tubuhnya sudah terbang di tengah udara,
mati-matian dia berusaha untuk mengendalikan
tubuhnya supaya tidak terbanting ditanah, dia
berusaha mengimbangi badannya. Tapi usahanya itu
gagal, sebab badannya terbanting jatuh di tanah,
kepalanya pusing bukan main.
Tidak kepalang marah dan mendongkol Siauw
Hoa menyaksikan peristiwa ini, karena dua orarg
pengawalnya dirobohkan oleh Giok Han. Dia menjerit
nyaring, tubuhnya meloncat kedepan sambil
tangannya merabah pinggangnya.
"Sreengggg...!" tahu-tahu berkelebat sinar yang
berkilauan putih gemerlapan, ditangan Siauw Hoa
sudah tercekal sebatang pedang, yang menikam
lurus ke leher Giok-Han!

1187
Giok Han menghindari tikaman itu, dia-heran
mengapa Siauw Hoa yang sebelumnya begitu ramah
dan baik hati, sekarang tampak jadi demikian
telengas, pedangnya meluncur dengan tikamantikaman
yang mematikan tanpa memberikan
kesempatan kepada Giok Han untuk balas
menyerang.
In Bwee mendongkol melihat Siauw Hoa
menyerang Giok Han dengan gencar dia ce-patcepat
berseru. "Perempuan tidak tahu malu, akulah
lawanmu ! Mari kita bertanding 10 jurus lagi!"
Memang Siauw Hoa membenci In Bwee setengah
mati, karena menganggap In Bwee sebagai
saingannya. Sekarang mendengar tantangan In
Bwee tidak perlu sampai dua kali, pedangnya tahutahu
berobah arah, sasarannya jadi diganti, bukan
Giok Han lagi, melainkan In Bwee.
Pedang menyambar-nyambar dengan ujungnya
yang bergetar, sehingga tampaknya pedang itu bisa
berobah menjadi belasan mata pedang yang
memusingkan kepala.
In Bwee juga tidak tinggal diam, cepat luar biasa
tangannya menghunus senjata, sebatang pedang
pendek, dia menghadapi serangan Siauw Hoa
dengan tak hentinya mengejek.
"Perempuan tidak tahu malu mengapa engkau
seperti perempuan sinting yang tidak hujan tidak

1188
angin menyerang kami? Hmmm, apa kekuasaanmu
sehingga menyebut kami berdua sebagai
pemberontak?"
Siauw Hoa mendengus, dia tidak melayani ejekan
In Bwee melainkan pedangnya seperti hujan telah
menikam dan menabas In-Bwee, sedetik juga dia
tidak memberikan kesempatan pada ln Bwee untuk
balas menyerang padanya. Yang luar biasa justeru
cara menyerangnya itu selalu datang beruntun
seperti sambung menyambung tidak berkeputusan.
Benar Cang ln Bwee memiliki kepandaian tinggi
merupakan wanita gemblengan namun menghadapi
serangan pedang yang datangnya seperti kalap dan
nekad, membuat dia harus main mundur dan selalu
berusaha mengelakkan dulu tanpa memperoleh
kesempatan untuk balas menikam pada lawannya.
Pedang pendeknya berkelebat-kelebat dan
terkadang diputar unluk menutupi dirinya dengan
sinar pedangnya tersebut, sehingga semua serangan
Siauw Hoa dapat dibendung-nya dengan baik.
Waktu itu Giok Han tambah bingung. Jika
sebelumnya Siauw Hoa dan In Bwee bertempur
dengan tangan kosong, tapi sekarang memakai
pedang. Perkelahian dengan senjata tajam sangat
berbahaya, sedikit saja lengah tentu salah seorang,
diantara mereka akan terluka atau terbinasa.

1189
Karena itu berulangkali Giok Han berseru agar
kedua gadis itu berhenti bertanding. Sampai
akhirnya setelah berseru-seru terus tanpa diladeni
oleh kedua gadis tersebut, Giok Han tidak sabar lagi,
apa lagi melihat serangan-serangan kedua gadis itu
dalam perkelahian dengan pedang berlangsung
semakin cepat dan mematikan.
Dengan cepat Giok Han meloncat ke tengah
gelanggang. Sekarang dia bersiap-siap untuk
menghadapi segala kemungkinan. Tubuhnya
menyelinap diantara kedua pedang yang sedang
rnenyambar-nyambar itu, kedua tangannya bergerak
dan dengan gerakan sangat manis dia berhasil
menjepit pedang Siauw Hoa maupun pedang pendek
In Bwee.
Kedua pedang itu terjepit kuat sekali, sehingga
tak bisa bergerak lebih jiuh. Sungguh kepandaian
yang sangat mengagumkan, karena sekaligus Giok
Han bisa menjepit kedua pedang itu, apa yang
dilakukannya sebenarnya sangat berbahaya karena
jika dia melakukan suatu kekeliruan, bagaimana
kecilnya sekalipun, niscaya jari tangannya buntung
terbabat oleh pedang. Begitu juga kalau sinkangnya
kurang kuat, niscaya berbahaya sekali melakukan
tindakan seperti itu.
In Bwee dan Siauw Hoa terkejut karena tahutahu
pedang mereka terjepit di kedua tangan Giok
Han dan tidak bisa digerakkan lebih jauh. Kalau In
Bwee berdiam diri dan tidak berusaha menarik

1190
pedangnya dari jepitan Giok Han, lain dengan Siauw
Hoa yang mati-matian mengerahkan tenaga
dalamnya buat menarik terlepas pedangnya dari
jepitan tangan Giok Han. Namun usahanya itu tidak
berhasil, jepitan Giok Han kuat sekali.
"Nona, sabar, tenanglah, dengarkan dulu
keteranganku...!" Giok Han coba membujuk.
Muka Siauw Hoa merah padam, dia marah dan
penasaran bukan main. "Laki-laki mata keranjang,
genit dan tidak tahu malu!" Teriak Siauw Hoa sambil
menarik sekuat tenaga pedangnya agar terlepas dari
jepitan tangan Giok Han. Dimaki seperti itu tentu
saja Giok Han jadi bengong.
Dia mata keranjang ? Genit ? Tidak tahu malu ?
Kenapa ? Benar-benar membuat Giok Han tidak
mengerti.
Waktu dia bengong seperti itulah tenaga menjepit
jari tangannya pada pedang Siauw Hoa jadi
mengendur tanpa disadarinya, Siauw Hoa telah
menarik pedangnya sekuat tenaga sehingga pedang
lolos dari jepitan jari tangan.
Dia malah membarengi dengan menikam dan
tangan kirinya menghantam sekuat tenaga pakai
telapak tangan pada dada Giok Han, angin pukulan
itu menderu deru menerbangkan baju Giok Han yang
jadi berkibar-kibar. Rupanya Siauw Hoa benar-benar

1191
telah kalap dan hendak menyerang untuk
mematikan Giok Han maupun In Bwee.
Giok Han cepat sadar, dia berseru nyaring, kedua
tangannya tampak menyambar lagi hendak menjepit
pedang Siauw Hoa. Namun sekali ini Siauw Hoa
benar-benar telah waspada, tadi pedangnya telah
terjepit oleh jari tangan Giok Han. merupakan
pelajaran pahit untuknya, membuat dia berhati-hati
waktu menyerang.
Kini, melihat jari tangan Giok Han hendak
menjepit pedangnya lagi, dia segera menggetarkan
pedangnya, mau tak mau Giok Han harus
membatalkan maksudnya mejjepit pedang lawan,
menarik pulang tangannya dengan segera, sebab
jika dia meneruskan usahanya untuk menjepit
pedang gadis ini, pasti jari tangannya terbabat putus
oleh pedang itu !
"Nona !" berseru Giok Han sambil mengelakkan
pukulan tangan kiri Siauw Hoa. "Apakah benar-benar
kau tidak bisa diajak bicara baik-baik ?"
Siauw Hoa gagal dengan dua serangannya itu,
tikaman pedang dan pukulan telapak tangan kirinya,
dia tidak melanjutkan penyerangan lainnya,
badannya ringan meloncat ke belakang, mukanya
merah padam dan pucat bergantian, mendelik pada
Giok Han dan In Bwee berganti-gantian.

1192
"Ingatlah, kemanapun kalian pergi, aku akan
tetap mengejar kalian, kalian akan menerima
pembalasan yang jauh lebih hebat dari penghinaan
yang kalian lakukan padaku hari ini !" mengancam
Siauw Hoa dengan suara tersendat-sendat, karena
gadis ini berusaha menahan isak tangisnya, dia tidak
mau menangis di depan Giok Han dan In Bwee,
gadis yang jadi saingannya itu.
Heran dan tertegun Giok Han mendengar
ancaman Siauw Hoa. Penghinaan apa yang telah
dilakukannya terhadap Siauw Hoa ? Mengapa gadis
ini tampaknya demikian membenci dan sakit hati
begitu besar padanya dan In Bwee.
"Dengar dulu Siauw Hoa kau keliru dan salah
paham...!" Giok Han hendak menjelaskan.
Tapi Siauw Hoa sudah memutar tubuhnya dengan
pedang masih tercekal di tangannya, dia memberi
isyarat kepada kedua orang Persia yang tengah
merangkak bangun untuk pergi meninggalkan
tempat itu. Tangan kirinya memperbaiki baju di
pundaknya yang robek, agar kulit pundaknya yang
putih itu tidak kelihatan.
Luka baju bisa ditambal, tapi luka di hati mana
bisa ditambal ? Pukulan-pukulan yang tadi jatuh
ditubuhnya waktu bertempur dengan In Bwee tidak
dirasakan sakit, karena yang sakit adalah hatinya.
Dia penasaran sekali mengetahui pemuda yang
dipikirkannya siang malam ini ternyata mencintai

1193
gadis lain, musnah harapannya yang semula telah
tumbuh semakin lama semakin subur. Seperti pohon
yang mendadak disiram oleh guyuran air panas,
sehingga seketika pohon yang baru mau tumbuh itu
jadi mati !
Cinta dan Benci sebetulnya terpisah tidak terlalu
jauh," tidak lebih dari selembar rambut dibelah
tujuh. Perbatasan yang ada di antara dua perasaan
itu memang sangat tipis sekali. Seseorang yang
gagal dalam cinta, bisa mendadak jadi membenci
kepada orang yang pernah dicintainya.Bahkan
bencinya itu hebat sekali, perasaan benci yang
seperti merasuk tulang maupun daging di sekujur
tubuhnya.
Demikian juga halnya dengan Siauw Hoa dia
pergi dengan menahan isak tangisnya dan
menenteng pedangnya, meninggalkan tempat
tersebut, meninggalkan Giok Han yang berdiri
tertegun karena bingung disamping In Bwee.
Sedangkan In Bwee tersenyum mengejek, senang
hatinya bisa melayani Siauw Hoa, sehingga wanita
itu akhirnya pergi sendirinya. Yang membuat In
Bwee puas dia tidak sampai roboh di tangan Siauw
Hoa.
Benar kepandaian In Bwee tinggi dan dia
merupakan wanita gemblengan namun ilmu pedang
Siauw Hoa tampaknya merupakan ilmu pukulan dan
pedang yang lihai, karena setiap jurusnya

1194
mengandung hawa pukulan dan tikaman yang
mematikan!
Setelah bertempur dengan Siauw Hoa sekian
banyak jurus, In Bwee di dalam hati harus mengakui
bahwa sebenarnya kepandaian Siauw Hoa lebih
tinggi satu tingkat darinya. Cuma yang membuat In
Bwee heran, mengapa gadis secantik dan sehalus
Siauw Hoa bisa memiliki kepandaian begiiu tinggi
dan aneh pula perangainya.
Dia tahu bahwa Siauw Hoa juga menaruh hati
pada Giok Han, tapi adatnya yang angkuh dan
sombong membuat Siauw Hoa tidak bisa diajak
bicara baik-baik, malah tadi saja dia memperlihatkan
kebencian yang berlebih-lebihan kepada Giok Han
dan In Bwee.
Sikapnya itu seperti sikap seorang pembesar
kerajaan yang perintahnya tidak diindahkan, atau
maksud hatinya ditentang
Sambil memasukkan pedang pendek ke dalam
sarungnya. In Bwee tertawa.
"Giok Han koko . . . dia sangat mencintaimu!"
katanya dengan suara halus.
Muka Giok Han berobah merah, dia tersadar dari
tertegunnya menoleh mengawasi In Bwee, yang
waktu itu juga sedang memandanginya dengan pipi
yang merah dan bibir tersenyum.

1195
"Kau jangan bergurau, Bwee-moay... kau telah
mengetahui isi hatiku, jangan menggodaku !" kata
Giok Han hati-hati, karena dia kuatir nanti timbul
salah paham lagi antara dia dengan In Bwee.
Senang mendengar perkataan Giok Han seperti
itu, la Bwee maju mendekati, memegang tangan
Giok Han. Matanya memandang terang sekali
kepada orang muda yang jadi pujaan hatinya ini,
"Benarkah Han koko . . ? Apakah nanti kau tidak
akan mengkhianatiku ? Mengkhianati cinta kita?"
tanyanya dengan suara tergetar, walaupun dia
merasa malu untuk bertanya begitu, namun katakata
itu meluncur sendirinya dari mulutnya. Cuma
saja, setelah bertanya seperti itu dia akhirnya
menunduk malu dengan pipi yang berobah merah.
Giok Han tersenyum, dia memegang dagu In
Bwee, mengangkat dagu si gadis sehingga
kepalanya menengadah, mata mereka jadi bertemu.
"In Bwee. kau adalah gadis yang membuat
hidupku jadi terang benderang, membuat hidupku
menjadi ada artinya !" bilang Giok Han. "Bagaimana
mungkin aku bisa mengkhianati cinta kita ?"
"Benarkah, Han ko ?" lirih sekali suara In Bwee,
dia bertanya sambil melirik.
Giok Han mengangguk dan si gadis menjatuhkan
kepalanya di dada si pemuda, menjatuhkan dirinya
dalam pelukan Giok Han.

1196
-----------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------
--------
Cinta memang seringkali membuat seseorang
berada dalam keadaan yang lain dari sebelumnya.
Begitu juga halnya dengan Siauw-Hoa. Gadis yang
memang semula begitu polos dan periang, sekarang
sejak jatuh hati pada Giok Han, setelah berhari-hari
memikirkan pemuda itu, membayangkan wajahnya
penuh kerinduan, sampai akhirnya harus menerima
kenyataan yang begitu pahit bahwa pemuda yang
dipujanya itu mencintai gadis lain, telah
menghancurkan sifat sifatnya yang semula.
Jika sebelumnya dia begitu periang dan polos,
sekarang justeru hatinya dibakar oleh dendam dan
sakit hati yang dalam. Cintanya terasa dicampakkan
dan hancur jadi puing-puing. Rasa bencinya
membakar hati dan semakin membesar juga.
Memang, jika seseorang yang mengejar cinta,
waktu-waktunya dirasakan sangat manis. Tapi
begitu mengetahui bahwa dia hanya bertepuk
sebelah tangan saja, niscaya timbul kekecewaan
yang sangat besar, bahkan kekecewaan itu bisa
membakar jiwanya, dari cinta menjadi benci yang
besar dan dahsyat.
Sambil berlari-lari menenteng pedangnya, di
belakangnya mengikuti kedua orang pengawalnya,
Siauw Hoa menahan isak tangisnya, air matanya

1197
bercucuran membasahi pipinya, dia seperti hendak
menjerit sekuat suaranya, untuk melampiaskan
tekanan yang terasa begitu berat membebani
hatinya maupun perasaannya.
Sebelumnya Siauw Hoa senang sekali
menyaksikan panorama yang indah, pemandangan
alam yang menarik hati, tapi sekarang sedikitpun dia
tidak memiliki selera untuk melihat pemandangan
alam di sekelilingnya.
Setelah berlari sekian lama, akhirnya gadis ini
berhenti, memasukkan pedang kedalam sarung,
berdiri tegak, tangannya menghapus matanya,
menyusut air mata.
Kedua pengawalnya juga ikut berhenti, mereka
saling pandang dan tak tahu bagaimana harus
menghibur majikan mereka. Padahal mereka tahu
Siauw Hoa sebetulnya jatuh hati dan mencintai Giok
Han, dan kejadian tadi membuat majikan mereka
jadi patah hati.
Tapi mereka tidak berani sembarangan bicara,
hanya berdiam diri terpisah cukup jauh dan prajurit
tidak memperhatikan kelakuan majikan mereka..
Siauw Hoa berdiri tegak cukup lama, mukanya
jadi keras dan akhirnya terdengar gumamnya yang
perlahan: "Tunggulah Giok Han.... nanti kau akan
tahu siapa aku... aku mau lihat jika sudah sampai
saatnya, apa yang akan kau lakukan terhadapku,

1198
apakah kau akan mengemis-ngemis pengampunan
dariku atau tetap mencintai kambing jelek itu?!"
Dia sudah bertekad, untuk memounuh Giok Han
dan In Bwee. Ya, membunuh kedua orang yang
telah melukai perasaan dan hatinya. Merusak
jiwanya. Menbuat dia menderita kesedihan dan ikian
berat. Dia sebagai puteri Cu-kongkong, sekarang
serasa menerima penghinaan yang sangat besar.
Biasanya dia dimanjakan dan setiap keinginannya
di turuti, baik oleh ayahnya maupun oleh yang lainlainnya.
Tapi sekarang di saat dia jatuh cinta,
cintanya itu telah terbentur kegagalan... dia jadi
patah hati.
Timbul tekadnya, bagaimanapun juga dia akan
membuat kedua orang itu merangkak-rangkak di
bawah kakinya, menghiba-hiba pengampunan
darinya. Dia tersenyum sinis dan bibirnya itu
memperlihatkan betapa hatinya sangat membenci
kedua orang itu. Dan tekadnya itu sudah bulat,
bagaimanapun juga memang dia ingin membunuh
Giok Han dan In Bwee.
Jika nanti Giok Han memohon pengampunan
darinya dan menyatakan bahwa ia sebelumnya
mencintai Siauw Hoa, tetap gadis ini tak akan
melayani lagi. Hatinya telah luka, dia benci, benci
sekali pada Giok Han. Ya. benci sekali juga pada In
Bwee, gadis saingannya itu, tidak kepalang
bencinya!

1199
Tetapi, setelah hatinya dibakar oleh rasa panas
dan marah yang seperti itu, dia jadi mengucurkan
air mata menangis lagi. Mengapa nasibnya demikian
buruk. Dia yakin dirinya lebih cantik dari ln Bwee.
Jauh lebih kaya dari ln Bwee, segala apa dia punya,
ayahnya orang kedua yang paling berkuasa di
seluruh kerajaan.
Tapi mengapa justeru Giok Han memilih ln Bwee.
Justeru dia juga telah memperlakukan Giok Han
dengan manis, tapi tokh pemuda itu masih
menyatakan cintanya pada ln Bwee. Bahkan ia
mendengar sendiri dengan kedua telinganya
pernyataan cinta Giok Han pada In Bwee. Benar
benar melukai hatinya, menyayat perasaannya.
Setelah menangis cukup lama, Siauw Hoa
akhirnya berlari lagi dengan cepat, seperti orang
kalap. Kedua pengawalnya kaget dan cepat-cepat
menyusul. Siauw Hoa bertekad hendak cepat-cepat
pulang ke kotaraja, kemudian mengatur rencananya
untuk mencelakai Giok Han dan In Bwe. Dia akan
mengerahkan orang-orang ayahnya yang semuanya
berkepandaian tinggi, untuk menyeret Giok Han dan
In Bwee ke depan kakinya, dia mau lihat nanti apa
yang akan dilakukan dan dikatakan Giok Han...
Rasanya Siauw Hoa tidak sabar ingin sampai di
kota raja. Semula dia tak mau ikut kakaknya, Cu Lie
Seng, pulang ke kota raja, karena dia hendak
mengambil jalan sendiri, melakukan perjalanan
sambil menikmati pemandangan alam yang indah

1200
serta menarik hati, justeru sekarang dia tidak sabar
ingin cepat cepat bertemu dengan kakaknya itu.
Untuk menceritakan padanya bahwa ada dua
orang pemberontak, yang masing-masing bernama
Giok Han dan Cang In Bwee.... Berbagai cara dia
akan pergunakan, untuk memberikan hajaran
kepada Giok Han dan In Bwee yang telah melukai
perasaan maupun hatinya, kalau kedua orang itu
sudah merangkak-rangkak di depan kakinya seperti
dua ekor anjing, barulah hati Siauw Hoa puas.
Dan hati gadis yang puteri bangsawan ini sudah
semakin keras membatu, tekadnya telah berkarat di
hatinya!
-------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------
---
Burung kulik memperdengarkan suaranya yang
panjang dan kepak sayapnya juga seringkali
terdengar. "Kelepak... kelepak...." di antara
suaranya angin yang mempermainkan daun-daun
dari pohon-pohon yang bertumbuhan di hutan kecil
itu.
Bunyi dari suara binatang-binatang hutan itu
merupakan keadaan yang tetap setiap hari di hutan
tersebut. Manusia boleh tua dan mati, pohon boleh
tua dan mati, burung dan binatang lainnya boleh
mati, tapi keadaan di hutan itu tak akan berobah.

1201
Selalu diisi oleh suara binatang penghuni hutan
tersebut.
Tapi di antara suara-suara binatang penghuni
hutan tersebut, justeru sore itu ditambah juga oleh
suara desah manusia yang memburu keras.
Rupanya, di dalam hutan kecil itu, dibalik pohonpohon
yang rimbun dan tersembunyi, duduk seorang
manusia.
Dia seorang nenek tua yang mukanya pucat dan
tubuhnya menggigil, napasnya memburu keras
sekali, tampaknya tengah menderita sesuatu yang
kurang beres puda tubuhnya. Beberap kali nenek tua
itu berusaha mengempos semangat dan tenaga
dalamnya untuk bertahan agar tidak menggigil
seperti itu, namun usahanya gagal.
Tubuhnya menggigil semakin keras, mukanya
yang pucat memperlihatkan dia sangat menderita,
meringis seperti sedang menahan rasi sakit yang
hebat.
Nenek tua itu tidak lain dari Toat Beng Sin ciang
Khu Cian. Dia waktu melarikan diri dari lembah
dalam keadaan terluka parah, akibat tangan maut
Tang San Siansu yang mempergunakan pukulan
"Liong beng-kun"nya.
Sebetulnya, kalau waktu itu Toat-beng-sin-ciang
memperoleh kesempatan untuk beristirahat dan
mempergunakan tenaga dalamnya untuk

1202
menyembuhkan diri, lukanya tidak terlalu parah,
setidak-tidaknya dia bisa mengendalikan tubuhnya
tidak menderita rasa sakit di dalam tubuh yang
hebat seperti sekarang, di mana seluruh isi perutnya
seakan terbalik-balik dan sangat menyiksanya.
Tapi justeru tadi Toan Yok telah minta agar dia
meloloskan diri lebih dulu, dengan terpaksa dia
menuruti permintaan Toan Yok, dia berlari-lari
dengan mempergunakan ginkangnya untuk
menjauhi lembah dan mencari tempat
persembunyian.
Setelah berlari-lari sekian lama, dia sampai di
hutan kecil ini. Sebetulnya Toat-beng sin-ciang
masih hendak menyingkir lebih jauh, tapi mendadak
napasnya sesak, tenggorokannya kering, napasnya
seperti tertutup dan sesak sekali dadanya.
Seluruh isi perutnya seperti jungkir balik
berantakan, mendatangkan rasa sakit tidak terkira.
Karenanya, dia membatalkan keinginannya untuk
menyingkir lebih jauh, dia duduk di bawah sebatang
pohon di balik kerimbunan pohon, sehingga dia
tersembunyi dari pandangan orang yang lewat di
hutan kecil tersebut.
Cepat-cepat dia memusatkan tenaga dalamnya
dan menghirup hawa udara dalam-dalam. Hatinya
tercekat.

1203
Dia merasakan jantungnya sakit dan perih sekali,
seperti disiram oleh cuka disusul kemudian seluruh
isi perutnya seperti jungkir balik, membuat dia
mandi keringat dingin menahan rasa sakit yang tak
terkira.
Saat itulah Toat-beng-sin ciang Khu-Ci an
menyadari dirinya sudah terluka parah oleh "Liong
beng-kun''nya Tang San Siansu. Hatinya jadi dingin.
Biasanya, jika seseorang jadi korban pukulan "Liong
beng-kun" Tang San Siansu, tipis harapan bisa hidup
terus. Yang membuat Toat-beng-sin-ciang
penasaran justeru dia kemungkinan tak memiliki
kesempatan untuk membalas sakit hatinya ini.
Ada lagi yang memberatkan hatinya, muridnya
sekarang tidak berada didekatnya, jika dia harus
mati di tempat ini, tentu muridnya tak mengetahui.
Yang terpenting muridnya juga tak mengetahui
bahwa yang menyebabkan kematiannya adalah Tang
San Siansu sehingga muridnya itu tak bisa
membalaskan sakit hatinya.
Mati-matian Toat-beng-sin-ciang mengerahkan
tenaga dalamnya, dia juga sudah menelan beberapa
pil obat, Kemudian duduk bersemedhi guna
mencurahkan seluruh konsentrasi pengerahan
sinkangnya. Perlahan-lahan rasa sakit di perutnya
dan dijantungnya berkurang walaupun masih tetap
terasa sakit menyiksa.

1204
Cuma napas Toat beng-sinciang yang sekarang
jadi memburu keras serta panas sekali.
Seharian dia berusaha mengerahkan sinkangnya
untuk mengalahkan siksaan lukanya itu. Tapi dia
gagal. Perasaan sakit pada perutnya tak bisa juga
dilenyapkan.
Sebetulnya Toat-beng-sin-ciang pun boleh
bersyukur, sebab dia terpukul tidak terlalu telak,
tidak terduga sepenuhnya! Kalau saja dia terserang
telak oleh pukulan "Liong-beng-kun" biarpun dia
mempunyai obat dewa dan tenaga sinkang yang
sempurna, jangan harap dia bisa hidup dengan
keadaan utuh!
Seseorang yang jadi korban pukulan Li-ong bengkun
tentu akan rusak isi perut dan syarafnya, akan
menjadi manusia patung yang lupa seluruh daya
ingatnya syaraf-saraf otaknya banyak yang putus
dan orang itu akan jadi seperti orang tolol, apapun
tidak diingatnya lagi.
Beberapa organ isi tubuhnya juga rusak,
termasuk beberapa macam isi perutnya, usus, ginjal
dan jantung. Semuanya mengalami kerusakan
perlahan-lahan tapi pasti, sehingga setelah
melewatkan waktu satu tahun, korban pukulan Liong
beng-kun tersebut, jadi mati sendirinya!
Toat-beng-sm ciang bukan tidak mengetahui hal
itu. Dia telah mendengar kehebatan Liong-beng-kun

1205
dari Tang San Siansu. Namun sejauh itu dia masih
yakin bahwa dirinya bisa menghadapi Tang San
Siansu. Namun siapa sangka, justeru sekarang dia
terluka ditangan Tang San Siansu, kemungkinan
dirinya akan jadi lumpuh dan ingatannya lenyap, dia
akan hidup sebagai manusia tanpa ingatan seperti
patung, tapi bernapas dan hidup.
Kelak setelah setahun barulah dia mati . . . , , !
Menggidik Toatbeng sin ciang berpikir hal itu
disebabkan dia takut mati! Sebagai wanita
gemblengan, seorang pedekar wanita yang sejak
kecilnya sudah memiliki jiwa gagah dan kesatria,
apa lagi sekarang usianya sudah demikian lanjut, dia
tidak pernah gentar menghadapi kematian !
Diapun bahkan senang dan bahagia kalau bisa
mati secara gagah dalam pertempuran dengan lawan
tangguh ! Tapi sekarang yang membuat dia jadi
penasaran dan menggidik ngeri, sebab dia akan mati
meroyot perlahan-lahan, karena anggota dalam
tubuhnya mengalami kerusakan secara perlahanlahan,
namun pasti, sampai akhirnya dia mati !
Inilah cara kematian yang hina ! Cara kematian
yang memalukan dan membuat dia kecewa! Seorang
pendekar harus mati dengan penuh kegagahan! Mati
karena suatu pertempuran dan mempertahankan
hidupnya sampai pada titik akhir darahnya, tetap
melayani musuhnya sampai napasnya yang terakhir
!

1206
Tapi sekarang ? Dia telah melarikan diri dalam
keadaan terluka ! Dia juga sekarang menderita luka
yang sangat parah, perlahan-lahan anggora dalam
tubuhnya akan mengalami kerusakan dan pada
akhirnya dia mati juga !
Terpikir seperti itu, dia menyesal bukan main !
Dia kecewa karena tadi tidak berusaha mengadu
jiwa saja dengan Tang San Siansu agar mereka mati
bersama-sama !
Sekarang biarpun dia bisa meloloskan diri dari
Tang San Siansu dan orang-orangnya, apa gunanya?
Tak ada artinya, karena tokh dia akan mati juga oleh
lukanya yang parah ini !
Lama Toat beng-sin ciang mengerahkan
sinkangnya, dan akhirnya dia menghela napas
selelah merasakan isi perutnya masih mendatangkan
rasa sakit yang hebat, seperti terbalik-balik.
jantungnya juga masih dingin seperti direndam di
dalam salju.
"Akan kucari Tang San Siansu si gundul untuk
mengajaknya mengadu jiwa!" pikir Toat-beng-sin
ciang jadi nekad. Hemm, dia bisa membunuhku, tapi
dia juga harus mati bersamaku!"
Karena berpikir begitu, Toat beng sin-ciang
meloncat berdiri, dia ingin kembali ke lembah, untuk
mengadu jiwa dengan Tang San Siansu atau anak
buahnya. Jika dia gagal membunuh Tang San

1207
Siansu, tapi kalau bisa merobohkan beberapa orang
anak buah si pendeta, itupun sudah jauh lebih
terhormat mati dengan membunuh lawan lawannya.
Sedangkan mati dengan keadaan seperti
sekarang, melarikan diri tapi lukanya tetap ?
membuat dia akan mati, membuat Toat-beng-sinciang
benar-benar penasaran.
Akan tetapi, begitu Toat-beng-sin ciang berdiri
segera dia merasakan dunia seperti berputar keras
sekali, tubuhnya seperti melayang-layang
melambung kecengah udara, juga perutnya melilit
sakit bukan main, keringat dingin telah mengucur
keluar dari sekujur tubuhnya, Matanya berkunangkunang
dan biji matanya seperti mau meloncat
keluar, kepalanya berdenyut-denyut seperti hendak
meledak pecah, seluruh syarafnya seperti hendak
putus.
Toat-beng-sin-ciang mengeluh perlahan dan
tubuhnya terguling di atas tanah, di atas tumpukan
daun-daun kering, dunia seperti berputar,
pinggangnya seperti mau patah, seluruh otot-otot
disekujur tubuhnya seperti mengejang.
Benar-benar penderitaan yang luar biasa. Sebagai
wanita gemblengan Khu Cian atau yang dikenal oleh
orang kangouw dengan gelaran Toat-beng-sin ciang,
sejak muda tidak pernah takut pada penderitaan.

1208
Jilid ke 27
Dia tidak akan berkedip menghadapi penderitaan
maupun kematian. Tapi sekarang justeru rasa sakit
yang dideritanya demikian dahsyat, sehingga
rasanya tidak tertanggung lagi, tanpa dikehendaki
dia menggeliat di atas tanah pada tumpukan daundaun
kering dan mengeluh ....
Cuma dua kali Toat-beng-sing-ciang menggeliat
dan mengeluh, karena tubuhnya kemudian diam
tidak bergerak lagi, tidak terdengar pula keluhannya,
karena dia pingsan tidak sadarkan diri.
Burung kulik terbang di atas hutan kecil itu
memperdengarkan suaranya diiringi kepak
sayapnya. Selanjutnya cuma terdengar suara
binatang-binatang yang jadi penghuni hutan
tersebut, mengisi kesunyian di tempat itu, bergurau
dengan angin .....
-------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------
Kesepian sangat dibenci oleh Bwee-sim-mo-li Liok
Bi Lan. Sejak dia berobah menjadi iblis yang paling
ditakuti orang-orang kangouw, sepak terjangnya
selalu menuju pada kesenangan-kesenangan yang
sadis dan kejam. Dia selalu hendak mengisi waktuwaktu
sepinya dengan perbuatan-perbuatan cabul,
yang akhirnya pasti selesai dengan lumuran darah!

1209
Banyak pria-pria yang mati di tangan iblis ini,
terutama para orang mudanya.
Tak ada yang ditakuti Bwee-sim-mo-li Liok Bi
Lan, dia selalu melakukan apa yang hendak
dilakukannya. Tapi sekarang, justeru dia terpaksa
sekali mesti tunduk pada Cu Lie Seng, murid Tang
San Siansu.
Yang membuat takut Bwee-sim-mo li Liok Bi Lan
bukanlah Cu Lie Seng. atau ayahnya, Cu Bian Liat,
orang kedua yang paling berkuasa di kerajaan pada
saat sekarang, setelah Kaisar.
Justeru yang membuat Bwee-sim-mo-li gentar
adalah Tang San Siansu, pendeta itu terlalu lihai,
terutama sekali Liong beng-kunnya. Dalam suatu
pertempuran dua tahun yang lalu, Bwee-sim-mo-li
pernah dirubuhkan dan hampir saja dia dihajar
dengan Liong-beng-kun si pendeta.
Sebagai seorang berpengalaman dan malang
melintang dalam dunia kangouw dengan
kekejamannya, Bwee-sim-mo li tahu akan
kekejaman Tang San Siansu, juga dia tahu Liongbeng-
kun merupakan jurus pukulan yang bisa
membuat orang mati dengan sangat menderita.
Sebab itu, tanpa peduli lagi akan harga dirinya,
dia mengakui kalah dan selanjutnya akan patuh
pada setiap perintah Tang San Siansu. Dengan
pengakuannya itu, Tang San Siansu tak

1210
mendesaknya lebih jauh dan bahkan minta agar
Bwee-sim-mo-li mendampingi muridnya, membantu
usaha muridnya.
Biar-pun gusar, tapi Bwee-sim-mo-li tak mau
memperlihatkan perasaannya itu pada Tang San
Siansu, dia mematuhi perintah tersebut, cuma di
dalam hatinya dia bertekad akan melatih ilmunya
lebih hebat lagi dan suatu saat kelak akan
dipergunakan untuk merobohkan Liong-beng-kunnya
Tang San Siansu.
Sekarang dia tengah berada dalam perjalanan
bersama dengan Tang San Siansu maupun yang
lain-lainnya, termasuk Cu Lie Seng, selama itu
memang Tang San Siansu telah "memakai"-nya
untuk mengisi kesepian pendeta tersebut,
menemaninya dengan segala kemesraan.
Tapi, dia biarpun tampaknya senang bermesraan
dengan pendeta ini, hatinya selalu diliputi kebencian
dan mengutuk habis-habisan pada pendeta yang
seorang ini, yang kepandaiannya memang tangguh
dan berada diatas kepandaiannya sendiri.
Sebetulnya Bwee-sim-mo li mengincar Cu Lie
Seng. Pemuda itu sudah mewarisi kepandaian Tang
San Siansu, berusia muda dan tampan, juga putera
dari orang yang sangat berkuasa di seluruh kerajaan
setelah Kaisar.

1211
Maka Cu Lie Seng merupakan satu-satunya orang
muda yang paling menarik hati Bwee-sim-mo-li Tapi
Tang San Siansu seringkali berpesan padanya, agar
dia tidak mengganggu dari hidup muridnya, jangan
coba-coba mencumbunya, karena Tang San Siansu
menghendaki Cu Lie Seng benar-benar mewarisi
seluruh kepandaiannya dan kelak menjadi orang
tanpa tanding, satu-satunya orang yang
berkepandaian tertinggi.
Cu Lie Seng merupakan satu-satunya harapan
Tang San Siansu untuk memperlihatkan kepada
seluruh dunia kangouw bahwa muridnya bisa
menjadi orang tergagah.
Karena pesan Tang San Siansu itulah Bwee-simmo-
li tak pernah berani mengganggu pemuda
bangsawan tersebut. Setiap kali menemani Tang San
Siansu bermesra-mesraan Bwee-sim- mo-li selalu
merasa muak. Pendeta ini memang memiliki
kepandaian tinggi, tapi dia memiliki wajah yang
memuakkan, sudah tua dan juga tubuhnya yang
gemuk membuat si pendeta sering kesulitan napas
di saat mereka bermesraan ....
Melakukan perjalanan mengawal Cu Lie Seng
yang membawa daftar nama para pendekar yang
bersedia bekerja pada kerajaan sebetulnya
merupakan pekerjaan yang tidak disenangi Bwesim.
mo li. Dia memiliki beberapa orang dayang yang
siap melayaninya dengan penuh hormat dan Bwe

1212
sim-mo li juga selalu diperlakukan sebagai dewi
yang agung.
Sekarang dia harus menempuh perjalanan yang
melelahkan, menjemukan dan penuh kesepian, jika
biasanya dia bisa memanfaatkan para pemuda untuk
mengisi kesepian hatinya, sekarang tidak, Paling
tidak Tang San Siansu saja yang menghangatkan
tubuhnya dan ini menjemukan selain membosankan.
Karenanya tak mengherankan selama dalam
perjalanan Bwe-sim-mo-li lebih banyak termenung
saja, berdiam diri, dia jadi alim sekali dan jarang
bicara jika tidak perlu. Hanya sekali-sekali saja
melirik kepada Cu Lie Seng, pemuda bangsawan
yang tampan itu. Akh, betapa mengasyikkan jika dia
bisa mempengaruhi Cu Lie Seng, selain tampan dan
angkuh.
Hanya adanya Tang San Siansu membuat Bweesim-
mo-li selama itu tak berani berterang
memperlihatkan perasaan sukanya pada pemuda
bangsawan tersebut. Dia masih bisa menahan diri.
Setelah melakukan perjalanan lebih dari setengah
bulan, hatinya mulai berontak karena kesepian yang
sangat. Selama dalam perjalanan hatinya jadi
gersang dilanda kesepian, selain pertempuran demi
pertempuran dengan orang-orang yang berusaha
menghadang rombongan mereka, tidak pernah ada
sesuatu yang menarik hatinya.

1213
Rasanya Bwee-sim-mo-li sudah ingin cepat-cepat
meninggalkan rombongannya tersebut, untuk bersenang-
senang kembali dilayani oleh para
dayangnya, pelayan-pelayannya yang cantik dan
tahu akan selera dewinya ini.
Malam itu, hawa udara dingin sekali. Rombongan
Cu Lie Seng berkemah diluar pimu kampung Yuan-ci.
Malam ini Tang San Siansu tidak seperti saat-saat
sebelumnya, dia lebih serius tidak banyak bicara,
pendiam dan juga tak mau bertemu dengan
siapapun juga. Dia berdiam di dalam kemahnya
seorang diri dan tak ada yang mengetahui apa yang
sedang dilakukan oleh pendeta yang sakti ini.
Cu Lie Seng berada di dalam kemahnya dan tidak
bisa tidur, hatinya gelisah sekali. sebab dia
merasakan malam ini seakan-akan ada ancaman
untuk rombongannya. Perasaan hati kecilnya
menyatakan kemungkinan adanya penyerbuan dari
para pendekar yang hendak memperebutkan daftar
nama orang-orang gagah.
Karena itu. biarpun malam sudah larut dan dingin
Cu Lie Seng tetap tidak tidur, pakaiannya tetap tak
dibuka, dia dalam keadaan siap untuk menghadapi
segala kemungkinan, kalau ada penyerbuan dari
pihak lawan.
Memang selama dalam perjalanan ke kota raja,
banyak kesulitan yang dialami rombongannya, sebab
banyak sekali orang-orang kangouw dan berbagai

1214
kalangan, yang secara berganti-gantian menyerbu
rombongannya, berusaha meminta atau merampas
daftar nama orang-orang gagah.
Sejauh itu, dia dan gurunya maupun para
pembantunya, berhasil menghalau penyerbupenyerbu
ini. Memang ada juga yang terluka, tapi
tak berarti.
Seperti Pak-mo terluka pada lengannya karena
dikeroyok oleh dua puluh orang pengeroyok waktu
terjadi penyerbuan lebih dari seratus orang yang tak
diketahui dari aliran atau pintu perguruan mana,
karena semuanya mengenakan topeng yang terbuat
dari kain hitam, menutupi seluruh wajah mereka,
hanya mempunyai dua lobang untuk mata mereka.
Cu Lie Seng tidik gentar menghadapi siapapun
yang menghadang rombongannya, dia yakin bisa
menghadapinya, terutama sekali di-samping ada
para pahlawan istana Kaisar, juga ada pembantupembantunya
yang berkepandaian tinggi, seperti
See mo, Pak-mo, Tong-mo can Lam mo.
Kepandaian Bwee-sim-mo-li juga tidak rendah.
Karena itu, tak pernah Cu-Lie Seng berkuatir sebab
merasa pihaknya sangat kuat, dan yang benar-benar
jadi andalannya adalah Tang San Siansu, sang guru
yang kepandaiannya hebat sekali, hampir tak ada
tandingan !

1215
Memang sebelumnya Kaisar juga telah menduga
bahwa pengiriman daftar nama-nama orang gagah
yang bersedia bekerja pada kerajaan pasti akan
mengalami kesulitan. Itulah sebabnya mengapa
diperintahkan congkoan Gi-lim-kun dan Congkoan
Kim-ie-wie untuk mengawal Cu Lie Seng.
Tapi yang tidak disangka oleh Cu Lie Seng,
justeru yang berusaha merampas daftar nama
orang-orang gagah itu demikian banyaknya.
Sebagai pemuda yang cerdik, dia berpikir
sebetulnya cukup Siangkoan Giok Lin ikut
dengannya ke kotaraja, di sana dia bisa menuliskan
daftar nama-nama orang gagah itu. Sekarang
Siangkoan Giok Lin ikut serta dengannya, sedangkan
tentang daftar nama orang-orang gagah telah tersiar
luas dalam dunia kangouw, dengan demikian jelas
memancing keinginan para orang-orang gagah
kangouw untuk merampas daftar itu.
Hal ini pernah diberitahukan kepada Tang San
Siansu, tadinya lebih sempurna rencana mereka
kalau hanya sekedar mengundang Siangkoan Giok
Lin ke kotaraja, disana barulah Siangkoan Giok Lin
menuliskan nama orang-orang yang tersedia bekerja
untuk kerajaan, sehingga tidak menimbulkan
kericuhan yang demikian berbelit dan rintangan
yang demikian banyak selama dalam perjalanan ke
kotaraja.

1216
Tetapi Tang San Siansu tidak memperhatikan apa
yang diberitahukan muridnya, dengan angkuh dia
bilang: "Sekarang siapa yang berani mati mencoba
untuk merampas daftar itu? Mereka hanya manusiamanusia
tak berharga untuk dipikirkan. Siapa yang
bisa merampas daftar mana itu? Kukira, tak ada
seorangpun yang bisa merampas daftar itu selama
aku berada di sini !"
Perjalanan yang dilakukan ronbongan ini
berlangsung penuh kewaspadaan. Dan justeru
malam itu setelah berkemah, waktu Cu Lie Seng dan
yang lainnya berada di dalam kemah masingmasing,
Bwee sim-mo-li keluar dari tendanya.
Perkemahan yang didirikan oleh mereka terdiri
dari tenda-tenda berukuran tak begitu besar, hanya
bisa ditempati oleh beberapa orang saja. Bwee simmo-
li sendiri memperoleh kemah untuk seorang diri.
Cuma Tang San Siansu pada malam-malam
sebelumnya suka datang ke tenda Bwee-sim mo-li,
atau sebaliknya Bwee-sim-mo-li juga dipanggil
menemani Tang San Siansu di tendanya.
Malam ini benar-benar Bwee-sim-mo-li gelisah
karena kesepian yang sangat menyiksanya. Jika
sebelumnya dia masih berusaha untuk menahan diri
tak melakukan sesuatu dalam kesepiannya itu,inilah
disebabkan dia masih gentar untuk berurusan
dengan Tang San Siansu.

1217
Tapi sekarang setelah melakukan perjalanan
berhari-hari lamanya, kesepiannya semakin
bergolak. Dan dia tak tahan lagi, dia keluar dari
kemahnya. Maksudnya hendak mencari sasaran
untuk mengurangi kesepiannya, mencari calon
korbannya.
Sekarang mereka berada diluar pintu kampung
Yuan-ci, jarak ke dalam perkampungan tersebut
tidak terlalu jauh, dan Bwe sim-mo-li yakin bahwa
didalam perkampungan itu pasti ada satu dua orang
pemuda yang bisa menambal kesepian hatinya.
Baju yang robek mudah ditambal dan di jahit,
tapi hati yang kesepian sulit untuk ditambal dengan
apapun, dengan gelak tawa sekalipun, Bila dengan
tambalan seorang pria yang menghangati tubuhnya!
Hati-hati Bwee sim-mo-li keluar dari tendanya,
dia melihat ada beberapa orang Kim-ie-wie yang
telah melakukan penjagaan, keadaan sepi sekali.
Para penjaga itupun melihat Bwee-sim-mo- li, tapi
mereka mengenali iblis wanita ini, mereka hanya
memberi hormat, dan menyapa dengan suara sangat
menghormat, mereka tak berani banyak-banyak
bertanya, karena Bwee sim-mo-li cuma Hm
mendengar begitu saja dan melangkah terus.
"Aku hendak berangin-angin dulu!" gumam Bweesim-
mo li kemudian.

1218
Sudah bulat tekad Bwee-sim-mo li, dia akan
mencari korbannya didalam perkampungan Yuan ci.
Sebetulnya dia bisa saja mengambil satu atau dua
orang pengawal Kim-ie-wie, tapi ia kuatir nanti
mereka banyak mulut sehingga Tang San Siansu
mendengar perbuatannya dan ini pasti menimbulkan
hal yang kurang menggembirakan.
Sebab itulah Bwee-sim-mo li memilih jalan lain,
yaitu akan mencari korbannya di dalam
perkampungan Yuan-ci. Setelah meninggalkan
perkemahan cukup jauh, barulah Bwee-sim-mo-li
mempergunakan ginkangnya untuk berlari dengan
cepat menghilang dalam kegelapan, pergi memasuki
perkampungan Yuan ci.
-------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------
--
Hawa malam cukup dingin, tapi didepan warung
arak, "Hian - louw " semuanya masih tampak
berkumpul beberapa orang.
Mereka adalah pemuda-pemuda kampung itu
yang senang sekali menghabisi waktu-waktu di
malam hari dengan mengobrol, sambil menghangati
tubuh mereka dengan arak.
Memang warung arak "Hian louw" ini buka
sampai larut malam, mendekati fajar barulah
ditutup.

1219
Diantara para pemuda itu, yang jumlahnya enam
orang, terdapat Su Nan Su, seorang pemuda yang
pandai sekali bercerita. Walau-pun usianya baru
duapuluh tiga tahun, tapi orang muda ini selalu
bercerita menarik dan membuat para pendengarnya
tertarik.
Tidak mengherankan kalau kawan-kawannya
seringkali minta padanya untuk bercerita, mereka
mentraktir pemuda itu minum arak. Semakin larut
malam, semakin banyak arak yang diminumnya dan
membuat dia mulai mabuk, cerita Su Nan Su
semakin menarik juga
"Sebetulnya," bercerita Su Nan Su pada malam
itu. "Tidaklah terlalu menakutkan sekali, jika saja
Thang mau melihat kenyataan bahwa hantu yang
muncul di depannya adalah wanita cantik jelita, dia
pasti bisa menghadapinya lebih tenang. Namun,
Thang seperti orang-orang lainnya, sudah
terpengaruh sejak kecil pada cerita-cerita hantu
yang menakutkan, sehingga begitu hantu itu
memperlihatkan diri, dia sudah gemetar ketakutan,
bahkan kemudian pingsan...!"
Kawan-kawannya tertawa. Memang yang biasa
diceritakan Su Nan Su umumnya cerita-cerita
tentang hantu yang menyeramkan tapi sangat
menarik hati.
"Su-laoko, jika kebetulan kau yang berhadapan
dengan hantu yang cantik itu, apakah kau juga akan

1220
ketakutan terkencing-kencing dan pingsan seperti
yang dialami oleh Thang ?" Tanya salah seorang
kawannya yang memiliki potongan tubuh kurus
jangkung seperti orang berpenyakit paru-paru.
Su Nan Su tersenyum dan menggeleng.
"Mengapa harus takut? Bukankah tadi sudah
kukatakan, seharusnya Thang tidak perlu takut,
karena yang muncul di hadapannya bukanlah hantu
yang menakutkan, dengan muka yang bengis atau
bertaring, justeru yang muncul di depannya adalah
hantu cantik jelita, yang menarik hati, mempunyai
potongan tubuh sangat menggiurkan.
Mengapa harus takut? Bukankan dengan hantu
itu Thang bisa bersenang-senang ? Biarpun hantu
tapi tokh dia sangat cantik dan kita tidak rugi apaapa
bermesraan dengannya, bahkan kita seharusnya
merasa beruntung, karena jarang sekali manusia
bisa mendapat kesempatan untut bermesra-mesra
dengan hantu cantik !"
Kawan-kawannya tertawa. Memang mereka
senang sekali mendengar cerita Su Nan Su, yang
acapkali sangat menarik hati, tegang tapi juga
menyenangkan untuk mengisi waktu-waktu luang
mereka di malam hari yang dingin ini.
"Tapi Su-Iaoko, bagaimana kalau waktu kalian
bermesra-mesraan dan hantu itu memperlihatkan
ujudnya yang asli, dengan dada berlobang dan
menyiarkan bau busuk, atau dengan muka bertaring

1221
menakutkan, bisa juga dalam bentuk tengkorak
yang menakutkan. Inhhh, aku takut... biarpun
dibayar seratus tail perak untuk bermesraan dengan
hantu bagaimana cantiknya dia, tetap saja aku tidak
berani !" bilang salah seorang kawannya yang lain
yang memiliki bentuk kepala agak gepeng, sehingga
dagunya turun ke bawah panjang sekali, tidak
normal seperti dagu-dagu lainnya yang wajar.
Su Han Su mengangkat cawan araknya, tenang
sekali sikapnya, kemudian setelah meneguk arak
didalam cawannya, baru dia menyahuti: "A-puy kau
keliru! jangankan memperlihatkan bentuknya atau
ujutnya yang menyeramkan sedangkan yang sudah
diperlihatkan begitu cantik jelita, Bagaimana
mungkin hantu itu bisa memperlihatkan ujud yang
lain dan menakutkan!? Jika pertama kalinya ia
muncul dan sudah memperlihatkan ujud-nya yang
cantik jelita montok menarik hati tak mungkin
ujudnya bisa berobah, paling tidak dia hanya
menghilang! Akh, kau ini ada-ada saja, A puy, jika
memang dibayar mengapa harus takut? Tidak
dibayar saja aku mau, apa lagi bertaruh dan dibayar
100 tail perak ! Kalau memang terjadi hal seperti itu,
biarlah nanti uang yang 100 tail itu ku-pergunakan
seluruhnya untuk mentraktir kalian minum arak
sampai sinting!"
Mendengar perkataan Su Nan Su seperti itu,
kawannya tertawa ramai. Sedangkan kakek Sie
bungkuk, pemilik warung arak, tengah duduk
melenggut di sudut ruangan di atas kursi yang sudah

1222
tidak bagus lagi karena sudah hampir rusak, jadi
terbangun dari tidurnya, dengan mata masih
menguntuk dia menoleh keluar karena suara tartawa
para pemuda yang berkumpul di ruang depan
warung araknya itu telah mengejutkannya.
Kemudian tak acuh dia menunduk lagi, melenggut
pula, ingin meneruskan tidurnya.
"Ayo cerita lagi, Su-lao-ko... bagaimana dengan
Thang yang tolol itu? Setelah dia pingsan, apa yang
dilakukan hantu cantik itu padanya ?" tanya salah
seorang kawannya.
"Hantu cantik itu berusaha menyadarkan Thang,
tapi Thang benar-benar manusia pengecut. Begitu
dia siuman dari pingsannya dan melihat hantu cantik
masih tetap berada di depannya, dia jadi kelojotan
ketakutan setengah mati, lalu pingsan lagi !"
Kawan-kawan Su Nan Su tertawa terping-kalpingkal
lagi. "Benar-benar pengecut Thang seperti
anak kecil saja !" gumam A-puy.
"Hu. sia-sia dia jadi laki laki kalau memang
pengecut seperti itu !" Gumam pemuda yang
tubuhnya kurus seperti menderita sakit paru-paru.
"Benar," mengangguk Su Nan Su, "sudah
kubilang tadi, seharusnya dia tidak perlu ketakutan
hebat seperti itu ! Dia pingsan jika memang hantu
itu mau mencekiknya tokh akan dicekiknya juga.
Mengapa harus pingsan ? Apakah dengan pingsan

1223
hantu itu akan pergi ? Tentu tidak ! Karenanya,
benar benar tolol si Thang, seharusnya dia lebih
tenang dan tabah, jika memang dia tabah tak ada
hantu yang menang dari manusia!"
Su Nan Su mengambil cawan araknya dan
meneguknya lagi, tapi waktu Su Nan Su hendak
menaruh cawan araknya dan siap meneruskan
ceritanya, mendadak A-puy jadi pucat, tangannya
dingin sekali mencekal tangan Su Nan Su, tubuhnya
gemetar dan suaranya tergetar. "Su-laoko... Sulaoko....
coba kau lihat ke situ...!" Dia mengawasi
keluar warung arak.
Su Nan Su dan yang lainnya jadi heran, mereka
menoleh ke arah yang diawasi A-puy. Muka mereka
semuanya seketika berobah jadi pucat dan jantung
mereka berdegup jauh lebih cepat. Su Nan Su
sendiri hampir tak mempercayai matanya.
Terpisah cukup jauh dari ruang depan warung
arak, di bawah sebatang pohon yang tumbuh di
pinggir jalan depan warung arak tersebut, berdiri
sesosok tubuh dengan pakaian serba putih bersih.
Yang mengejutkan justru orang itu adalah wanita
yang sangat cantik. Biarpun terpisah cukup jauh,
mereka bisa melihat jelas wanita cantik itu beidiri
tenang-tenang di bawah pohon sambil tersenyum
manis sekali.

1224
"Hantu cantik . . ." Suara A puy semakin
gemetar.
"Tenang...!" Su Nan Su berusaha menenangkan
teman-temannya, karena yang lainnya pun sudah
gemetar ketakutan. "Tabah, kita harus tabah."
"Dia pasti tentu. . di malam selarut ini mana
mungkin ada wanita yang keluyuran di jalan, apa
lagi seorang wanita cantik jelita seperti dia...!"
gumam orang yang bertubuh kurus seperti sakit
paru-paru. Suaranya gemetar, mukanya pucat, jelas
dia ketakutan sekali.
"Apalagi pula dia wanita asing, bukan penduduk
kampung kita," gumam tiga orang lainnya, suaranya
gemetar keras sampai giginya bercatrukan menahan
perasaan ngeri dan takut.
"Dia .... dia pasti hantu...!" matanya juga
mengawasi kepada wanita di bawah pohon itu,
seperti juga biji matanya mau meloncat keluar dari
rongga matanya.
Su Nin Su juga ketakutan, tapi dia berusaha
menahan rasa takutnya agar tetap tenang, karena
selama ini di depan kawan-kawannya dia bersikap
seakan-akan dirinya pemberani dan tak akan gentar
terhadap hantu.
"Tenang .... kita tunggu saja, kita lihat apa yang
akan dilakukan hantu itu ....!" katanya sambil cepatKANG
ZUSI http://cerita-silat.co.cc/
1225
cepat mengambil cawan araknya dan meneguknya,
karena lehernya dirasakan telah kering.
Sie bungkuk, pemilik warung arak tersebut,
terbangun dari tidurnya. Dengan mata yang masih
mengantuk dia mengawasi ke arah wanita cantik itu
berada. Hatinya jadi berdebar ketakutan, apa lagi
mendengar kata-kata para pemuda itu bahwa wanita
yang berada di luar warungnya itu adalah hantu
cantik.
Biarpun usia Sie bungkuk sudah tua, namun dia
seorang pengecut, Sekujur tubuhnya jadi menggigil
keras, bajunya sudah basah sebab dari sekujur
tubuhnya mengalir keringat dingin, mukanya pucat
pias, dia sampai mengigil sambil terkencing-kencing,
kemudian dengan memaksakan diri dan lutut
gemetar keras serta lemas tak bertenaga, setengah
merangkak dia pergi ke kolong meja dagangannya,
untuk bersembunyi di situ. Cuma saja, giginya
bercatrukan keras, sehingga tetap terdengar suara
bercatrukan giginya tersebut.
Wanita cantik yang tadi berdiri di bawah pohon
yang tumbuh di tepi jalan di depan warung arak,
sekarang telah melangkah menghampiri warung
arak tersebut dengan langkah kaki yang sangat
ringan, sikapnya tenang sekali, mukanya luar biasa
cantiknya.
Sekarang para pemuda itu semakin yakin bahwa
wanita ini adalah hantu cantik, karena tak mungkin

1226
ada wanita secantik itu. Bibirnya yang tersenyum
manis sebetulnya sangat menarik hati, tapi sekarang
di mata para orang muda itu malah merupakan
senyum yang sangat menakutkan, mengerikan
sekali, membuat tubuh mereka semakin menggigil
keras dengan semakin mendekatnya wanita cantik
itu dengan mereka.
Tapi, hidung mereka kembang kempis coba
mengendus-endus mencium sesuatu, tak ada bau
busuk, tak ada harum semerbak, sebab setiap cerita
hantu yang mereka dengar, jika hantu yang muncul
pasti menimbulkan hawa yang bau busuk atau
sebaliknya harum semerbak.
Tetapi setelah wanita cantik itu berada semakin
dekat dengan mereka, mendadak hati mereka
seperti mau copot, terbawa oleh siliran angin
tercium harum semerbak yang memabukkan kepala,
jantung mereka seperti mau berhenti berdenyut,
semangat mereka serasa terbang meninggalkan
raga semuanya diliputi ketegangan, tubuh mereka
mengigil keras dan kalau mereka tidak malu tentu
masing-masing akan berusaha lari meninggalkan
warung arak ini.
Cuma sayangnya, tenaga mereka seperti lenyap
dan kedua lutut mereka seperti tidak menuruti kata
hati lagi, lemas tidak bisa lari atau digerakkan,
sehingga mereka duduk saja di tempat masingmasing
dengan perasaan takut yang semakin hebat
menyerang mereka.

1227
Wanita cantik itu mengawasi mereka sambil
tersenyum manis. Kemudian waktu bicara, suaranya
sangat merdu sekali. "Sungguh cerita yang menarik
tentang hantu cantik itu.... maukah kau bercerita
lagi dan membiarkan aku ikut mendengarkan
ceritamu??" Kata-kata itu ditujukan kepada Su Nan
Su.
"Matilah kau !" bisik A-puy dengan suara perlahan
sekali di samping Su Nan Su dengan suara gemetar
"Dia pasti hantu cantik yang kau ceritakan tadi telah
mengganggu si Thang, dia tentu tak senang dan
marah...!"
Su Nan Su menelan ludah, tenggorokannya
terasa kering sekali Sebetulnya diapun merasa
takut, tapi dia malu jika kawan-kawannya
mengetahui dia merasa takut. Akhirnya dengan
memaksakan diri dia menoleh dan tersenyum
kepada wanita itu.
"Siapakah kouwnio... mengapa malam selarut ini
masih berada di luar rumah ? Apakah kouwnio tidak
kuatir nanti diganggu orang jahat ?" Suara Su Nan
Su gemetar dan serak, tapi dia berhasil menindih
sebagian rasa takutnya karena malu kalau dia
memperlihatkan perasaan takutnya di depan temantemannya,
"Aku memang sangat takut diganggu orang
jahat," menyahuti wanita cantik itu. "Kedatanganku
ke kampung Yuan-ci ini untuk menjenguk sanakKANG
ZUSI http://cerita-silat.co.cc/
1228
familiku yang tinggal di sini, tapi aku tiba terlambat
sudah selarut maiam ini... beruntung tak ada
penjahat yang menggangguku!"
Hati Su Nan Su jadi lebih tenang waktu
mendengar jawaban wanita cantik ini, dia melirik
kepada teman-temannya, kemudian kembali
mengawasi wanita cantik ini. Di dalam hati dia
berpikir: "Tak mungkin dia hantu... mungkin benar
keterangannya itu bahwa dia kemalaman tiba di
kampung ini, dia bermaksud menengoki sanak
familinya..."
"Kalau kami boleh tahu, siapakah sanak famili
kouwnio yang tinggal di sini ?" tanya Su Nan Su,
suaranya tidak gemetar seperti tadi, malah matanya
kini sempat menikmati seraut wajah yang benarbenar
cantik, sulit bertemu dengan wanita secantik
ini di dunia.
"Nanti akan kuberitahukan ! Tapi sekarang aku
tertarik untuk mendengar cerita tentang hantu
tadi...!" menyahuti wanita itu. "Lagi pula, kalau aku
datang kerumah sanak familiku itu di malam selarut
ini tentu kurang pantas, akan mengejutkan mereka.
Boleh aku duduk bersama kalian ?"
Su Nan Su bimbang sejenak, tapi akhirnya
mengangguk. "Silahkan!" katanya.
Wanita itu duduk di kursi yang kosong, dan A puy
bersama kawan-kawannya kembang-kempis

1229
hidungnya, karena mereka mencium harum
semerbak berasal dari tubuh wanita cantik ini.
Sedangkan Su Nan Su kini semakin tenang,
karena dia sudah memperhatikan muka dan keadaan
tubuh wanita cantik itu tak ada tanda-tandanya dia
sebagai hantu.
"Ceritaku sudah habis, kalau memang kouwnio
mau, besok boleh kuceritakan tentang hantu...!
Sekarang sudah larut malam lebih baik nona pergi
ke rumah sanak-familimu itu, mereka tentu tak
gusar atas kedatanganmu, bahkan mereka akan
membenarkan tindakan nona, sebab di malam
selarut ini berkeliaran seorang diri, sungguh tidak
pantas untuk seorang wanita... apa lagi secantik
kouwnio !"
Wanita itu tersenyum, tahu tahu tangannya
diulurkan menggenggam tangan Su Nan Su yang
ada diatas meja, membuat semangat Su Nan Su
seperti mau terbang dari tubuhnya karena kaget.
Dia mau menarik tangannya dari cekatan tangan
wanita cantik itu, tapi tidak bisa, karena cekalannya
kuat. Juga jari-jari tangan halus itu sudah mengusap
dengan lembut, sehingga hati Su Nan Su tergoncang
oleh berbagai perasaan.
Merasakan ucapan jari-jari tangan wanita ini,
yang demikian halus Su Nan Su semakin yakin
bahwa wanita cantik ini bukanlah hantu, sebab

1230
hantu tak bisa memegang seperti itu, juga tak
mungkin berani memperlihatkan diri di tempat yang
ramai seperti saat itu, di mana Su Nan Su
berkumpul dengan beberapa orang temannya, juga
dibawah terangnya api pelita. Dia jadi diam saja
pada akhirnya, membiarkan tangannya dipegang
wanita cantik itu.
"Kau sangat baik hati, terima kasih atas
perhatianmu," kata wanita itu, "Aku sangat
berterima kasih benar kepadamu dan tak akan
melupakan budimu. Maukah kau mengantarkan aku
ke rumah sanak familiku ? Tidak jauh, Letaknya
berada di tengah-tengah perkampungan ini."
Su Nan Su mengeluh. Dia memang sudah tidak
setakut seperti tadi, tapi untuk mengantar wanita
cantik ini tentu saja dia jadi pikir dua kali. Betapa
tidak, bagaimana kalau nanti ternyata wanita cantik
ini adalah hantu yang menakutkan ?"
"Bagaimana?" tanya wanita itu. "Aku Liok Bi Lan
tentu tak akan melupakan budi kebaikanmu."
Betapa indah dan enak didengar nama wanita ini,
Liok Bin Lan. Apakah hantu bisa mempunyai nama
sebagus ini ? Hantu biasanya akan mengganggu
orang jika korbannya sedang sendirian. Tidak seperti
sekarang, ditengah teman-temannya dia muncul,
maka Liok Bi Lan pasti bukan hantu. Tapi untuk
pergi mengantarkan sendirian, Su Nan Su masih
ragu-ragu, maka akhirnya dia bilang: "Baik, kami

1231
akan mengantarkan kau ke rumah sanak familimu,
aku dengan beberapa orang kawanku akan
mengantarkan kau ke sana !" Setelah berkata
begitu, Su Nan Su membusungkan dadanya, lenyap
perasaan takutnya, dia bilang kepada kawankawannya:
"Sahabat, mari kita pergi mengantarkan nona
Liok ke rumah sanak familinya."
Tapi A-puy dan pemuda lainnya menggeleng,
mereka tetap takut dan tak mau terlibat dalam
urusan ini. Mereka tetap kuatir kalau-kalau wanita
cantik ini hantu.
"Ayolah... tidakkah kalian kasihan pada nona Liok
jika dia pergi sendirian ke rumah sanak familinya,
sedangkan malam sudah demikian larut?" membujuk
Su Nan Su jengkel melihat semua kawannya
menggeleng saja tak mau ikut.
"Ya, aku takut... tolonglah antarkan aku," mohon
Liok Bi Lian sambil memperlihatkan sikap memelas
dan minta dikasihani.
"Pergilah kau antarkan, Su-laoko... nanti selesai
mengantarkan, kau kembali kemari, kami akan
mentraktir kau lima kati arak!" kata A-puy.
"Ya, pergilah kau antarkan Su-laoko... kukira
memang tepat kau yang mengantarkannya!"

1232
menganjurkan pemuda yang kurus berdada tipis
seperti menderita sakit paru-paru.
Su Nan Su sebetulnya tadi sudah setengah
mabuk, karena sudah banyak sekali arak yang
diminum. Tapi tadi ketika wanita cantik ini muncul,
karena rasa kagetnya yang tak terhingga, membuat
mabuknya lenyap. Dia mendongkol mendengar katakata
teman2nya, yang jelas-jelas mengejeknya,
disindirnya, agar dia membuktikan keberaniannya,
sebab selama ini Su Nan Su memang mengaku tak
akan takut pada hantu yang bagaimanapun juga.
Dia jadi salah tingkah. Namun karena tak mau
menjadi malu didepan teman-temannya, juga
memang dia yakin wanita ini adalah manusia bukan
hantu, dia memberanikan diri." Baiklah. mari
kouwnio kuantarkan kau !" Sambil bilang begitu dia
bangkit berdiri. "Kalian jangan kemana-mana ya,
aku akan segera kembali....!"
Kawan-kawannya cuma mengangguk saja,
sedangkan Liok Bi Lan sudah bangkit dan melangkah
dengan langkahnya yang membuat semua temanteman
Su Nan Su, termasuk A-puy, jadi memandang
kepergian gadis itu berdua Su Nan Su dengan
menelan air ludah.
"Kalau memang wanita itu bukan hantu,
beruntunglah nasib Su Nan Su," menggumam A-puy
waktu kedua orang itu sudah lenyap dalam
kegelapan.

1233
"Kalau aku tak mau mempertaruhkan diri seperti
itu, aku yakin wanita itu pasti hantu cantik seperti
yang tadi diceritakan Su Nan Su, tak mungkin tidak
wanita itu pasti hantu ! Aku yakin hal ini, mana
mungkin seorang wanita secantik itu bisa keluyuran
di tengah malam, seorang diri lagi !" menggumam
katanya.
Demikianlah, mereka jadi membicarakan tentang
wanita itu yang kecantikannya luar biasa, tapi juga
mereka merasa takut dan ngeri kalau ingat bahwa
kemungkinan wanita cantik itu adalah hantu.
Kini marilah kita melihat Su Nan Su dan Liok Bi
Lan. Tentu anda sudah dapat menerka siapa adanya
wanita sangat cantik jelita yang bernama Liok Bi Lan
itu, bukan. Benar! dia tak lain dari Bwee sim-mo-li
Liok Bi Lan !
Hatinya girang dapat memancing Su Nan Su,
tampaknya pemuda ini masih muda dan juga
bertubuh tegap gagah, walaupun sekali melihat saja
Bwee-sim-mo-li tahu bahwa orang muda ini
sedikitpun tidak mengerti ilmu kungfu.
Namun hal itu tak menjadi persoalan lagi, sebab
yang terpenting buat Bwa-sim-mo li bagaimana
mengisi kesepiannya, yang sudah berhari-hari dalam
kegersangan.

1234
"Di mana rumah sanak familimu?" tanya Su Nan
Su sambil melirik mengawasi Bwee-sim-mo-li yang
cantik jelita ini, yang sejak tadi berdiam diri saja.
"Masih jauhkah?"
"Aku sendiri tidak begitu jelas letak rumahnya dia
hanya memberitahukan padaku bahwa rumahnya
berada ditengah-tengah kampung, kalau kutanyakan
pada penduduk tentu akan banyak yang kenal akan
keluarga itu,"
Alis Su Nan Su mengkerut, sulit mencari rumah
seseorang tanpa mengetahui alamatnya yang tepat.
Tanyanya kemudian: "Siapa nama sanak familimu
itu?"
"Dia She Yang bernama Cie Siong," menjelaskan
Bwee-sim-mo-li seenaknya. "Dia mempunyai dua
orang anak yang kini mungkin berusia lima dan
enam tahun. Isterinya bernama Hiau Kee Niang."
"Aku tak pernah dengar nama itu di kampung
ini," menggumam Su Nan Su "Apakah kau tak keliru
rumahnya ada dikampung ini?"
Bwee sim-mo-li sengaja memperlihatkan
perasaan bingung, dia bilang: "Justeru inilah yang
membingungkan mencari orang di malam hari, kalau
besok pagi tentu aku bisa bertanya-tanya kepada
penduduk kampung ini dan mereka bisa
memberitahukan dimana rumah pamanku itu..."

1235
"Kalau begitu sudahlah, kita kembali saja ke
kedai arak dulu, kau tunggu sampai pagi hari baru
mencari rumah familimu itu!" menyarankan Su Nan
Su.
Bwee-sim-mo li sengaja memperlihatkan sikap
bimbang, sampai akhirnya dia mengangguk.
"Baiklah... memang sejak semula sudah kurasakan
kurang sopan datang ke rumah orang di malam
selarut ini ! Biarlah aku menunggu sang fajar di
kedai arak itu bersama kau dan teman-teman !"
Girang bukan main hati Su Nan Su, karena segera
dia menduga dengan penuh keyakinan bahwa wanita
cantik ini benar-benar seorang manusia, bukan
hantu seperti yang dikuatirkannya. Karena wanita
cantik ini lebih senang menunggu di kedai arak,
bukan mengajaknya ke tempat sepi!
"Mari kita kembali ke kedai arak!" ajak Su Nan Su
tak sabar, hatinya semakin besar dan tenang,
sekarang dia sudah tidak curiga bahwa Liok Bi Lan
hantu yang bisa mencelakainya.
"Baik, tapi aku tadi meninggalkan pauw-hokku
dipintu perkampungan, aku hendak mengambilnya
dulu..!" kata Liok Bi Lan
Kaget hati Su Nan Su, dia memandang curiga lagi
pada Liok Bi Lan, dia benar-benar bimbang.

1236
Bwee sim moli rupanya mengetahui hal ini,
sengaja dia bilang: "Biar aku yang pergi
mengambilnya sendiri, kau boleh kembali ke kedai
arak, nanti aku menyusul ke sana !"
Mendengar perkataan Liok Bi Lan seperti itu,
kesangsian Su Nan Su semakin besar. Dia bukan
sangsi bahwa wanita ini hantu, tapi kuatir wanita ini
nanti tak kembali lagi ke kedai arak, melainkan pergi
entah kemana !"
"Apakah kau tidak kuatir diganggu orang jahat
jika pergi mengambil pauwhokmu seorang diri ? Biar
kuantarkan !" bilang Su Nan Su.
Bwee-sim-mo-Ii cuma mengangguk. Dia sudah
melangkah menuju ke pintu perkampungan
tersebut, diikuti oleh Su Nan Su, yang jadi bawel dan
cerewet sekali bertanya ini dan itu tentang keluarga
gadis yang cantik ini.
Bwee-sim-mo-li memberikan keterangan bohong
seenaknya, dia menceritakan bahwa ayahnya
seorang hartawan, tapi dia hendak di kawinkan
dengan seorang pemuda yang tak dicintainya, maka
dia melarikan diri. Karena tak tahu mau pergi
kemana, maka tujuannya akhirnya pada familinya di
kampung ini untuk menumpang sementara waktu.
Tetapi ketika sampai di luar pintu perkampungan,
Bwee-sim-mo-li tidak berhenti melangkah. Tak ada
barang di gerbang pintu kampung tersebut. Su Nan

1237
Su mulai curiga ketika melihat wanita yang mengaku
bernama Liok Bi Lan ini masih terus berjalan. Dia
mulai ingat lagi akan dugaan-dugaan temantemannya,
A puy dan lain-lainnya, bahwa wanita
cantik ini adalah hantu.
Dia jadi takut dan tubuhnya mulai menggigil
dengan jantung berdegup keras. Keadaan di situ
gelap dan sepi sekali tidak ada seorang manusiapun
juga.
"Di.. di... dimana kau . . . taruh pauwhokmu?"
tanya Su Nan Su akhirnya, terpaksa, dengan suara
gemetar, karena Bwee-sim mo-Ii masuh terus juga
melangkah meninggalkan perkampungan tersebut.
"Tidak jauh lagi, di sana..." menunjuk Bwee-simmo-
li sambil tertawa melirik manis sekali pada Su
Nan Su.
Entah mengapa Su Nan Su sekali ini melihat
senyum Bwee-sim-mo-li tanpa tertarik sedikitpun
juga, bahkan tubuhnya menggigil, rasa takutnya
semakin besar. Dia mendadak berhenti melangkah,
bahkan kalau bisa memutar tubuhnya untuk lari
meninggalkan tempat itu, meninggalkan perempuan
ini karena dia segera mulai menduga-duga lagi
bahwa Liok Bin Lan ini adalah hantu .... bukankah
Liok Bin Lan tengah memancingnya untuk pergi
ketempat sepi dan gelap? Tapi sayang kedua
kakinya jadi lemas tak bertenaga karena rasa
takutnya, dia berdiri dengan lutut menggigil.

1238
Liok Bi Lan tertawa, menghampiri dan memegang
tangan Su Nan Su, memijat jalan darah "koai-hiat,
lemaslah benar-benar seluruh tubuh Su Nan Su,
sedikitpun tidak bertenaga, sehingga waktu
tangannya ditarik dia terseret mengikuti Liok Bi Lan
tanpa ada perlawanan sedikitpun, hanya menurut
saja, meninggalkan perkampungan Yuan ci semakin
jauh.
Keringat dingin membanjiri tubuh Su Nan Su, dia
ketakutan setengah mati. Di luar keinginannya, dia
mengikuti saja diseret oleh wanita cantik tersebut,
benar-benar tidak berdaya untuk memberikan
perlawanan. Untuk memberontak saja dia tidak
sanggup, bahkan tenaganya semua seperti telah
lenyap sehingga sedikitpun dia tidak bisa
menggerakkan tangannya yang dicekal oleh wanita
cantik ini.
Yang membuat dia tambah ketakutan, Liok Bi Lan
telah menyeretnya ke tempat yang gelap dan
rimbun oleh pohon-pohon.
Liok Bi Lan menyeret Su Nan Su seperti terbang
karena dia telah mempergunakan ginkangnya yang
sangat tinggi, sedikitpun tidak ada kesulitan buat dia
menyeret tubuh Su Nan Su yang sebetulnya tidak
enteng itu.
Hal ini malah membuat Su Nan Su tambah
ketakutan, bayangkan saja di kedua sisi telinganya
berkesiuran angin yang kencang, dirinya seperti

1239
tergantung di tengah udara di tenteng, diseret
dengan cepat sekali, seperti tengah diajak terbang.
Tentu saja dia jadi menduga bahwa Liok Bi Lan
benar-benar hantu yang bisa terbang ! Dugaannya
semakin kuat, karena waku itu dia merasakan
kakinya tidak menginjak tanah, terseret seperti
terbang saja, seperti kapas, yang dibawa lari oleh
wanita itu secepat kilat.
Pohon-pohon dan barang barang lainnya yang
berkelebat tidak bisa dilihatnya dengan jelas, bahkan
kepalanya seketika jadi pusing,dan akhirnya dengan
perasaan ngeri sekali dia memejamkan matanya
rapat-rapat.
Dia ingin menangis saja layaknya untuk
merengek agar hantu cantik ini mengampuni-nya.
Tapi tidak ada suara yang meluncur keluar dari
mulutnya, cuma bibirnya saja yang gemetaran,
karena menahan rasa takut.
Liok Bi Lan tak peduli dengan keadaan Su Nan Su
dia terus, juga berlari kepohon-pohon yang rimbun,
di sana tumbuh pohon-pohon yang tinggi dan
batangnya menjulang ke atas dengan daun-daun
yang lebat sehingga di situ gelap sekali, sedikitpun
sinar bulan tak bisa menerobos masuk.
Di tempat itu Liok Bi Lan baru berhenti berlari,
Dia melepaskan cekalan pada tangan Su Nan Su.

1240
Kontan kedua kaki Su Nan Su yang memang
sudah lemas, tak bisa berdiri karena menggigil
gemeteran, telah tertekuk dan dia menjatuhkan
dirinya berlutut sambil tidak hentinya memanggutmanggutkan
kepalanya.
"Ampunilah... ampunilah aku .... jangan
menggungguku . . . tadi yang kuceritakan kepada
teman-temanku adalah .... adalah kejadian yang
terlalu kulebih-lebihkan!" merapat Su Nan Su sambil
menangis saking ketakutan.
Liok Bi Lan berdiri dengan senyumnya yang
manis. Dia bertanya-tawar: "Mengampuni kau?
Kenapa? Kau tidak bersalah apa-apa padaku...!
Berdirilah!"
"Aku... aku telah menceritakan tentang kejadian
antara hantu cantik sesungguhnya hal itu terlalu
dilebih-lebihkan...!"
"Hemmm, aku bukan hantu cantik, aku manusia
!" kata Liok Bi Lan tawar. "Ayo, berdirilah, aku mau
bicara dengan kau !"
Hati Su Nan Su berdebar keras. Dengan kedua
kaki masih menggigil karena rasa takut, dia
mengangkat kepalanya sambil berdiri mengawasi
kepada wanita cantik di depannya.

1241
"Be... benarkah kau... kau manusia biasa ?
Manusia seperti aku ?" tanyanya dengan suara
bimbang.
Liok Bi Lan mengangguk. "Benar... kau tidak
perlu takut, aku manusia yang sama seperti kau !
Aku bukan hantu ! Apakah kau kira hantu dapat
memegang tanganmu seperti tadi ? Apakah hantu
dapat menginjak tanah dengan kedua kakinya? Nan,
kau lihatlah apakah kedua kakiku ini menginjak
tanah?" Sambil berkata begitu sengaja Liok Bi Lian
mengangkat sedikit gaunnya, sehingga terlihat
kedua kakinya yang memang menapak tanah.
Su Nan Su mengawasi dengan mata terbuka
lebar-lebar, dia melihat kedua kaki wanita cantik ini
memang menginjak tanah. Menurut cerita orangorang
tua, jika hantu tak bisa menginjak tanah,
kedua kakinya tak menyentuh bumi, karena
tubuhnya melayang-layang. Tapi, wanita cantik ini
berdiri dengan kedua kaki menempel di tanah, Dia
melihat jelas.
"Jadi... jadi kau manusia biasa ?" Dia mencgasi
lagi sambil mengawasi dengan sikap masih raguragu.
Liok Bi Lan mengangguk. "Ya,.. kau tidak usah
takut, aku mengajakmu kemari untuk minta
pertolongan kepadamu!"

1242
"Katakanlah... katakanlah pertolongan apa yang
bisa kuberikan ? Mengantarkan kau ke rumah sanak
familimu ? Atau aku harus mengantarkan kau pulang
?" Tanya Su Nan Su dengan suara masih gemetar
oleh rasa takut, dia ingin cepat-cepat bisa
meninggalkan tempat ini dan kembali ditengahtengah
kawan-kawannya, karena berada di tempat
ini, yang gelap dan rimbun oleh pohon,
menimbulkan suasana yang mengerikan.
"Aku sedang kesepian, justeru aku hendak minta
padamu supaya menemaniku untuk mengurangi
kesepianku itu !" menyahuti Liok Bi Lan.
Semangat Su Nan Su kembali terbang
meninggalkan raganya Memang biasa nya hantu
wanita yang mengganggu korbannya, selalu purapura
kesepian dan nanti jika korbannya sudah kena
dicumbunya. ia akan memperlihatkan ujudnya yang
sebenarnya, sangat menakutkan dan mengerikan
sekali.
Apakah wanita ini benar-benar manusia ? Kembali
keraguan memenuhi benak Su Nan Su. Dia sampai
mengawasi wanita cantik di depannya dengan
sepasang mata terbuka lebar-lebar.
"Berdirilah !" perintah Liok Bi Lan lagi.
Biarpun kedua lututnya masih gemetaran tapi Su
Nan Su telah berdiri. Dia ketakutan setengah mati.
"Ampunilah aku... biarkan aku pergi meninggalkan

1243
tempat ini...!" memohon Su Nan Su dengan suara
yang tidak begitu jelas, karena suaranya gemetar
dan dia menghapus air matanya, saking ketakutan
dia tidak malu-malu lagi menangis.
"Jangan cengeng seperti banci !" bentak Liok Bi
Lan dengan suara nyaring. "Aku memilih kau karena
semula kusangka kau seorang laki-laki jantan yang
gagah dan pemberani. Tak tahunya kau seorang
manusia tidak punya guna ! Tapi aku sudah terlanjur
mengajakmu kemari, maka aku cuma minta kau
menghiburku, mengisi kesepianku, jika telah selesai
segalanya, kau boleh meninggalkan tempat ini...!"
Dibentak begitu Su Nan Su tidak berani rewel
lagi, dia cuma menyuaut air matanya dan juga
keringat dingin yang memenuhi wajah maupun
tubuhnya, dia masih diliputi rasa takut dan ngeri
yang tidak kepalang. Keadaan di tempat itu sunyi
sepi dan hanya terdengar suara binatang malam
penghuni hutan yang memperdengarkan suaranya.
"Sekarang kau jawablah pertanyaanku!" kata Liok
Bi Lan lagi dengan suara tawar. "Tidak boleh satu
pertanyaan juga yang kau jawab dengan main-main
! Aku menghendaki setiap jawabanmu dengan jujur,
sekali saja kau berbohong, aku tidak akan sungkansungkan
membunuhmu! Mengerti kau ?!"
"Me... mengerti I" menyahuti Su Nan Su sambil
menunduk ketakutan, diam-diam di dalam hati dia

1244
berdoa pada Thian agar hantu ini tidak
mengganggunya.
"Apakah kau sudah kawin?" tanya Liok Bi Lan
mulai dengan pertanyaan-rertanyaan yang harus
dijawab oleh Su Nan Su.
"Be... belum...!!"
"Sudah pernah berhubungan dengan wanita ?"
"Be . .. belum !"
"Jawab yang jujur!" bentak Liok Bi Lan nyaring.
Tubuh Su Nan Su gemetar keras, dia tersentak
oleh bentakan itu, saking ketakutan sampai
melangkah mundur dua tindak, mukanya pucat pias.
"Su... sudah !"
"Sering?!"
"Se... sering...!"
"Dengan bunga raya ?!"
"Ya... dengan bunga raya (pelacur) !"
"Tidak pernah dengan anak isteri keluarga kaikbaik?!"
tanya Liok Bi Lan lagi.
"Be... belum pernah !"

1245
"Jawab yang jujur, atau aku akan menyiksamu !"
mengancam Liok Bi Lan.
"Sungguh! bersumpah apapun aku berani, belum
pernah aku mengganggu anak isteri orang lain...
dengan bunga raya memang sudah sering....!".
"Hmmm, tentu kau sudah berpengalaman untuk
urusan pria dan wanita, bukan?" tanya Liok Bi Lan
lagi.
"Tidak... tidak berpengalaman.... yang
berpengalaman urusan wanita adalah temanku .... Si
A-puy .... dia berpengalaman sekali, karena sudah
banyak benar bunga raya yang menjadi
langganannya dia selalu pergi ketempat pelesiran,
sedikitnya setiap bulan sempai sepuluh kali ... !"
"Hmmm, aku tidak bertanya tentang temanmu
itu! Aku bertanya tentang dirimu!" bentak Liok Bi
Lan.
Kuncup lagi hati Su Nan Su, dia sampai
merasakan sepasang lututnya lemas tidak
bertenaga, tidak ampun lagi dia jatuh duduk dan
menangis pula, karena dia tambah ketakutan.
"Aku . . . aku telah memberitahukan yang
sebenarnya...!" Dia bilang diantara isak tangis
karena ketakutan."kalau memang kau kesepian, Apuy
dapat menghiburmu!"

1246
"Aku menginginkan kau yang menghibur mengisi
kesepian ku!" Kata Liok Bi Lan sambil tertawa dingin,
"Dengarlah aku bukan hantu ! percayalah, aku
manusia biasa sepeni kau, yang mempunyai daging,
tulang dan juga panca indera yang lengkap seperti
kau ! Aku menghendaki kau mengisi kesepian hatiku
! Kulihat yang kau takuti adalah hantu... lihatlah,
apakah aku mirip hantu?!"
Su Nan Su mengawasi bimbang, tubuhnya masih
menggigit menahan rasa takut.
"Kalau memang kau bukan hantu....!" kata Su
Nan Su yang kemudian mendapat akal. "Baiklah,
mari kita kembali ke dalam kampung disana kita
bisa menyewa kamar rumah penginapan .... aku
jamin kau pasti terbebaskan dari kesepian, aku...
aku akan berusaha menghiburmu...!"
Liok Bi Lan tertawa dingin, "Hemm, kau hendak
membuktikan bahwa aku bukan hantu bukan?
Apakah ada hantu yang bisa berbicara tentang
hantu? Percayalah aku bukan hantu!
Su Nan Su mengawasi, dia masih ragu-ragu. Tapi
Liok Bi Lan sudah bilang lagi; "Lihatlah, apakah
hantu memiliki bentuk badan sebagus ini?" saat itu
Liok Bi Lan telah melepaskan segala sesuatu yang
menempel di tubuhnya.
Sinar bulan yang memang tak bisa menembus
rimbunnya daun-daun pohon, tapi tak menjadi

1247
persoalan untuk memperlihatkan keindahan tubuh
Liok Bi Lan pada Su-Nan Su. Bahkan tubuh Liok Bi
Lan begitu putih mulus bersinar dalam kegelapan
tersebut seperti sepotong giok yang bercahaya
terang Su Nan Su bisa melihat jelas.
Darahnya mendesir, rasa takut dan kagum
terhadap tubuh Liok Bi Lan bercampur menjadi satu.
Liok Bi Lan sudah melangkah mendekati Su Nan
Su, sikapnya sekarang tidak galak seperti tadi,
malah sangat manja sekali, karena saat itu kedua
tangannya sudah melingkari leher Su Nan Su.
"Ayolah, kau harus mengisi kesepianku!" berbisik
Liok Bi Lan
Sebetulnya Su Nan Su masih ketakutan tapi
keindahan tubuh Liok Bi Lan membuat darahnya
mendesir jauh lebih cepat, dia juga akhirnya mulai
melupakan rasa takutnya ketika tangan Liok Bi Lan
demikian pandainya membuat Su Nan Su menjelma
jadi laki-laki yang benar-benar sangat jantan.
Akhirnya Su Nan Su memang benar-benar sudah
melupakan semua rasa takutnya, dia juga sudah
tidak ingat lagi apakah wanita yang ada dalam
pelukannya ini hantu atau memang gadis cantik
manusia sama seperti dirinya.
Dia telah tenggelam dalam cumbu rayu dengan
Liok Bi Lan, napas Su Nan Su memburu keras,

1248
seperti juga dia tengah berlari kuat-kuat, begitu
panas napasnya.
Tapi, mendadak terdengar suara seruan marah
Liok Bi Lan. "Laki-.laki bodoh tidak punya guna !"
Disusul juga dengan tubuh Su Nan Su terpental
keras terbanting di tanah ! Rupanya dia tidak
berhasil mengisi kesepian Liok Bi Lan.
Justeru Bwee-sim-mo li membawa Su Nan Su
demi kepentingan untuk mengisi "kesepian jiwa dan
hatinya yang dirasakannya belakangan ini sangat
gersang sekali, tapi laki-laki ini justeru terlalu
mementingkan dirinya sendiri, bukan Liok Bin Lan
yang terobati dari rasa kesepiannya, malah Su Nan
Su yang seperti laki-laki rakus yang telah berusaha
mendapatkan semua-nya untuk dia.
Dan semuanya berlangsung begitu singkat dan
cepat, membuat Liok Bi Lan jadi sangat kecewa,
maka akhirnya dia mendorong dada Su Nan Su,
sampai badan -laki-laki itu "terbang" ke tengah
udara kemudian terbanting keras di tanah !
Su Nan Su waktu sangat lemas tak bertenaga,
tahu-tahu dadanya didorong begitu kuat, sampai
terpental. Waktu terbanting, dia kesakitan sekali,
menyebabkan dia berteriak, matanya berkunangkunang
dan kepalanya pusing bukan main.
Liok Bi Lan telah meloncat bangun dan
mengenakan pakaiannya lagi dengan muka merah

1249
padam karena mendongkol, karena apa yang
diinginkannya tidak juga diperolehnya. Dia menyesal
sekali selama ini tak bisa memperoleh pemuda atau
orang muda yang benar-benar jantan dan tangguh
untuk mengisi kesepian hatinya.
Seakan saja dia mendapat orang muda yang
bersemangat pada awalnya saja, kemudian seperti
balon yang kempis, sebelum dia memperoleh
kesempatan melenyapkan kesepian hatinya.
Waktu itu Su Nan Su sudah merangkak bangun,
dia berdiri gemetar ketakutan. Sebetulnya kedua
lututnya lemas tidak bertenaga, tapi rasa takutnya
menyebabkan dia berhasil berdiri dengan
memaksakan diri mengerahkan seluruh sisa
tenaganya.
"Pakailah kembali bajumu !" perintah Liok Bi Lan
dengan suara yang bengis.
Su Nan Su mematuhi perintah itu, tangannya
gemetar waktu dia memakai kembali bajunya.
Kemudian selesai mengikat tali pinggangnya dia
berdiri ketakutan dengan kedua tangan diturunkan,
kepalanya tertunduk dalam-dalam. Dia yakin, bahwa
wanita ini manusia, sebab kalau hantu tentu dia tak
bisa merabahi seluruh tubuh yang begitu padat
berisi, juga dengus napasnya begitu hangat,
Tapi, sekarang, dia tidak tahu mengapa wanita
cantik ini begitu marah kepadanya. Dia jadi tidak

1250
mengerti akan sikap wanita ini, yang sebentar
hangat sebentar marah, sebentar mesra, sebentar
bengis.
"Kau seharusnya dihukum mati" kata Liok Bi Lan
tawar. "Telah kau kecewakan hatiku... tapi biarlah,
aku tidak mau melihat kau mampus di depan
mataku !" Setelah berkata begitu, tanpa bisa diikuti
oleh pandangan mata Su Nan Su tangan kanan Liok
Bi Lan telah menyambar menotok beberapa jalan
darah Su Nan Su, totokan itu telah diperhitungkan,
biarpun jatuh di jalan darah yang mematikan, tapi
tidak membuat Su Nan Su jatuh rubuh mati
seketika. Dan itu sudah diperhitungkan benar-benar
oleh Liok Bi Lan.
"Sekarang," kata Liok Biak Lan sambil tersenyum
bengis setelah menotok beberapa titik jalan darah
Su Nan Su. "Kau lihatlah baik-baik !" Setelah bekata
begitu Liok Bi Lan mengerahkan sinkangnya, maka
dari sekujur tubuhnya mengepul asap putih yang
tipis.
Kaget setengah mati Su Nan Su. "Hantu...!"
teriaknya sambil mundur. Karena memang dia tahu
dari cerita-cerita, jika hantu hendak pergi, tentu
dengan mudah tubuhnya menghilang setelah dari
badannya mengeluarkan gumpalan asap.
Dan sekarang wanita cantik ini juga
mengeluarkan asap dari sekujur tubuhnya, tentu
saja membuat Su Nan Su jadi ketakutan lagi. Dia

1251
mengawasi dengan mata terbelalak lebar-lebar pada
Liok Bi Lan. asap yang keluar dari tubuh wsnita ini
semakin lama semakin banyak.
Asap itu berasal pengarahan sinkang yang benarbenar
telah mencapai tingkat sangat tinggi.
Sambil tertawa nyaring Liok Bi Lan
mempergunakan gingkangnya, tahu-tahu tubuhnya
melesat lenyap dari tempatnya. Su Nan Su memang
tengah ketakutan, dia juga tak bisa mengikuti
gerakan badan Liok Bi Lan begitu cepat, karena
tahu-tahu telah lenyap dari penglihatannya.
Dia sampai menggigil keras sekali, karena
menyangka hantu di depannya telah menghilang.
Setelah tersadar pada keadaannya, dengan diiringi
jerit ketakutan Su Nan Su berlari sekuat tenaganya
meninggikan tempat itu, kembali ke warung arak di
mana teman-temannya telah menanti.
Si bungkuk, pemilik warung arak itu, juga temantemannya,
jadi kaget tidak terkira karena
mendengar jeritan yang panjang penuh rasa ngeri
dan ketakutan Su Nan Su yang dari kejauhan
mendesir semakin mendekati. Akhirnya tampak Su
Nan Su berlari seperti terbang saja kerakusan bukan
main disertai jeritannya, napasnya memburu keras
sekali, ketika sampai di dekat warung arak dia
berhenti dengan napas memburu: "Hantu... han...
hantu itu... dia... dia benar hantu... hantu cantik...

1252
aku... aku telah dipaksa... untuk mengisi keispian
hatinya...!"
Kawan-kawannya telah berlari keluar ruangan
warung arak, mengelilingi Su Nan Su unruk
mendengar ceritanya tentang hantu cantik itu, wajah
mereka pucat, Sedangkan Su Nan Su sendiri
demikian pucat mukanya, sehingga seperti kapur
tembok, badannya menggigil keras sekali.
"Di mana hantu itu sekarang ?" tanya A-puy, dari
mukanya jelas dia merasa ngeri.
"Dia .... dia menghilang...!" Berkata sampai di
situ napas Su Nan Su tersendat, lehernya seperti
dicekik sesuatu, napasnya jadi putus dan dadanya
seperti hendak meledak karena sesak tak terkira, dia
berkelojotan dan rubuh terguling di tanah, badannya
berguling-guling tanpa mengeluarkan suara
tenggorokannya saja yang terdengar bunyi
"Krokkkkkk ! Krokkkk....!"
Semua kawan-kawannya kaget dan ketakutan,
apa yang telah terjadi pada Su Nan Su? Mereka
merasakan seluruh bulu tengkuk jadi berdiri.
Tubuh Su Nan Su berkelojotan dengan mata
mendelik lebar-lebar, tubuh terbuka serta lidah
melelet keluar, kedua tangannya memegangi
lehernya seperti juga lehernya itu sedang tercekik
sesuatu.

1253
Kemudian dadanya mengejang kaku diam tak
bergerak lagi. Napasnya telah putus, lidahnya
terjulur panjang.
Sebetulnya Su Nan Su mati akibat totokan yang
dilakukan Liok Bi Lan dengan perhitungan tepat, dia
membiarkan Su Nan Su sempat berlari mencapai
warung arak itu. Dia memperhitungkan sangat jitu,
karena sekarang Su Nan Su sudah menggeletak mati
dicekik oleh hantu cantik itu, muka mereka pucat
pias dan seperti telah berjanji semuanya berlari
meninggalkan warung arak tersebut, mereka pulang
kerumah masing-masing dengan badan menggigil.
Tak seorangpun berani menyentuh tubuh Su Nan
Su yang menggeletak di tanah dalam keadaan
kejang kaku dengan mata mendelik dan lidah
terjulur panjang.
Sie bungkuk juga ketakutan, dengan badan
gemetar dia berusaha menutup warung araknya,
kemudian melingkar di pembaringan dalam
kamarnya dengan tubuh tidak hentinya menggigil
keras.
Tubuh Su Nan Su yang sudah kaku dingin tidak
berjiwa lagi menggeletak saja di jalan.. Sie bungkuk
maupun teman-teman Su Nan Su tidak berani
memeriksa keadaan Su Nan Su mereka menunggu
sampai besok pagi, dengan para penduduk lainnya
barulah memeriksa keadaan Su Nan Su.

1254
Mereka semua yakin bahwa Su Nan Su mati
karena menjadi korban hantu cantik.. dicekik mati,
Tapi tak seorangpun yang tahu bahwa sebenarnya
Su Nan Su mati akibat totokan dibeberapa titik jalan
darahnya yang telah membuat napasnya tersumbat
dan akhirnya membuat dia mati seperti tercekik
karena memang dia tidak bisa bernapas lagi
peristiwa ini telah menggemparkan penduduk
kampung tersebut, seluruh penduduk kampung
Yuan-ci jadi ketakutan selama beberapa hari
berikutnya, mereka takut kalau-kalau hantu cantik
itu muncul lagi dan menggangu mereka.
Jilid ke 28
"Iblis tidak tahu malu !"
Kata-kata makian itu membuat Bwee-sim-mo-li
Liok Bi Lan terkejut juga marah, dia sampai
memutar tubuhnya dengan cepat dan tangan
kanannya bergerak menghantam ke arah
gerombolan pohon dari mana datangnya suara
makian tersebut.
Angin pukulan itu bercuitan karena Bwee-simmo-
li mempergunakan jurus pukulan menghantam
udara kosong disertai tenaga sinkang yang kuat,
maka tak heran daun daun beterbangan kena di
sambar tenaga pukulan yang sangat dahsyat itu.
Berkelebat sesosok bayangan sambil
memperdengarkan tertawa dingin, meloncat keluar

1255
dari tempat persembunyiannya di belakang pohonpohon
yang rimbun, karena angin pukulan itu jelas
kuat sekali dan jika dia menangkis pasti akan
membahayakan keselamatan dirinya, dia dalam
keadaan berjongkok.
Bwe-sim-mo li tidak mau memberikan
kesempatan kepada orang yang sejapat memakinya
itu buat mengadakan persiapan, setelah pukulan
tangan kanannya berhasil memaksa orang itu keluar
dari tempat bersembunyinya, tanpa menunggu
sampai kedua kaki orang itu hinggap di tanah, badan
Bwee-sim-mo-li Liok Bi Lan telah melesat sangat
cepat dan ringan, kedua tangannya bergerak-gerak
seperti cakar naga yang hendak mencengkeram
mangsanya, dari kedua telapak tangan Bwee-simmo
li meluncur angin pukulan yang dahsyat.
Orang itu berseru kaget, dia mati-matian
menangkis memakai kedua tangannya, sebab sudah
tidak keburu mengelakkan lagi pukulan iblis yang
ganas ini. Tapi, tenaga dalamnya masih kalah jauh
jika dibandingkan dengan tenaga dalam Bwee-simmo-
li, sebab begitu tenaga dalam mereka saling
bentur, tak ampun lagi badan orang itu terpental
berguling-guling di tanah diiringi jerit kesakitan !
Bwee-sim-mo-li diam tak mengejar lebih jauh, dia
membiarkan orang itu meloncat berdiri, dan melihat
pakaian orang itu penuh tambalan, berpakaian
sebagai pengemis, yaitu anggota dari Kaipang!

1256
"Hmm, kukira siapa, tak tahunya kura-kura
miskin melarat dari kaipang!" mengejek Bwee-simmo-
li tawar. "Baik, kau sudah bosan hidup rupanya
berani mengintip apa yang kulakukan ! Setiap orang
yang bertemu denganku sebetulnya sudah lebih dari
cukup untuk aku membunuhnya, apalagi sekarang
kau demikian kurang ajar berani mengintai apa yang
kulakukan !"
Pengemis itu memang anggota kaipang usianya
baru tigapuluh tahun. Di dalan kaipang dia dipanggil
dengan sebutan Lo kan,kepandaiannya cukup tinggi
dan menduduki tingkat keempat. Tadi dia memang
kebetulan sekali lewat di dekat tempat di mana
Bwee-sim mo-li tengah memaksa Su Nan Su untuk
mengisi kesepian hatinya.
Sebetulnya pengemis ini, yang tengah ikut Toan
Yok untuk memata-matai semua rombongan Cu Lie
Seng ingin sekali keluar untuk melabrak Bwee-simmo
li, tapi dia menyadari kepandaiannya tidak
mencukupi untuk menandingi iblis yang kejam itu.
Karenanya dia berdiam diri saja di tempat
persembunyiannya, di balik pohon-pohon yang
rimbun. Dia memang menyaksikan semua yang
dilakukan Liok Bi Lan terhadap Su Nan Su. Sampai
akhirnya dia menyaksikan betapa kejamnya Liok Bi
Lan menotok beberapa titik jalan darah mematikan
di tubuh Su Nan Su, dengan tenaga totokan yang
telah diperhitungkan benar sehingga Su Nan Su

1257
tidak mati di waktu itu juga, diberi kesempatan
untuk pulang ke dalam kampung.
Rasa gusar dan muak melihat apa yang dilakukan
Bwee-sim-mo-li, membuat Lo-kan jadi tak bisa
menahan diri dan memakinya juga setelah Su Nan
Su berlari-lari pergi.
Waktu itu melompat "lenyap" dari hadapan Su
Nan Su, sebetulnya Bwee-sim-mo-li tidak pergi jauh,
sebab dia cuma menempatkan dirinya di atas
sebatang cabang pohon, berjongkok dan tertawa geli
ketika melihat Su Kan Su lari terbirit-birit karena
menyangka dia telah menghilang dan sebagai hantu
cantik yang sangat menakutkan sekali."
Lo kan berada di tempat itu juga secara
kebetulan. Dia diperintahkan Toan Yok, pangcunya,
untuk menyelidiki keadaan orang-orangnya Cu Lie
Seng. Dan dia bertemu dengan Bwee-sim-mo-li,
walaupun jeri, tapi dia gagah sekali, dia tidak segera
lari meninggalkan tempat itu, karena Lo kan ingin
sekali mengetahui apa yang akan dilakukan Liok Bi
Lan membawa-bawa Su Nan Su.
Dan akhirnya Lo-kan mengerti apa yang mereka
lakukan di tempat itu, setelah menyaksikan sendiri
semua yang dilakukan Bwee-sim mo-li dan Su Nan
Su. Sungguh memuakkannya.
Tetapi sekarang dengan saling beradunya
kekuatan tangkisan yang dilakukannya dengan

1258
tenaga pukulan Bwee-sim-mo-li dia semakin yakin
bahwa dirinya bukan tandingan iblis yang jahat dan
kejam ini. Maka dia pikir jalan yang paling baik
adalah menyingkir, karena percuma saja jika dia
melakukan perlawanan.
Sambil meloncat berdiri dia memutar tubuhnya
hendak melesat pergi dari tempat itu dengan
mempergunakan ginkangnya. Tapi, baru saja
tubuhnya melesat ke tengah udara, tiba-tiba melesat
beberapa sinar terang dan kedua pahanya dirasakan
sakit bukan main, membuat dia menjerit dan rubuh
terjungkel lagi di tanah, dengan kedua kaki lumpuh
tak bisa berdiri lagi, sebab Bwee-sim mo li telah
menyerangnya dengan jarum beracunnya !
"Hemmm !" si iblis melangkah menghampiri
dengan muka dingin pada pengemis ini.
"Kau harus mati. Sudah ku katakan tadi, siapa
saja, bertemu denganku berarti dia harus mati, apa
lagi kau yang dengan sengaja mengintai apa yang
kulakukan! Kematianmu tentu saja bukan cara yang
enak, harus perlahan-lahan!"
Lo kan nekad, dia tahu tak mungkin lolos dari
tangan ibis yang kejam ini. Maka jalan satu-satunya
ialah mengadu jiwa dengan iblis tersebut. Melihat
Bwee sim-mo-li tengah melangkah menghampirinya,
tahu-tahu tangan dirinya menekan tanah, tubuhnya
melesat menubruk si iblis dengan tangan kanan

1259
menyambar ke dada Bwee-sim mo-li, maksudnya
hendak mengadu jiwa.
Dia tidak peduli lagi dengan penjagaan dirinya
dan keselamatannya, juga tangan kirinya ikut
melakukan serangan tenaga pukulannya bercuitan,
dia telah mempergunakan seluruh Lwekang-nya
Bwee sim mo li benar-benar lihai, karena
sedikitpun dia tidak berkisar dari tempatnya.berdiri.
Matanya saja mengawasi tajam dan waktu kedua
tangan pengemis ini hampir mencapai sasaran,
tahu-tahu dia menekuk ke-dua lututnya, dan kedua
tangannya dilonjorkan.
"Nggggekkkkk... Blesssss!"
Sepuluh jari tangan Bwee-sim- mo li menancap
dalam sekali dada si pengemis, mata Lo-kan
mendelik, mulutnya terbuka lebar, seperti juga dia
tidak percaya pada jurus yang begitu aneh dan
cepat, di mana kesepuluh jari tangan iblis tersebut
bisa menembusi dadanya tanpa dia melihat gerakan
kedua tangan iblis tersebut, dan akhirnya tubuhnya
mengejang, waktu Bwee-sim-mo-li menarik ke
sepuluh jari tangannya dari dada si pengemis, badan
Lokan terguling dengan dada mengeluarkan darah
sangat banyak, memancur... kemudian berkelojotan
sejenak, terdengar suara di tenggorokannya dan
tubuhnya kemudian diam kaku, tak bergerak lagi
mati.

1260
Bwee-sim-mo Ii tertawa mengejek, dia
mempergunakan baju korbannya untuk menyusut
tangannya, agar bersih dari lumuran darah,
Kemudian seperti tidak terjadi sesuatu dia
melangkah pergi meninggalkan tempat itu, tanpa
menoleh lagi meninggalkan mayat Lokan
menggeletak disitu. Tubuh Bwee-sim-mo li melesat
berkelebat, lenyap dalam kegelapan malam . . .
-------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------
--
Malam memang selalu gelap. Tapi tidak ada
sesuatu yang abadi, kegelapan itu akhirnya lenyap
dengan munculnya matahari fajar menggantikan
rembulan untuk menyinari bumi dengan sinarnya
yang hangat, mengusir kegelapan.
Tapi disaat fajar mulai menyingsing, tampak
balasan sosok tubuh sedang menuju ke suatu
tempat yang tampak merupakan tujuan mereka.
Semuanya membekal senjata tajam, sikap mereka
penuh kewaspadaan, dan yang lebih luar biasa
semua orang berpakaian sebagai TOSU, pendeta
penganut agama To.
Sikap mereka tegang, terlihat jelas dari muka
masing-masing yang tak ada senyum dan serius
sekali, mata mereka bersinar tajam, penuh
kewaspadaan.

1261
Didepan rombongan tosu ini, berlari seorang tosu
berusia lanjut. Dia memang seorang berilmu tinggi,
karena badannya ringan sekali seperti terbang
berkelebat pergi mendekati tempat yang dituju,
kedua kakinya seperti tidak menginjak tanah.
Waktu sampai ditempat tujuan mereka yaitu
sebuah lapangan tidak begitu besar dan di kejauhan
terlihat belasan tenda perkemahan semuanya
berhenti berlari, Yang menjadi pemimpin rombongan
tosu itu, yaitu tosu tua yang sudah berusia kurang
lebih enam puluh tahun dan berjalan di sebelah
depan, mengisyaratkan dengan pedangnya yang
dikibaskan ke atas maka belasan tosu itu berpencar
membagi diri mengambil sikap seperti mengepung.
"Hmm. . sekarang kita harus mempertaruhkan
nama baik Kun lun kita, jika memang tak berhasil
kita harus membuang jiwa !" menggumam tosu yang
sudah tua itu kepada tosu yang berdiri di
sampingnya yang menemaninya walaupun kawankawannya
yang lain sudah berpencar mengambil
tempat masing-masing disekitar tempat itu.
"Benar, suheng!" mengangguk tosu yang diajak
bicara itu mungkin berusia lima puluh empat tahun,
sikapnya gagah sekali, matanya bersinar tajam
menunjukkan dia memiliki kepandaian tinggi. "Usaha
kita sekali ini harus berhasil, jika gagal lebih baik
kita tak perlu kembali ke Kun-lun-san! "

1262
"Bagus... apakah semuanya sudah siap?" tanya
pemimpin tosu-tosu itu lagi.
"Semua sudah siap, suheng" Mereka hanya
menanti perintah Suheng .,..!" menyahuti tosu yang
seorang itu.
Tosu tua itu mengawasi ke tenda-tenda yang
terpisah tak jauh lagi yang dari tempat dia dan tosutosu
lainnya berada. Sampai akhirnya diiringi dengan
suara nyaring, badannya telah meloncat
menghampiri tenda-tenda itu, diikuti oleh tosu-tosu
yang lainnya.
Gerakan tubuh mereka semuanya ringan dan
gesit, juga ditangan masing-masing sudah mencekal
pedang yang berkilauan terkena sinar matahari pagi.
Semuanya menyerbu ke tenda tenda itu.
Dari dalam tenda keluar belasan orang juga.
Mereka tak lain Tang Siansu dan yang lain-lainnya.
Mereka sudah mengetahui kedatangan belasan
orang tosu ini, Tang San Siansu tak mau para
pengawalnya menjadi kurban dan berjatuhan mati di
tangan para tosu itu yang tampaknya lihai dan
gagah.
Sebagai seorang yang sudah mencapai sinkang
sangat tajam. Yang luar biasa justeru dia bisa
menerka berapa tinggi kepandaian tamu yang tak
diundang dengan hanya mendengar suara langkah
kakinya saja!

1263
Dan sekarang dia juga tahu bahwa belasan orang
tosu yang menyatroni rombongannya semua
berkepandaian tinggi, karenanya dia telah
perintahkan Cu Lie Seng tak keluar, dia saja
bersama-sama dengan Pak mo, See-mo dan yang
lain-lainnya keluar menyambut.
Tosu tua itu sudah berdiri di depan Tang San
Siansu, bentaknya tanpa memberi hormat kepada
pendeta itu. "Kerbau gundul cepat kau berikan
daftar nama orang-orang gagah dan menyerahkan
orang kepada kami!"
Waktu itu Tang San Siansu sudah melihat jelas
tosu tua itu. dia tertawa bergelak-gelak sampai
tubuhnya ikut tergoncang. "Ah, kiranya Yuan Ci Tojin
! Siapa sangka kau datang berkunjung kemari !
Sayang aku tak bisa menyambut kedatanganmu
dengan jamuan yang meriah ! "
"Jangan banyak rewel, cepat serahkan daftar
nama orang-orang gagah dan menyerahkan orang
pada kami ! "
"Siapa yang hendak kau minta?" Tanya Tang San
Siansu dingin dan tidak memandang sebelah mata
pada tosu ini, bahkan mata nya yang tajam luar
biasa telah mengawasi satu persatu tosu-tosu
lainnya.

1264
"Orang yang hendak kami minta adalah muridmu,
Cu Lie Seng! Dia akan kami bawa ke Kun lun.san,
nanti Ciangbunjin kami akan mengadilinya !"
Tang San Siansu tetap tenang, dia tidak
memperlihatkan sedikitpun perasaan kaget, malah
kemudian dengan sikap mengejek dia bilang: "Kalian
hendak minta muridku agar bisa dibawa oleh kalian
ke Kun lun-san ?" tanyanya dingin. "Bagus ! Kukira
kau sudah makan nyali macan dan gajah sehingga
berani bersikap demikian kurang ajar padaku !"
Tosu tua yang jadi pemimpin rombongan tosu itu,
yang tadi disebut gelarannya oleh Tang San Siansu
dengan panggilan Yuan Ci Tojin, tidak mau rewel,
tangan kanannya telah melepaskan jarum jarum
"Bwee-hoa-ciam" yang sangat halus empat puluh
batang lebih Bwee-hoa-ciam sudah menyambar ke
dada Tang San Siansu.
Yuan Ci Tojin adalah tosu berkepandaian tinggi,
dia melatih senjata rahasianya itu selama duapuluh
tahun lamanya. Tak pernah ada orang yang sanggup
menerima timpukan jarum Bwee-hoa-ciamnya, apa
lagi dia memang menyerang dengan sekaligus
begitu yaitu mempergunakan Bwee-hoa-ciam
dengan jumlah sangat banyak, biarpun Tang San
Siansu memiliki kepandaian tinggi, tak mungkin dia
bisa lolos dari sambaran jarun Bwee-hoa-ciam.
Melatih Bwee-hoa ciam bukanlah pekerjaan yang
mudah, seseorang harus melatih untuk

1265
mengendalikan dulu bobot jarum yang dipergunakan
sebagai senjata rahasia, sebab tenaga menimpuk
jarum-jarum yang berukuran halus dan kecil itu,
harus disertai dengan sinkang kuat.
Jika tidak, jangan harap Bwee-hoa-ciam bisa
memberikan hasil yang sempurna, tenaga
menancapnya tentu tidak bisa terlalu kuat. Sekarang
jarum-jarum Bwee-hoa-ciam itu dilepas oleh seorang
ahli seperti Yuan Ci Tojin. tenaga sinkang tojin itu
cukup tinggi, maka jarum-jarum itu secepat kilat
telah menyambar sekujur badan Tang San siansu.
Namun Tang Siansu sediktpun tidak memandang
sebelah mata pada senjata rahasia tosu tersebut,
malah dengan gesit tahu tahu di tangannya sudah
tercekal sebatang tombak yang diambil dari salah
seorang Kim-ie-wie yang berdiri tak begitu jauh
darinya.
Dan, sekali memutar tombak itu, maka rontoklah
jarum-jarum Bwee-hoa ciam tersebut, sebagian
menjadi bubuk, sedangkan sebagian lagi menempel
di ujung tombak itu, seperti bunga bwee.
Tidak kepalang kaget dan kagumnya Yuan Ci
Tojin dan kawan-kawannya melihat kehebatan
sinkang Tang San Siansu. Sebagai orang yang sudah
mencapai tingkat sangat tinggi maka Tang San
Siansu dapat mempergunakan sinkangnya dengan
baik, dia leluasa untuk menyalurkan tenaga

1266
dalamnya baik pada lengan maupun benda yang
dicekalnya.
Karena tenaga dalam itu telah disalurkan pada
batang tombak, maka batang tombak seperti
berobah jadi besi berani yang memiliki daya menarik
yang kuat, jarum-jarum tersedot keujung tombok itu
dan berkumpul menempel menjadi satu seperti
bunga bwee yang gompiok!
Yuan Ci Tojin menyerang, pedangnya berkelebat
secepat kilat akan menikam leher Tang San Siansu,
namun pedangnya dapat di-sampok oleh tombak
Tang San Siansu begitu keras, sehingga pedang
patah jadi dua !
Yuan Ci Tojin yang sudah nekad tidak mundur,
dia menyerang terus dengan pedang buntungnya.
Tang San Siansu beberapa kali memaksa tosu itu
untuk merobah cara menyerangnya karena
tombaknya dapat mendesak hebat sekali. Tenaga
dalam tosu itu bagaimanapun memang masih berada
dibawah sinkang Tang San Siansu.
Tosu-tosu lainnya sudah menyerbu, mereka
menyerang Tang San Siansu. "Biarkan aku yang
membereskan mereka semua !" Teriak Tang San
Siansu kepada kawan-kawannya. Pak-mo dan yang
lainnya jadi berdiri diam menyaksikan jalannya
pertempuran tersebut tanpa ikut turun tangan,
mereka diam-diam semakin kagum pada Tang San
Siansu, karena dengan cara bertempur seperti

1267
sekarang ini Tang San Siansu seperti sedang
mempercontohkan kepandaiannya yang memang
sangat tinggi, sehingga setiap serangannya itu
membikin tosu-tosu yang berjumlah belasan orang
tersebut tak dapat mendesaknya sedikitpun juga.
Bahkan Tang San Siansu selalu berhasil
mendesak lawan-lawannya dengan tombaknya yang
digerakkan sangat dahsyat,sehingga bergulunggulung
sambil memperdengarkan suara bercuitan
nyaring, karena kuatnya sinkang yang telah
disalurkan pada batang tombak tersebut.
Yuan Ci Tojin sudah mengambil pedang salah
seorang temannya, membuang pedang buntungnya,
kemudian menyerang lebih dahsyat pada Tang San
Siansu. Dengan dibantu oleh teman-temannya Yuan
Ci Tojin jadi lebih hebat dari tadi, karena kalau tadi
dia hanya seorang diri menghadapi Tang San Siansu,
sekarang Tang San Siansu dibikin sibuk oleh temantemannya
dan Yuan Ci Tojin bisa menyerang
semakin hebat.
Tang San Siansu mengempos semangatnya,
waktu dia mengayunkan tombak pada tangannya
seperti gulungan sinar hitam, terdengar dua kali
jeritan disusul meloncat mundur dua orang tosu
dengan dada yang berlumuran darah. Tapi kedua
orang tosu itu tidak roboh, mereka nekad sekali
meloncat maju lagi, sekali ini tanpa peduli akan
keselamatan dirinya, mereka sudah meloncat dekat

1268
sekali dengan pedang menikam dada Tang San
Siansu.
Tapi, belum lagi pedang mereka tiba di sasaran,
tombak Tang San Siansu telah berkelebat membuat
leher mereka robek oleh mata tombak, sampai
kepala kedua tosu itu hampir putus dari lehernya,
karena luka di dileher mereka begitu besar, darah
juga mancur deras.
Mata kedua tosu itu terbuka lebar-lebar, mereka
tidak percaya bahwa di dunia ada kecepatan yang
demikian seperti yang dilakukan Tang San Siansu.
Dalam keadaan seperti ini Yuan Ci Tojin yang
sudah nekad tidak tinggal diam, pedangnya
berkelebat menikam. "Brettttt!" mata pedangnya
berhasil memobek baju di pundak Tang San Siansu.
Sebetulnya mata pedang itu menikam pundak
Tang San Siansu, namun kulit pundak Tang San
Siansu keras melebihi besi, dia memiliki ilmu kebal,
sehingga pedang tak dapat menikam tembus
pundaknya, melesat melejit ke samping, merobek
baju Tang San Siansu saja.
Tapi, hebat kesudahannya untuk Yuan Ci Tojin.
Karena gagal serangannya itu, waktu tangannya
tengah terulur menikamkan pedangnya, mata Tang
San Siansu menyambar bersilang dari samping
kanan ke kiri, masuk ke bawah ketiak Yuan Ci Tojin
waktu itulah mata tombak tersebut telah menikam

1269
ke iga Yuan Ci Tojin, ketika Tang San Siansu
mengangkat tombaknya, maka tubuh Yuan Ci Tojin
yang seperti disate oleh tombak itu terangkat naik
ke tengah udara !
Kawan-kawan Yuan Ci Tojin kaget, mereka
merasa ngeri bukan main dan marah kalap sekali,
mereka meloncat bersama menikam dan menabas
dengan pedang masing-masing.
Tang San Siansu memutar tombaknya, badan Yu
Ci Tojin yang berada di mata tombaknya ikut
berputar, dan terdengar suara "Desssss...
Bleeesssss...!" berulangkali, sebab pedang-pedang
para tosu itu telah menabas dan menikam badan
Yuan Ci Tojin sampai badan tosu itu terpotongpotong,
kaki tangannya buntung!
Yuan Ci Tojin benar-benar kuat, karena dia tidak
mati biarpun keadaannya sudah demikian, tiba-tiba
dia mengempos seluruh sisa tenaganya, dengan
mengerang, tahu tahu tubuhnya yang sudah racik
itu meluncur terlepas dari mata tombak, karena
tubuhnya seperti bisa meloncat ke atas, dan
kepalanya menyeruduk akan membentur kuat sekali
kepala Tang San Siansu !
Inilah cara mengadu jiwa dari orang-orang Kun
lun-pai, saat terakhir Yuan Ci Tojin tidak mau mati
sendirian, dia telah mengempos semangatnya yang
terakhir untuk mati bersama dengan Tang San
Siansu.

1270
Kaget Tang San Siansu, dia tak keburu
mengelakkan benturan kepala Yuan Ci Tojin, dan
satu-satunya jalan hanyalah mengerahkan
sinkangnya pada kepalanya.
"Dukkkkk ....!" kepala Yuan Ci Tosu membentur
kepala Tang San Siansu, darah bercampur otak
segera berpercikan kemana-mana, badan Yuan Ci
Tojin meloso roboh terbanting di tanah, berkelojotan
beberapakali, kemudian diam tak bergerak lagi,
mati.
Ternyata akibat benturan kepalanya dengan
kepala Tang San Siansu menyebabkan kepala Yuan
Ci Tojin sendiri yang pecah hancur dan mati,
sedangkan kepala Tang San Siansu sama sekali tak
mengalami cidera, kepala Tang San Siansu begitu
kuat.
Dia cuma merasa agak gelap pandangan matanya
dan berkunang-kunang ketika kepala Yuan Ci Tojin
membentur kepalanya, itu hanya sekejap dan
beberapa detik, kemudian matanya bersinar tajam
lagi memandang terang.
Bahkan, dengan kepala berlumuran darah dan
otak, darah dan otak Yuan Ci Tojin yang menodai
baju dan kepalanya.
Tang San Siansu mengamuk seperti naga terluka.
Tombak ditangannya menyambar-nyambar memakai
"Liong beng-kun" dahsyat sekali ! Angin pukulan

1271
kedua tangannya menderu-deru dansyat, bagaikan
amukan badai, setiapkali telapak tangannya itu, baik
tangan kiri maupun tangan kanan menyambar,
maka maka terdengar jerit menyayatkan hati,
seorang tosu telah terpental dan ambruk dengan
mata juling dan mulut terbuka, dada yang melesak
karena tulangnya hancur remuk, hanya sempat
berkelojotan beberapakali dan kemudian putus
napas!
Waktu itu cuma tinggal lima orang tosu. mereka
tidak berusaha melarikan diri biarpun melihat
kawan-kawan mereka seorang demi seorang roboh
mati di tangan Tang San Siansu.
Mereka benar-benar nekad dan seperti sengaja
hendak mati dengan semangat penuh,
mempertaruhkan jiwa dengan Tang San Siansu.
Kelitna tosu itu menjerit serentak, mereka meloncat
kalap menikam dengan pedang masing-masing.
Melihat serangan yang datang serentak seperti
ini, Tang San Siansu tidak berkelit, kedua tangannya
berkelebatan dan lima batang pedang lawannya
kena dirampas semua nya, dan waktu Tang San
Siansu menggerakan tangannya lagi, pedangpedang
itu patah menjadi sepuluh potong.
Dan si pendeta bukan hanya sampai di situ saja
bertindak, kedua tangannya cepat sekali telah
menyambar dahsyat, beruntun telah mematikan

1272
kelima tosu itu, yang masing-masing terpental
akibat pukulan mematikan " Liong-beng-kun".
Setelah membereskan kelima tosu ini. Tang San
Siansu berdiri dengan sikap angker, kepala dan baju
berlumuran darah dan otak menyebabkan
keadaannya sangat mengerikan. Teman-temannya
yang menyaksikan jalannya pertempuran tersebut
diam diam menggidik.
Demikian hebat Tang San Siansu, seorang diri
telah berhasil membereskan senua lawan-lawannya
yang berjumlah belasan orang itu, bahkan tosu-tosu
yang memiliki kepandaian tidak rendah !
Pak-mo dan yang lainnya diam-diam juga jadi
semakin tunduk pada Tang San - Siansu. Mereka
memiliki kepandaian tinggi, sebagai datuk
persilatan, yang ditakuti oleh orang-orang kangouw,
juga mereka telengas dan kejam, namun mereka
tidak dapat melebihi kehebatan Tang San Siansu!
Waktu itu dengan suara angkuh Tang San Siansu
sudah bilang: "Mereka benar-benar sengaja
mengantar jiwa..! Kun-lun-pai harus dibasmi rata
dengan bumi, tak ada seorang Kun-lun-pai yang
dapat dibiarkan hidup ! Jika kita telah sampai di
kotaraja, nanti akan kuminta pada Cu-kongkong
untuk membasmi habis semua orang-orang Kun-lunpai
!"

1273
Kemudian Tang San Siansu pergi ke tendanya,
dia salin pakaian dan membersihkan badannya dari
noda darah. Baru kemudian dia bercakap-cakap
dengan See-mo, Cu Lie Seng dan yang lain-lainnya.
"Kita harus melakukan perjalanan empat atau
selambat-lambatnya lima hari lagi, kita segera
sampai di kotaraja!" bilang Tang San Siansu dengan
muka yang angker.
"Selama lima hari itu kita tak boleh lengah.
Justeru umumnya yang dilakukan olen orang lain
ialah semakin dekat pada tujuan, semakin lengah,
sehingga kita bisa terkecoh oleh lawan, yang
mendadak melakukan serangan total.
Kita harus waspada, jangan sampai semakin
dekat kandang sendiri dibikin malu. Jika memang
mereka tahu kita selalu waspada, kupikir merekapun
akan berpikir dua-kali untuk bertindak ...!"
"Suhu bagaimana dengan orang-orang Siao-lim
sie?" tanya Cu Lie Seng sambil mengawasi gurunya.
"Kukira sekarang sudah tiba saatnya. Setelah kita
tiba di kotaraja nanti kita bicarakan lagi tentang
Siao-lim-sie. Memang sekarang sudah kucapai
tingkat yang tertinggi dari "Liong-beng kun" dan tak
ada seorangpun yang sanggup mengatasi jurusjurus
pukulan "Liong-beng-kun'ku itu ! Kukira, tahun
ini adalah tahun terakhir untuk Siao-lim-si, kalau
mereka tetap tidak tahu diri dan tidak mau

1274
menyerahkan kedudukan Ciangbunjin Siao lim si
padaku, maka mereka harus dibabat habis
semuanya, kuilnya kita ratakan dengan bumi dan
semua pendeta Siao-lim kita bunuh habis mereka!"
"Tetapi kitab-kitab pusaka milik Siao-lim-si itu..."
Cu Lie Seng ragu-ragu.
Tang San Siansu tertawa dingin.
"Tentu saja waktu kita menyerbu kesana, yang
paling utama adalah menyelamatkan dulu kitabkitab
itu, sebagian dari kita memecah diri untuk
membereskan kitab-kitab pusaka itu... aku dengan
yang lain akan menghabisi pendeta-pendeta Siao
lim-si... kemudian kita bakar kuil itu !"
Cu Lie Seng tampak girang. Kalau gurunya
berhasil mendapatkan kitab-kitab pusaka Siao lim-si,
jelas akhirnya warisan kitab-kitab pusaka itu jatuh
ke tangannya, karena dia murid kesayangan Tang
San Siansu, tak ada murid lainnya lagi, ilmu silat
andalan maupun kitab pusaka semuanya akan jatuh
di tangannya !
Tiba-tiba muka TangSan Siansu berobah.
"Ehhhhh, mana dia Bi Lan ?" tanyanya.
Dia tidak melihat Bwee-sim-mo-li sejak tadi,
rupanya sekarang baru menyadarinya. Dia
celingukan ke sana kemari, tapi Bwee-sim-mo li
memang tidak berada di antara mereka.

1275
"Ya, sejak tadi kami tak melihatnya juga,"
menyahuti See-mo.
"Aku berada di sini !" Tiba-tiba di luar tanda
terdengar suara Bwee-sim-mo-li, disusul munculnya
iblis kejam itu dengan bibir tersenyum-senyum.
Tang San Siansu mengerutkan alis dan menatap
tajam menyelidik pada Bwee-sim-mo-li, kemudian
dia menggerendeng: "Pakaianmu tidak rapi, apakah
kau..." Tapi dia tidak meneruskan kata-katanya
tersebut.
Bwee-sim-mo-li tahu bahwa Tang San Siansu
cemburu padanya, pasti dia menduga Bwee-sim-mo
li telah pergi mencari mangsa, korbannya lagi, yaitu
orang orang muda. Sebagai seorang yang licik,
Bwee-sim mo li cepat-cepat memperlihatkan wajah
seperti marah, menggerutu juga:
"Mengapa pakaianku yang kau ributkatn? Aku
baru bangun dari tidur karena mendengar suara
ribut-ribut dan langsung keluar ! Apakah, di dunia ini
ada orang yang bangun tidur dengan pakaian yang
tetap rapi dan utuh?"
Tang San Siansu diam tidak menyahuti, cuma
mukanya yang masam memperlihatkan bahwa dia
mendongkol dan tidak senang. Yang lain-lainnya
segera keluar dari tenda meninggalkan Tang San
Siansu, karena setiap kali Tang San Siansu sedang
uring-uringan seperti itu, mereka bisa jadi korban

1276
dimaki olehnya. Maka yang paling selamat adalah
cepat cepat menjauhinya.
Sekarang tinggallah Tang San Siansu berdua
dengan Bwee-sim-mo-li di dalam tenda itu. Bweesim-
mo-li tahu pendeta ini sedang ngambek. Karena
memang selama ini dia jeri dan gentar terhadap
kepandaian dahsyat Tang San Siansu, maka dia
mengalah dan tak mau membawa adat. Dia
menghampiri dan duduk di samping Tang San
Siansu.
"Mengapa sih kau selalu marah marah saja ?"
tanya Bwee-sim- mo-li berbisik lirih manja sekali,
tangannya memegang tangan kanan Tang San
Siansu, mengusap usap seperti orang yang tengah
bersedih hati.
Tang San Siansu melirik.
"Kau sangat liar... tetap saja kau tak bisa tenang
di sampingku, selalu hendak mencari korbankorbanmu
saja...!" menggumam Tang San Siansu
dan wajahnya memperlihatkan rasa cemburu yang
nyata sekali.
Bwee-sim-mo-li tersenyum manja. "Kau ini adaada
saja... Apakah Taisu memang menduga begitu
jelek padaku ? selama ini aku telah digembirakan
olehmu, aku tak pernah merasa kesepian lagi !
Mengapa aku harus mencari korban-korbanku lagi ?
Di dalam dunia ini mana ada manusia yang melebihi

1277
kehebatan taisu ? Mana ada laki-laki yang sanggup
menandingi kehebatan taisu?"
Mendengar pujian tidak langsung Bwee-sim mo-li,
Tang San Siansu berkurang mendongkolnya, dia
melirik. "Benarkah aku merupakan satu-satunya
laki-laki yang paling hebat ?" tanyanya.
Bwee-sim-mo-li mengangguk.
"Apakah aku pernah berdusta di depan taisu ?
Apakah aku pernah menyatakan pada taisu bahwa
aku tak pernah senang dengan taisu ? Aku tidak
pernah bilang bahwa kau gagal menyenangkan
hatiku, bukan ?"
Senang hati Tang San Siansu. Dia mencekal
tangan Bwee-sim-mo-li. "Aku inginkan kau selalu
berada di sampingku !" bisiknya.
"Tentu... aku juga senang jika selalu bisa berada
di samping taisu... tapi yang kukuatirkan...." Bweesim
mo-li tidak meneruskan kata-katanya.
"Apa yang kau kuatirkan? Apakah kau takut nanti
ada yang berusaha menghalangi hubungan kita?"
tanya Tang San Siansu cepat dan matanya
memandang tajam. "Atau kau sudah jatuh hati pada
laki-laki lain?"
Bwee-sim-mo-li menggeleng.

1278
"Bukan... bukan...!" jawabnya segera. "Tapi yang
kukuatirkan justeru kalau Taisu sudah bosan padaku
dan menendangku! " kata-kata ini diiringi dengan
sikap sangat manja, menjatuhkan kepala di dada
Tang San Siansu, membiarkan pendeta itu memeluk
tubuhnya.
Tang San Siansu tertawa gembira, dia memeluk
Bwee-sim-mo-li dengan hangat mulutnya mencium
pipi Bwee sim mo-li yang putih halus.
Bwee sim-mo li mengikik sambil tertawa genit,
tangannya mendorong dada Tang San Siansu.
"Kenapa?" tanya Tang San Siansu sambil
memandang dengan mata terbuka lebar-lebar.
"Geli, kumis jenggotmu begitu kasar,"
menjelaskan Bwee sim- mo-li sambil tertawa.
Tang San Siansu juga tertawa, rasa cemburunya
sudah lenyap seluruhnya. Dia memeluk lagi Bwee
sim mo li, namun sekali ini waktu tangannya
menggerayang, Bwee-sim-mo-li telah mendorong
lagi dadanya. Sekali ini Tang San Siansu jadi
mendongkol.
"Mengapa hari ini sikapmu aneh sekali, Bi Lan?"
tegurnya dengan hati tak senang.

1279
"Tunggu dulu... semuanya dapat berlangsung
dengan lancar dan menyenangkan, tapi aku benarbenar
mendongkol dan penasaran !"
"Apa yang membuat kau penasaran?!"
"Kau ! Engkau yang telah membuat aku sangat
penasaran !"
"Kenapa? "Tang San Siansu mengawasi semakin
tajam, matanya yang memang sudah, besar
semakin besar saja seperti juga biji matanya hendak
meloncat keluar. "Aku membuat kau penasaran?
Kenapa? Katakan. kenapa?"
"Dulu kau sudah berjanji akan memberitahukan
latihan-latihan "Liong-beng kun" padaku, tapi
sekarang sudah sekian lama kita bersahabat, tapi
tak pernah sepatah kata kouw-hoat (teori) dari jurus
pukulan "Liong-beng-kun" yang kau beritahukan
padaku!"
"Ooooh tentang persoalan itu !" kata Tang San
Siansu sambil tertawa bergelak-gelak. "Kukira kau
sudah jatuh hati pada laki-laki lain sehingga jadi
penasaran padaku! Kalau soal itu gampang !
Gampang sekali! Nanti akan kuajarkan padamu teori
dan latihan jurus-jurus pukulan "Liongbeng-kun",
jangan kuatir, aku tak akan membohongimu !"
"Nah, nah apakah ini tidak membuat aku
penasaran ! Kau selalu menggampangkan persoalan,

1280
selalu bilang gampang, gampang, gampang... tapi
buat aku sendiri, sudah sekian lama kunantinantikan
kau beritahukan kauw-hoat "Liong-bengkun",
tetap saja kau tak mau memberi tahukan!
Apakah keadaan seperti ini tidak membuatku selalu
jadi penasaran?"
Tang San Siansu berdiam sejenak, alisnya
berkerut. Di dalam hati ia berpikir: "Hemmm. iblis ini
kira aku mudah ditipunya! Dia iblis liar, sekarang dia
tunduk padaku dan menuruti apa yang kuinginkan
karena dia memang mempunyai maksud-maksud
tertentu, disamping itu memang dia sangat takut
padaku ! Coba kalau dia tak gentar padaku, apakah
dia mau tunduk seperti ini! Mengajarkan dia Liongbeng-
kun ? Memberi tahukan teori jurus jurus
pukulan "Liong-beng-kun" padanya?
Ooooh, ini hanya membuat dia seperti tumbuh
sayap ! Dia tentu kelak tak tunduk lagi padaku !
Dikiranya aku ini terlalu bodoh untuk menuruti
keinginannya!"
Waktu Tang Sin Siansu sedang berpikir seperti
itu. Bwee-sim-mo-li mengawasi saja, Dia juga
berpikir: "Hemmm, setan keparat ini licik sekali, dia
selalu mengelak dan tak mau memberitahukan
kouwkoat "Liong-beng-kun"-nya, Kalau memang
sudah diberitahukan kouwhoat itu dan aku berhasil
merobek seluruh kouwhoat Liong-beng-kun" darinya,
walaupun dia cuma memberitahukan dan
membacakan kouwhoat "Liong-beng kun" satu kali

1281
saja, itu sudah cukup untuk aku memahami jurus
pukulan itu, setidak-tidaknya untuk menciptakan
jurus-jurus lain yang bisa mengatasi "Liong-beng
kun", selanjutnya aku tidak perlu gentar lagi
padanya ....! Tapi, bagaimana caranya untuk
membujuk dia memberitahukan kouwhoat beng-kun
nya ?"
Tang San Siansu melihat Bwee-sim-mo-li berdiam
diri seperti itu, tiba-tiba tertawa bergelak-gelak dan
mengulurkan kedua tangannya, merangkul erat
sekali.
"Mengapa kau harus bersedih hati seperti itu?"
Apakah kau tidak percaya padaku dan kuatir aku
mendustaikau ?" bisik Tang San Siansu sambil
menciumi pipi dan leher Bwee-sim-mo li.
Bwee-sim-moli menghela napas dalam-dalam.
"Aku benar-benar sedih... aku penasaran, karena
merasa cuma dipermainkan olehmu, taisu."
menyahuti Bwee sim-mo-li. Suaranya mengandung
kesedihan.
Tang San Siansu tertawa. "Kau menuduh aku
membuat kau penasaran, sedangkan sebenarnya
aku berusaha untuk menyenangkan kau! Tentang
kouwhoat "Liong-beng kun" nanti pasti
kuberitahukan, sekarang belum waktunya!"

1282
"Kenapa belum waktunya ? Nanti atau sekarang
toh sama saja ?" mendesak Bwee-sim-mo-li.
Sekarang bukan saatnya yang tepat, nanti jika
kita sudah tiba di kotaraja akan kuberitahukan
kouwhoat "Liong-beng-kun" itu padamu!"
"Mengapa tidak sekarang? Apa bedanya disini
dengan di kotaraja?" mendesak Bwee sim-mo-li
sambil mengawasi Tang San Siansu dengan sorot
mata tajam.
Sekarang aku tentu akan membuat muridku nanti
mendongkol...." menyahuti Tang San Siansu.
"Maksudmu Cu Lie Seng, Cu-kongcu ?" tanya
Bwee-sim-mo-li menegasi.
Tang San Siansu mengangguk.
"Benar ... jika dia mengetahui aka
memberitahukan kouwhoat "Liong-beng-kun"
kepadamu, tentu dia akan tersinggung dan merasa
tidak puas. Sebagai murid tunggal pasti dia ingin
agar seluruh kepandaianku hanya diwarisi padanya!
Jika ada perasaan tidak senang padanya tentu
keadaan-keadaan selanjutnya kurang
menggembirakan !"
Bwee-sim-mo li tiba mendorong pundak Tang San
Siansu, kemudian tertawa keras: "Lucu! Sungguh
taisu ini sangat lucu !"

1283
Muka Tang San Siansu berobah tidak senang dia
mengawasi tajam pada Bwee-sim-mo-li, karena dia
tersinggung dirinya disebut lucu, dan juga tertawa
Bwee-sim-mo li seperti mengejeknya.
"Apa yang lucu di diriku ?" tanyanya mendongkol.
"Apa yang kau tertawakan ? Apakah memang benarbenar
ada sesuatu yang lucu dan tidak beres pada
diriku ?"
Bwee-sim-mo-li masih tertawa terus, sampai
memegangi perutnya, karena tertawa geli seperti
itu.
"Tentu saja bukan tubuhmu yang lucu, taisu !
Tetapi sikapmu ! Mana ada sejarahnya dalam dunia
kangouw seorang guru kuatir dan takut muridnya
tidak senang karena si guru memberituhukan
kouwhoat kepandaiannya kepada orang lain? Yang
selalu terjadi justeru si murid yang takut dan kuatir
kalau-kalau gurunya gusar dan menjadi tidak senang
hati oleh tindakannya, bukan si guru yang harus
takut dan kuatir!"
Muka Tang Sar Siansu berobah. "Aku tidak takut,
mengapa aku harus takut pada Cu si tolol itu ?"
katanya dengan suara agak keras menunjukkan
perasaan tak senangnya. "Cuma aku tak mau
melukai perasaannya, karena aku kuatir jika dia
merasa iri dan tak senang hati nanti, nanti
pelajarannya mengalami kemunduran, semangat
untuk berlatihnya akan turun dan ini mempengaruhi

1284
kemajuannya untuk latihan "Liong-beng-kun" yang
tengah diyakininya!
Aku menginginkan dia berhasil melatih dengan
sempurna seluruh kepandaian yang kuwariskan
padanya, karena dia satu-satunya murid tunggalku !
Karena itu, aku tak mau jika kelak dia cuma
membawa malu untukku, karena sebagai murid
tunggalku dia bisa dirobohkan oleh orang lain !
Dia harus memiliki kepandaian yang dahsyat dan
siapapun tak boleh mengalahkannya ! Harus dia
satu-satunya yang berkepandaian tertinggi didalam
dunia kangouw!"
Bwee-sim-mo li tertawa lagi.
"Sungguh keinginan yang sangat terpuji, karena
seorang guru demikian memperhatikan untuk
perkembangan muridnya !" memuji Bwe-sim-mo-li.
Dia cerdik, segera dia tahu si pendeta ini merasa tak
senang oleh kata-katanya.
Tapi memang tadi sengaja Bwee-sim mo li
melontarkan kata-kata itu untuk memancing emosi
Tang San Siansu, dia tengah mengatur siasat untuk
menyudutkan Tang San Siansu dan akkirnya nanti
mau memberitahukan teori jurus jurus pukulan
"Liong-beng-kun" padanya.
"Tapi sayang... ada sesuatu yang harus
disayangkan! "

1285
"Apa yang kurang ? Aku telah mendidik muridku
dengan sebaik-baiknya, apakah kau anggap
kemajaan muridku itu masih kurang dan pantas
ditertawakan orang-orang gagah dalam kangouw ?"
"Bukan! Bukan itu maksudku ! Tetapi sayangnya,
justeru kau tak bisa membuat muridmu itu
merupakan ciangbunjin dari seluruh pintu perguruan
silat dalam kangouw ! Coba kau bayangkan taisu,
kalau memang kedudukan ciangbunjin dari semua
pintu perguruan silat dijabat oleh muridmu,
bukankah hal itu sangat menggembirakan sekali?"
Tang San Siansu tertegun mendengar perkataan
Bwee-sim-mo-li, tapi kemudian dia bertanya:
"Maksudmu itu menjabat semua kedudukan
ciangbunjin dari pintu-pintu perguruan silat di
seluruh kangouw? Begitu maksudmu?"
Bwee sim-mo-li mengangguk.
"Ya, dia murid seorang yang paling tangguh
seperti taisu, tentu tak ada seorangpun yang berani
menentang ! Menjadi bengcu saja tidak cukup.
Hanya jadi pemimpin kalangan kangouw, dengan
kedudukan ciangbunjin dari setiap perguruan silat
ditangan orang-orang lain, tentu suatu waktu akan
ada sikap membangkang dan memberontak ! Apa
salahnya kalau memang kedudukan ciangbunjin dari
setiap pintu perguruan dipegang oleh muridmu,
sehingga seluruh kangouw dikuasai sepenuhnya!

1286
Tang San Siansu mengangguk-angguk ragu-ragu.
Memang saran yang dikemukakan Bwee sim-mo li
merupakan salah satu cara dan jaian terbaik untuk
menguasai rimba persilatan ! Muridnya memang
tengah berusaha untuk menguasai kangouw dengan
menyatakan bahwa dirinya sebagai bengcu atau
ketua kangouw, dan alangkah lebih baiknya kalau
kedudukan ciangbunjin dari semua pintu perguruan
silat dipegang oleh muridnya, tentu tak ada satupun
pintu perguruan siiat yang berani membangkang
atau memberontak lagi !
"Bagus !" akhirnya Tang San Siansu berseru
nyaring sambil menepuk paha Bwee-sim-mo-li. "Apa
yang kau sarankan memang merupakan pendapat
yang sangat baik.
Kedudukan Ciangbunjin Siao- lim-si, Butong,
Kun-lun, Go bie pai dan lain-lainnya dipegang oleh
muridku ! Dalam sejarah persilatan memang belum
terjadi seluruh pintu perguruan silat dipegang oleh
satu orang !
Dan ini memang bisa lebih mudah untuk
menertibkan orang-orang kangouw! Aku akan
berusaha menundukkan semua pintu perguruan
silat, agar mereka mengakui muridku sebagai
ciangbunjin mereka, supaya ciangbunjin mereka
menyerahkan kedudukan ciangbunjin pada muridku!
Jika mereka membangkang tak mau menyerahkan
kedudukan ketua perguruan silatnya, maka kita
babat habis mereka!"

1287
Setelah berkata begitu, Tang San Siansu tertawa
bergelak-gelak nyaring sekali. Tampak dia sangat
gembira. Dia memeluk Bwee-sim-mo-li sambil
menciumi dan memujinya: "Kau benar-benar sangat
cerdas sekali bisa memberikan saran yang demikian
bagus !"
"Tapi sayangnya," kata Bwee-sim-mo-li lagi. "Kau
tak pernah menepati janjimu, taisu ! Kalau kau
memberitahukan kouwhoat "Liong-beng-kun"
kepadaku, sehingga kepandaianku lebih mahir dan
lebih tinggi tingkatnya, tentu tak akan sia-sia apa
yang telah kau lakukan, aku bisa mendampingimu
menghadapi seluruh orang kangouw tanpa perlu
gentar ! Aku selalu akan mendukung muridmu itu
agar mencapai kedudukan tertinggi di dalam
kalangan kangouw!"
"Hah-hah-bah-hah, kembali kau penasaran
tentang kouw-hoat "Liong-beng-kun", percayalah,
nanti akan kuberitahukan kepadamu!" kata Tang
San Siansu.
"Tapi Taisu, jika kau memberitahukan sekarang
padaku teori jurus-jurus pukulan "Liong-beng-kun"-
muridmu itu juga tak akan mengetahui, aku tak
akan memberitahukan pada siapapun juga, kau tak
usah kuatir...!" janji Bwee sim-mo li.
"Bukankah kita hanya berdua saja, tak ada orang
yang mengetahui jika memang kau atau aku tak
memberitahukannya ?"

1288
"Sabarlah... nanti juga aku akan tepati janji.
Jangan kuatir, aku tidak akan membohongimu...
sekarang janganlah mengganggu kegembiraanku
dengan permintaan yang tidak-tidak ! Ayo, kita
bersenang-senang...!"
"Tapi taisu harus berjanji benar-benar tak akan
mengingkari janjimu itu untuk memberitahukan
padaku kouwhoat "Liong beng-kun" !"
"Jangan kuatir... nanti setelah tiba di kota raja,
selama lima hari akan kuberitahukan kau teori jurusjurus
"Liong-beng-kun"
"Benar, taisu ?"
"Pasti kutepati janjiku itu ! Aku juga berharap
memang kau bisa mendukung muridku, secara tidak
langsung membantuku untuk meringankan tugasku
menghadapi orang-orang kangouw ! Sekarang saja
kepandaianmu sudah demikian tinggi, kalau
memang kau kuberitahukan kouwhoat "Liong-bengkun",
niscaya kepandaianmu memperoleh kemajuan
yang pesat sekali sehingga sulit orang
menandingimu lagi !"
Girang Bwee-sim-mo-li, dia akan menahan diri
untuk bersabar selama beberapa hari lagi, sampai
mereka tiba di kotaraja dan akan mendesak Tang
San Siansu untuk menepati janjinya
memberitahukan padanya teori jurus pukulan
"Liong-beng-kun".

1289
Mati-matian Bwee-sim-mo li ingin sekali
mengetahui teori jurus-jurus pukulan "Liong-bengkun"
yang diketahuinya memiliki kepentingan sangat
besar untuk perkembangan ilmu silatnya, sehingga
dia pasti bisa lebih tinggi lagi kepandaiannya.
Diam-diam sebetulnya Bwee sim-mo-li juga
memiliki ambisi untuk menjadi satu-satunya orang
yang paling lihai dalam kalangan kangouw, dia juga
hendak menjadi ketua dari seluruh orang-orang
kangouw.
Keinginannya itu memang sudah terpikirkan
olehnya cukup lama. Jika sekarang dia sengaja
menganjurkan Cu Lie Seng untuk jadi ketua
kangouw, itulah disebabkan dia memang sangat
cerdik, hanya memancing agar Tang San Siansu
mau memberitahukan kouwhoat jurus-jurus pukulan
"Liong-beng-kun".
Justeru Bwee-sim-mo-li yang sudah memiliki
kepandaian sangat tinggi ini merasa gentar pada si
pendeta sebab jurus pukulan "Liong-beng-kun" itu,
kalau dia sudah mengetahui seluruh kouwhoat jurus
pukulan "Liong-beng-kun", niscaya dia bisa melihat
kelemahan jurus pukulan itu, berarti juga dia bisa
mempersiapkan ilmu silat untuk mematahkan Liongbeng-
kun, yang nanti akan dipergunakan untuk
merobohkan Tang San Siansu.
Di saat itu kalau dia sudah berhasil tentu dia tak
perlu gentar lagi pada Tang San Siansu. Dan kalau

1290
saatnya sudah tiba, dia pasti tidak akan mendukung
Cu Lie Seng melainkan ingin merampas kedudukan
ketua Kangouw untuk dirinya sendiri !
Tang San Siansu yang sedang gembira, tampak
tak sabar. Tangannya kasar sekali mengangkat
badan Bwee-sim-mo-li, membantingnya !
Bwee-siin mo-li menjerit lirih dan menggeliat,
sedangkan Tang San Siansu sudah menjambak
rambut Bwee sim mo-li, kemudian menengadahkan
kepala iblis perempuan ini. Waktu itu Bwe sim-mo li
merintih dengan memejamkan matanya.
Tangan kiri Tang San Siansu menampari muka
Bwee sim-mo-li kuat sekali, sampai terdengar suara
"plakkkk . . . plokkk ..." tidak hentinya, sampai
muka iblis itu merah akibat tamparan kuat itu.
"Ayolah...! " suara Bwee sim-mo li semakin lirih,
dia menggeliat lagi. "Ayolah Taisu..." dan pukulanpukulan
Tang San Siansu semakin keras memukuli
muka dan tubuh Bwee-sim mo li, sedangkan Bweesim-
mo-li tampaknya semakin terangsang !
Rupanya, Bwee-sim-mo-li memiliki semacara
penyakit jiwa, yaitu histeris dan baru bisa
memperoleh kegembiraan dengan Tang San Siansu
jika sudah diperlakukan kasar dan tubuhnya
dipersakiti ! Semakin hebat perlakuan yang
mempersakiti dirinya, semakin hebat rangsangan
yaig diperolehnya.

1291
Waktu itu matanya sudah terbalik-balik dan
hanya terlihat putihnya saja. Tangannya
mencengkeram kuat-kuat pundak Tang San Siansu.
"Akan kumampusi kau!" kata Tang San Siansu
dengan napas memburu keras dan mengangkat
badan Bee-sim-moli yang dibanting berulangkali
sampai gedebak-gedebuk keras sekali, dan memang
ini yang diinginkan Bwee-sim-mo-li dan dia seperti
tenggelam semakin dalam, dalam kesenangan yang
bisa diberikan Tang San Siansu, karena pendeta
yang kasar ini mengetahui apa yang di inginkan
Bwee-sim mo-li dan telah memenuhi apa yang
diinginkan Bwee-sim-mo-li ....
-------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------
----
Cu-kongkong Cu Biau Liat mengangguk-angguk
sambil mengawasi daftar nama-nama orang gagah
yang tertulis di secarik kertas berukuran panjang itu,
mukanya berseri-seri. Di depannya berdiri dengan
sikap hormat Siangkoan Giok Lin dan See-mo.
"Bagus!" kata Cu kongkong kemudian sambil
menggulung lagi daftar nama nama orang partai,
"Kau telah melakukan tugas dengan baik,
Siangkoan-kisu ! Kau memang layak menerima
penghargaan tertinggi dari Hongsiang ! Nanti akan
kuberitahukan pada Hongsiang tentang jasa-jasamu,
dan jika terbukti nanti seluruh usaha kita berhasil

1292
menindas pemberontak, pasti pangkat tinggi adalah
bagianmu !"
Siangkoan Giok Lin cepat-cepat menekuk kaki
kanannya berlutut mengucapkan terima kasih.
Cu kong-kong menoleh pada See-mo, setelah
memberi isyarat pada Siangkoan Giok Lin agar
berdiri lagi. "Sekarang kita sudah mendapatkan
posisi sebaik-baiknya di kalangan kangouw, baik di
Utara, Barat, Selatan dan Timur ! Semua ini berkat
bantuan dari kalian! Tentu semua ini tak akan
dilupakan Hongsiang.
Sekarang yang kuinginkan, Thio Hong Gan harus
ditumpas, jika memungkinkan kepalanya dibawa
kemari, untuk diperlihatkan pada Hongsiang,
Selanjutnya, kalian tak usah bersusah payah lagi,
untuk menduduki salah satu jabatan penting di
kerajaan ! Semuanya pasti menerima penghargaan
dari Hong-siang !"
"Baik kongkong, nanti kami akan usahakan
membawa kepala pemberontak itu !"
"Bagus... sekarang aku ingin memberikan
instruksi pada beberapa orang jenderal di
perbatasan, agar untuk sementara ini mereka pulang
ke kotaraja, sebab tenaga mereka diperlukan untuk
ikut membasmi Thio Hong Gan dan pasukannya
yang liar itu! Dalam waktu tiga bulan usaha ini
sudah harus berhasil, karena Hongsiang kemarin

1293
menegurku, agar tak terlalu lama-lama
menyelesaikan persoalan ini! Nah, sampaikanlah
pesanku ini pada teman-teman kalian !" Setelah
berkata begitu Cu kongkong mengibaskan
tangannya, sikapnya mempersilahkan tamutamunya
untuk berlalu.
Setelah See mo dan Siangkoan Giok Lin keluar,
Cu-kongkong seorang diri di dalam ruangan itu.
Sepasang alisnya mengkerut.
"Hemmm, manusia-manusia liar dan kasar
hendak duduk sebagai pejabat pemerintahan...!
Tapi. biarlah, untuk sementara waktu ini memang
aku perlu merangkul mereka, jika segalanya sudah
selesai, mereka akan dibereskan !"
Dan Cu kong-kong tersenyum, dia menepuk
tangannya. Segera menghadap seorang
pengawalnya. Dia perintahkan memanggil Tang San
Siansu. Sekarang ini memang Tang-San Siansu
merupakan satu-satunya orang yang paling
diandalkan oleh Cu kongkong.
Namun sebagai seorang cerdik, tentu saja Cukong-
kong tahu bagaimana menguasai dan
mengendalikan "macan" ini, kalau sekali meleset
saja, tentu bisa membahayakan dirinya juga. Selain
licik, Tang San Siansu diketahuinya memiliki jiwa
yang buruk sekali.

1294
Tak lama kemudian Tang San Siansu sudah
datang menghadap. Dia memberi hormat dengan
membungkukkan tubuhnya, Cu-kongkong
mempersilahkan dia duduk di kursi yang ada di
depan meja kerjanya.
"Taisu, usaha besar yang selama ini kau lakukan
telah berjalan dengan lancar. Coba sekarang kau
jelaskan, apa rencanamu selanjutnya?"
"Siao-lim-si... jika telah dapat dihancurkan atau
dikuasai, semuanya akan berjalan lebih lancar lagi
kongkong !" menyahuti Tang San Siansu. "Dalam
beberapa waktu mendatang, aku akan berusaha
membasminya. Pertama-tama aku akan memaksa
mereka menyerahkan kedudukan Ciangbunjin pada
Cu-ji (anak Cu), jika mereka bersikeras dan menolak
hal itu, berarti Siao-lim-si harus di bakar musnah
dan seluruh pendetanya harus dibasmi."
Cu-kong kong mengangguk-angguk kemudian
katanya: "Memang itu merupakan salah satu jalan
yang cukup baik untuk mendukung lebih lancarnya
usaha besar kita ! Tapi perlu kuingatkan padamu
taisu, apakah tindakan seperti itu tak terlalu berat,
apa lagi mengingat sekarang ini usaha kita untuk
menguasai orang-orang kangouw belum berhasil
sepenuhnya, yang kukuatirkan mereka akan
mendapat kesan kurang baik pada kita atas
penghancuran Siao-lim-si. . ."

1295
"Tapi kongkong harus ingat, tidak semua orang
senang pada Siao lim-si. Syukur kalau Siao-lim-si
mau baik-baik menyerah dan menyerahkan
kedudukan Ciangbunjin pada Cu-ji. tapi jika
membangkang apa salahnya kita hancurkan ! inipun
sebagai contoh yang sangat baik sekali buat seluruh
orang-orang persilatan agar mereka selanjutnya
tidak banyak lagak lagi dan patuh pada setiap
perintah kongkong...!"
Cu Bin Liat mengangguk-angguk sambil tertawa.
"Semua ini berkat bantuan taisu, sehingga aku bisa
melaksanakan tugas dari Hongsiang dengan sebaikbaiknya
! Nah, jika memang taisu menganggap itu
merupakan salah satu jalan yang baik buat kita,
siiahkan taisu atur segalanya !"
"Terima kasih kongkong...!" dan Tang San Siansu
kemudian mengundurkan diri.
Cu Bian Liat tidak segera meninggalkan ruang
kerjanya, dia berdiam diri dengan sepasang alis
yang mengkerut, karena dia tengah berpikir keras,
yang dipikirkannya adalah Tang San Siansu.
Dan Cu Bian Liat ingin jika saja sudah selesai
menumpas Thio Hong Gan, pemimpim pemberontak
itu berhasil di tangkap atau dibawa kepalanya
kehadapan-nya, maka Tang San Siansu akan
disingkirkan !

1296
Tentu saja menyingkirkan Tang San Siansu bukan
urusan yang gampang, tapi dia mempunyai cara
yang telah tersusun baik, karena dia hendak
menyingkirkan Tang San Siansu dengan cara halus,
sehingga nanti Tang San Siansu sendiri tidak akan
menyadari dirinya telah disingkirkan oleh Cu Bian
Liat !
Terpikir begitu, Cu Bian Liat tersenyum puas. Dia
mengutamakan sekarang adalah cara-cara agar
anaknya, Cu Lie Seng berhasil mendapat dulu semua
warisan kepandaian Tang San Siansu, setelah tiba
saatnya barulah Tang San Siansu yang dianggap
bisa berbahaya itu disingkirkan ! menunggang
macan memang sulit untuk turun maupun juga
untuk menyingkirkannya, dan Cu Bian Liat tak akan
bertindak tanggung-tanggung jika kelak hendak
menyingkirkan Tang San Sian-su !
-------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------
----
Cu Siauw Hoa duduk termenung didepan jendela
kamarnya menghadap keluar taman yang indah dan
semarak dengan dengan bunga-bunga beraneka
macam dan warna, harum semerbak tersiar dari
bunga-bunga yang banyak tumbuh di taman
tersebut.
Pikiran Siauw Hoa tidak tenang, dia selalu
teringat pada Giok Han dan Cang In Bwee, setiap

1297
kali teringat pada kedua orang itu, hatinya semakin
dibakar oleh rasa marah dan cemburu. Rasa benci
yang tumbuh di hatinya semakin lama semakin
hebat juga.
Sudah merupakan tekad bulat pada gadis
bangsawan ini untuk membunuh Giok Han dan Cang
In Bwee. Dia sudah seminggu tiba di istana ayahnya,
selama itu dia telah memikirkan cara-cara terbaik
untuk melenyapkan Cang In Bwee, gadis yang jadi
saingannya dan berusaha untuk menarik perhatian
Giok Han.
Jika Giok Han benar-benar mencintainya dan
melepaskan Cang In Bwee, juga nanti terbukti
bahwa Giok Han lebih mencintai Siauw Hoa, maka
gadis bangsawan ini tidak akan membunuhnya. Tapi
jika nanti Giok Han terbukti lebih mencintai In Bwee,
tak ada pilihan lain, dia akan membunuh Giok Han
juga dengan cara apapun !
Dia tengah mempertimbangkan, untuk mengirim
puluhan orang Gi-lim-kun dan Kim-ie-wi yang
berkepandaian tinggi, untuk mencari Giok Han dan
Cang In Bwee dan membunuh kedua orang itu,
cuma saja mengingat kepandaian Giok Han sangat
tinggi, gadis bangsawan ini ragu-ragu kembali.
Dia tahu, jika mengirim orang-orang
berkepandaian tanggung, niscaya Giok Han tak
berhasil diganggu. Cang In Bwee biarpun memiliki
kepandaian di bawah Giok Han, tetap saja sulit

1298
dibunuh selama dia bersama-sama dengan Giok
Han, sebab Giok Han akan melindunginya.
Satu-satunya jalan adalah minta pada Tang San
Siansu, guna memimpin beberapa orang
berkepandaian tinggi, supaya pergi membunuh Cang
In Bwee dan kalau perlu membunuh Giok Han
sekalian.
Rasa benci yang sudah membakar hati dan jiwa
Siauw Hoa demikian hebatnya, sehingga dari rasa
mencintai akhirnya berobah menjadi rasa benci yang
begitu hebat. Selama belum bisa membuat Giok Han
dan Gang In Bwe hancur, dia belum puas.
Selama seminggu itulah Siauw Hoa tenggelam
dalam keragu-raguan. Dia memang sebetulnya ingin
mengadukan pengalamannya itu pada ayahnya,
yang pasti bisa mengirim orang-orang
berkepandaian tinggi untuk menangkap Giok Han
dan Cang In Bwee yang dicap oleb Siauw Hoa
sebagai "pemberontak-pemberontak", namun sejauh
itu dia masih malu untuk menceritakan
pengalamannya itu pada ayahnya!
Sebagaimana lazimnya gadis-gadis Iain, demikian
juga keadaan Siauw Hoa yang merasa malu kalau
harus menceritakan isi hati yang sebenarnya pada
ayahnya.

1299
Karena itu selama seminggu Siauw Hoa masih
diliputi keraguan dan belum bisa memastikan
tindakan apa yang hendak dilakukan.
Sebetulnya, sebagai puteri bangsawan yang
paling berkuasa seperti Cu-kongkong, Siauw-Hoa
tidak kekurangan orang-orang muda yang bisa
dipilih menjadi suaminya. Tetapi sejauh itu, dari
sekian banyak putera-putera pembesar kerajaan
maupun bangsawan yang coba mendekatinya, tak
seorangpun yang menarik perhatian Siauw Hoa.
Memang gadis ini selalu bergaul dengan lincah
dan manis terhadap orang muda manapun juga,
namun sejauh itu masih terbatas sebagai sahabat
biasa saja. Umumnya orang-orang muda itu
memperlihatkan sikap menjilat dan coba-coba
memanggil hatinya dengan berbagai sikap yang
dibuat-buat.
Hal ini yang tak menyenangkan hati Siauw Hao.
Terlebih lagi umumnya orang-orang muda itu
berusaha mendekati Siauw Hoa lebih banyak
terdorong oleh keinginan menjadi mantu Cukongkong
orang kedua yang paling berkuasa setelah
Kaisar di seluruh kerajaan tersebut !
Berbeda dengan Giok Han, orang muda itu benarbenar
menarik hati dan juga telah merebut hati
Siauw Hoa, sehingga gadis bangsawan ini
mencintainya. Namun cintanya itu terbentur pada

1300
keadaan yang begitu pahit, dimana Giok Han
ternyata mencintai Cang In Bwee!
Hal ini membuat Siauw Hoa jadi marah dan
penasaran, dia sebetulnya ingin memperlihatkan
betapapun sebagai puterinya Cu-kongkong dia
sangat berkuasa dan bisa saja memaksa Giok Han
menjadi suaminya dengan memanfaatkan kekuasaan
ayahnya.
Cuma saja, sebagai gadis umumnya, rasa harga
dirinya jauh lebih menang dari cintanya, karena dia
merasa begitu rendah kalau harus menghiba-hiba
pada Giok Han, untuk memperoleh cintanya! Dia tak
mau memaksa Giok Han untuk mencintainya!
Sejak kecil Siauw Hoa sudah demikian
dimanjakan, dan siapapun memperlakukannya
dengan hormat. Sekarang Giok Han ternyata tak
mencintainya, betapa sakit hatinya. Bahkan dengan
telinganya sendiri didengar Giok Han mencintai Cang
In Bwee, kenyataan yang membuat perasaan terluka
!
Baru sekali ini signdis merasa kecewa dan sedih,
mengapa Giok Han tak mencintainya, padahal
sebelumnya demikian banyak orang muda yang
berusaha mengejar cinta Siauw Hoa dan gsdis ini
umumnya memperlihatkan sikap masa bodo pada
orang-orang muda itu !

1301
Memang cinta sulit dibilang juga, dapat datang
kapan saja, di mana saja dan tanpa memandang
tingkat dan golongan. Karena itu Siauw Hoa sendiri
sering menyesali dirinya, mengapa dia harus
mencintai Giok Han, sehingga sekarang perasaannya
demikian menderita oleh cintanya tersebut.
Waktu itu, dia tengah berusaha mencari jalan
untuk melampiaskan penasaran-penasaran maupun
kecewanya. Terkadang didorong oleh emosinya dia
hendak menbunuh Giok Han dan Cang In Bwee, agar
kedua orang muda itu mengetahui siapa dia
sebenarnya, yang memiliki kekuasaan demikian
besar.
Tapi, dilain waktu Siauw Hoa diliputi rasa rindu
yang demikian besar, mendambakan sikap lembut
dan kasih sayang Giok Han, mengharapkan cinta
pemuda itu. Segala macam perasaan berkecamuk
menyiksa perasaan Siauw Hoa.
Dia telah mempertimbangkan dan memikirkannya
selama seminggu itu, tapi tak juga berhasil untuk
memutuskan tindakan apa yang harus ditempuhnya.
Jilid ke 29
Justeru hari ini sejak pagi tadi dia duduk
mematung di depan jendela kamarnya dengan wajah
murung, tubuhnya akhir-akhir ini juga semakin
kurus, sebab seperti gadis-gadis lain yang sedang
jatuh cinta dan kemudian patah hati sebab

1302
mengetahui laki-laki yang dicintainya itu ternyata
mencintai orang lain, gadis lain yang dibencinya
bukan main ! Geregetan Siauw Hoa.
Rasanya dia ingin menjambak rambut In Bwee
dan mengunyeng-ngunyengnya membenturkan
kepala In Bwee pada tembok sampai pecah, atau
memakinya habis-habisan sebagai gadis tidak tahu
malu !
Tapi apa yang dapat dilakukannya ? Dia tak
berhasil mmghina In Bwee. Gadis itu juga memiliki
kepandaian tinggi, Giok Han juga membela In Bwee
! Dan rasa bencinya semakin meluas pada In Bwee
dan Giok Han !
Di depannya Giok Han begitu berani
memperlihatkan bahwa dia memihak In Bwee, tak
sedikitpun memperlihatkan bahwa dia membela
dirinya, sehingga sebagai puteri bangsawan
perasaannya tersinggung sekali.
Sangat penasaran, karena banyak pemuda yang
patuh dan tunduk padanya, diperintah apa saja
olehnya pasti akan dipatuhi oleh pemuda-pemuda
lainnya dengan senang hati! Tapi Giok Han tidak ! I
lnilah yang membuat Siau-Hoa semakin penasaran.
Apa yang harus dilakukannya ? Memberitahukan
ayahnya agar In Bwee dan Giok Han di cap sebagai
pemberontak dan ditangkap kemudian di jatuhi
hukuman mati? Tidak. Giok Han sangat dicintainya,

1303
tak rela Siauw Hoa kalau laki-laki yang dicintainya
harus mati karena dihukum ayahnya ! Tapi Giok Han
begitu kurang ajar, dia begitu berani membela In
Bwee, bahkan mencintai In Bwee!
Oohhh, Siauw Hoa benar-benar bingung
mengambil keputusan untuk dilakukan selanjutnya.
Semakin tenggelam dalam rencana-rencananya yang
selalu membingungkannya untuk menentukan cara
apa untuk melampiaskan kemarahan hatinya, hati
Siauw Hoa semakin tersiksa oteh cintanya yang
gagal itu.
Bayangan wajah Giok Han semakin sering
menganggu pikirannya. Makan tak lezat dan minum
tak menyegarkan! Selalu murung.
Mendadak Siauw Hoa dikagetkan oleh masuknya
seorang pelayannya, yang melaporkan gurunya
datang berkunjung. Dengan wajah tetap murung
Siauw Hoa menyambut kedatangan gurunya ke
ruang tamu.
Di sana tampak duduk Bwee-sim-mo li, ketika
melihat wajah muridnya yang begitu muram, Bweesim-
mo li tertawa. "Oooh, anak manis, mengapa
tampaknya begitu bersedih hati ?
Siauw Hoa menjatuhkan dirinya duduk di depan
gurunya. Memang sebagai gadis bangsawan, Siauw
Hoa maupun Cu Lie Seng tak pernah menjalankan
penghormatan pada guru-guru mereka. Namanya

1304
saja sebagai guru, tapi kedudukan Bwee-sim-mo li
maupun Tang San Siansu, sebagai guru-guru darl
kedua putera-puteri Cu-kongkong ini tak lebih
kedudukannya dari pelayan-pelayan mereka!
"Suhu. aku sedang jengkel!" memberitahukan
Siauw Hoa cemberut.
"Apa yang kau jengkelkan ?" tanya Bwee-simmoli
tertawa. "Biasanya kau anak manis yang
periang yang hidup bahagia sekali. Sekarang
mengapa jadi berobah seperti nenek-nenek saja
cemberut seperti itu?"
Siauw Hoa melirik para gurunya, ragu-ragu untuk
menceritakan apa yang tengah dialaminya. Namun,
gadis ini yang tak mempunyai pelarian untuk
menceritakan kesusahan hatinya pada orang lain,
toh akhirnya bercerita juga tentang perasaan
maupun isi hatinya.
"Wah Wah itu urusan yang mudah sekali, tinggal
kau kisiki ayahmu, urusan jadi beres."
Siauw Hoa menggeleng, katanya. "Jika dia tahu
aku yang mencelakai perempuan tak tahu malu itu,
pasti dia benci sekali padaku..."
"Baiklah Siauw Hoa, jika kau berpendapat begitu,
apakah tidak lebih bagus kalau diam-diam kita pergi
membunuh perempuan tak tahu malu yang jadi
sainganmu itu?"

1305
"Tapi dia memiliki kepandaian tidak rendah, kami
pernah bertempur dan aku tak berhasil
merobohkannya!" menjelaskan Siauw Hoa dengan
muka tetap murung.
"Ohhh ?" alis Bwee sim-mo li mengkerut. "Siapa
gadis yang jadi sainganmu itu?"
"Dia disebut-sebut bermarga Cang In Bwee..."
memberitahukan Siauw Hoa terpaksa sekali, karena
sebetulnya untuk menyebut nama Cang In Bwee
sangat dibencinya
"Cang In Bwee ? Murid siapa ? Siapa gurunya?"
"Aku tidak begitu jelas, suhu !"
"Lalu siapa orang muda yang kau cintai itu ?"
"Dia . .. bilang namanya Giok Han .. .!"
Alis Bwee-sim mo-li mengkerut, dia bilang:
"Apakah pemuda yang berwajah tampan dan
memiliki tubuh tegap dengan senyumnya yang selalu
menghiasi bibir, usianya baru dua puluh tahun ?"
"Aku tidak tahu jelas umurnya, tapi... tapi
memang dia sangat tampan ! Apakah suhu pernah
bertemu dengannya ?"
"Bwee-sim-mo-li memandang ragu-ragu pada
muridnya, sampai akhirnya dia bilang: "Kalau

1306
memang tidak keliru, dia itu musuh ayahmu ! Musuh
yang tangguh sekali ! Dia bergelar Liong-kak-sinhiap,
satu-satunya orang yang membuat Tang San
Siansu jadi pusing kepala, karena kepandaian orang
muda itu memang hebat sekali, sangat tangguh dan
bahkan memiliki semacam ilmu yang bisa
menandingi "Liong-beng-kun" Tang San Siansu ! Dia
musuh besar ayahmu, yang berusaha untuk
membunuh ayahmu...!"
Kaget Siauw Hoa, matanya yang bening dan
indah sampai terbuka besar-besar.
"Benarkah itu suhu ? Oooh, kumohon padamu
suhu, jangan memberitahukan tentang Giok Han
pada ayah, kalau dia ditangkap oleh orang-orang
ayah, terjatuh ke dalam tangan ayah... ooohhh, aku
tidak bisa membayangkan apa yang akan
dialaminya...!"
Bwee-sim-moli tersenyum. "Siauw Hoa, kau
jangan kuatir, aku bukan seorang yang suka
membicarakan urusan yang tidak-tidak pada
ayahmu... aku tak akan membuka rahasia hatimu
pada ayahmu ! Juga kau harus tahu, untuk
menangkap pemuda itupun tidak terlalu mudah,
karena kepandaiannya sangat tinggi! Sekarang
begini saja, aku akan membantumu, agar cintamu
itu tercapai, tapi engkau juga harus berjanji
membantuku melakukan suatu urusan..!"

1307
Siauw Hoa jadi girang, mukanya berseri-seri, dia
loncat dan mencekal kedua tangan gurunya.
"Benarkah suhu mau membantuku ?" tanyanya
dengan penuh harapan. "Apakah suhu mempunyai
cara yang baik agar dia meninggalkan perempuan
tak tahu malu itu dan mencintaiku ?"
Bwee-sim-moli mengangguk sambil tersenyum,
"Tentu saja aku bisa membantumu, apa susahnya
untuk menolongmu keluar dari kesulitan yang satu
ini? Biarpun dia tangguh, tapi banyak jalan untuk
menguasainya ! Bukan bicara besar, apakah gurumu
ada potongan sebagai manusia gentong nasi yang
tidak punya guna ?"
Siauw Hoa. "Suhu sangat lihai berkepandaian
tinggi, siapa yang berani main gila di-depan suhu ?
Juga, aku yakin kalau suhu mau menolongku turun
tangan terhadap urusanku niscaya segalanya akan
beres tanpa ada rintangan ! Apa rencana suhu...?"
"Sabar sabar anak manis. Kau harus berjanji dulu
padaku bahwa kaupun harus melakukan sesuatu
membantuku menyelesaikan suatu persoalan ! Kau
bersedia ?"
"Tentu! Katakanlah, apa yang harus kulakukan
untukmu, suhu ?" tanya Siauw Hoa tidak sabar lagi.
"Aku dengan senang hati akan membantumu, suhu
!"

1308
Bwee-sim mo-li tersenyum, dia menarik tangan
muridnya agar duduk, lebih dekat." Sudah lama aku
minta pada Tang San Siansu agar dia
memberitahukan kouwhoat jurus jurus pukulan
"Liong-beng-kun"nya, tapi sejauh itu dia masih tetap
tak mau memberitahukannya, karena dia seakanakan
hanya berjanji kosong saja. Belum lama yang
lalu dia berjanji, setelah tiba di kotaraja akan
memberitahukan bunyinya kouwhoat jurus pukulan
"Liong-beng kun" kepadaku, namun setelah sampai
di sini selama beberapa hari, dia tetap bungkam tak
menepati janjinya, selalu pura-pura sibuk sehingga
tak ada kesempatan untuk memberitahukan padaku
kouwhoat jurus pukulan tersebut!"
"Lalu, apakah aku harus membujuk Tang San
suhu supaya memberitahukan kouwhoat jurus
pukulan andalannya itu padamu, suhu?" tanya Siauw
Hoa tidak sadar. "Aku akan berusaha membujuknya,
agar dia mau memberi tahukan teori-teori jurus
pukulannya itu!"
Bwee sim-mo li menggeleng.
"Tidak mungkin dia menuruti keinginanmu dan
memberitahukan kouwhoatnya itu padaku". Tapi aku
ada jalan lain, dan ini memerlukan bantuanmu !
Kalau memang kau sungguh-sungguh mau
membantuku, tentu semuanya jadi beres."
"Aku bersedia membantumu, suhu, tapi, dengan
cara bagaimana ?"

1309
"Kakakmu, Cu Lie Seng, adalah murid
kesayangan Tang San Siansu, bukan ?" tanya Bweesim-
mo-li.
Siauw Hoa mengangguk. "Hal itu bukankah
suhupun sudah mengetahui sejak dulu?" dia balik
bertanya.
"Benar! Tapi justeru sekarang kuncinya berada di
tangan kakakmu itu ! Cu Lie Seng sudah berhasil
mempelajari seluruh jurus Liongbeng-kun,
karenanya kau hanya berusaha membujuknya agar
dia memberitahukan bunyinya kouwhoat jurus
pukulan "Liongbeng-kun", nanti memberitahukan
juga padaku ! Yang terpenting buatku adalah
bunyinya kouwboat jurus pukulan itu, tanpa perlu
gerakannya ataupun cara-cara melatihnya.
Cukup asal kau bisa mengetahui bunyinya
kouwhoat jurus pukulan tersebut hal itu sudah lebih
dari cukup, kau harus berusaha membujuk kakakmu
itu memberitahukan kouwboat jurus pukulan "Liongbeng-
kun" itu padamu sehingga dia mau
memberitahukan selengkap-lengkapnya, Sekalisekali
janganlah kau beritahukan bahwa kau
melakukan semua ini untuk kepentingan diriku,
beritahukan saja pada Cu Lie Seng bahwa kau
sendiri yang ingin mengetahui bunyinya kouwkoat
jurus pukulan Liong-beng-kun. Jika kau
menerangkan padanya semua ini demi
kepentinganku, niscaya Cu kongcu tak mau

1310
memberitahukan kouwkoatnya itu ! Mengertilah kau
Siauw Hoa?"
Siauw Hoa sangat cerdas, dia segera dapat
menangkap maksud gurunya tersebut.
"Aku tahu, tentu suhu menginginginkan kakakku
itu menyangka aku sendiri yang hendak mendengar
kouwkoat jurus pukulan "Liong-beng-kun" itu bukan?
Nah aku paham, tentu setelah mendengar dan
mengetahui bunyi kouwhoat tersebut, kau akan
menciptakan semacam ilmu silat yang ampuh untuk
mengimbangi Liong-beng-kun itu. Bukankah begitu
suhu ?"
Bwee-sim mo-li tersenyum sambil mengangguk.
"Sungguh kau murid yang sangat cerdas dan pintar!
Benar apa yang kau katakan, aku bermaksud untuk
menciptakan semacam ilmu silat yang bisa
merobohkan dan menghadapi Liong beng kun, agar
Tang San Siansu tidak terlalu bertingkah dan merasa
cuma dia saja yang mempunyai kepandaian tinggi
serta tidak memandang mata padaku! Tentu kau
sendiri tersinggung kalau gurumu dipandang rendah
oleh Tang San Siansu, bukan ?"
Siauw Hoa mengangguk sambil tersenyum.
"Baiklan suhu, kau jangan kuatir, aku akan
membujuk Sengko supaya dia memberitahukan
bunyi kouwhoat jurus Liong-beng-kun" gurunya, aku
jamin dia akan memberitahukannya, karena dia

1311
sangat sayang padaku... Tapi, kau juga harus
membantuku sungguh-sungguh, agar dia... dia...
menemuiku...!"
"Giok Han, maksudku ? Jangan kuatir ! Aku sudah
berjanji dan tak akan menarik janjiku itu ! Kau tahu,
aku dengan mudah bisa membunuh gadis yang jadi
kekasih Giok Han, kemudian kita menempuh
berbagai cara untuk lebih mendekati Giok Han.
Bukankah iru cara yang sangat baik ? Tanpa ada
sainganmu itu, tentu perhatian Giok Han tertumpah
padamu !"
Setelah seminggu bermurung diri, baru sekarang
Siauw Hoa tampak pulih kegembiraannya. Dengan
lincah dia telah bilang: "Baiklah suhu... aku yakin
jika memang kau yang membantuku, pasti urusan
jadi beres..."
"Tapi kau juga jangan lupa bahwa aku
memerlukan bantuanmu dan harus mendapatkan
kouwhoat jurus pukulan "Liong-beng-kun" Tang San
Siansu lewat mulut kakakmu!"
Siauw Hoa mengangguk, timbul harapan baru di
hatinya bahwa ia bisa mempengaruhi Giok Han,
sehingga orang muda itu mau mencintainya sepenuh
hati.
Dia juga yakin, jika memang gurunya turun
tangan, jangan harap Cang In Bwee bisa hidup lebih

1312
lama, pasti gurunya bisa membunuh Cang In Bwee
dengan mudah...!
Angin berhembus dingin dan keras, daun-daun
kering terbang terbawa hembusan angin. Tapi Toat
beng-sin ciang tidak merasakannya hal itu, dia cuma
merasa menderita karena sekujur tubuhnya seperti
juga menjadi copot-copot ngilu dan tulang-tulangnya
seperti mau terlepas satu dengan yang lainnya.
Ketika ia membuka matanya, yang pertama-tama
dirasakannya adalah rasa panas yang seperti
membakar sekujur tubuhnya, bahkan dari tubuhnya
telah mengepul asap yang cukup tebal terhembus
buyar. Itu disebabkan tubuh Toat-beng-sin ciang
terlalu panas dan telah menyebabkan dia berada
dalam keadaan antara sadar dan tidak sadar,
napasnya juga memburu keras sekali, itulah
disebabkan lukanya yang terlalu hebat.
Dia juga berada dalam keadaan mengigau,
mulutnya tak hentinya menggumam mengucapkan
sesuatu. Tadi dia jatuh pingsan dan sudah
berlangsung berapa lama barulah tersadar.
Dari semak belukar di samping kanannya
mendadak loncat dua sosok tubuh, hinggap di
samping Toat- beng sin ciang, dua laki laki berwajah
kasar penuh dengan kumis dan jenggot. "Huh huh
huh-huh, nenek-nenek tua renta yang sudah akan
mampus!" menggumam yang seorang, yang
hidungnya terlalu mancung seperti paruh burung,

1313
apa lagi mulutnya yang monyong itu lancip,
menambah lucu mukanya yang berkumis dan
berjenggot lebat. "Nenek-nenek tua renta seperti
mana mempunyai barang berharga ?"
Toat beng-sin-ciang melirik, tapi dia tak berdaya
untuk menggerakkan tangannya, sekujur tubuhnya
sakit luar biasa, tulang- tulangnya seperti telah
copot semuanya membuat dia cuma menggeletak
tak berdaya, padahal dia tahu kedua orang ini pasti
perampok atau penjahat yang sering mengganggu
keamanan orang-orang yang lewat di tempat
tersebut.
Kawan yang hidungnya seperti paruh burung,
yang telinganya besar sekali melebihi ukuran
normal. "Kukira tak ada salahnya kita periksa
sakunya, siapa tahu dia menyimpan barang yang
cukup berharga?"
Si hidung seperti paruh burung setuju. Mereka
berdua jongkok untuk memeriksa saku baju Toat
beng-sin-ciang. Bukan main gusar Toat-beng-sinciang.
Biasanya dia seorang nenek sakti
berkepandaian tinggi dan tak ada seorangpun berani
buat bersikap kurang ajar, apalagi untuk
menggeledah sakunya.
Namun dia dalam keadaan tidak berdaya, ketika
kedua orang itu memeriksa saku bajunya. Toat
beng-sin ciang tidak bisa berbuat apa-apa.

1314
Seluruh barang yang ada didalam sikunya
dikeluarkan kedua orang itu, mereka tampak
kecewa, sebab selain botol-botol obat, tak terdapat
barang apapun juga.
Satu tail uangpun tak ada didalam kantong nenek
tua renta ini Saking mendongkolnya yang hidungnya
seperti paruh burung telah memaki kalang-kabutan
tadinya hendak menempeleng kepala Toat beng-sinciang,
yang waktu itu cuma bisa mengawasi tanpa
beriaya untuk mencegah perbuatan orang kedua
tersebut.
Tapi, saat itu kawannya telah mencekal
tangannya dan katanya. "Lihatlah botol-bo-tol ini
penuh dengan obat-obat, mungkin ini obat mujarab,
yang berharga, kita bisa menjualnya ketoko obat
sehingga jadi uang..
Cepat-cepat si hidung seperti paruh burung
menyambar sebuah botol, dia girang karena
mendengar perkataan temannya, memiliki harapan
lagi. Dibuka tutup botol dan mengendus-endusnya,
Tersiar harum semerbak dari dalam botol "Obat apa
harum semerbak seperti ini? jangan-jangan ini cuma
bubuk-bubuk pewangi masakan saja !". gumam si
hidung seperti paruh burung.
Botol di tangannya di serahkan kepada temannya,
yang ikut mengendus-endusnya, kemudian
mengerutkan alisnya. "Harum tapi baunya tak enak,
sangat aneh sekali...!" gumam temannya itu.

1315
Tapi baru saja dia bilang begitu tubuhnya tahutahu
terjungkel rubuh, matanya mendelik, tubuhnya
kelojotan dan kulit badannya telah berobah hitam,
tenggorokannya seperti tercekik dan napasnya putus
seketika !
Si hidung seperti paruh burung tadi cuma
mengendus-endus tiga kali, sendangkan kawannya
sampai delapan kali. Dia tidak roboh, karena dia
cuma mencendus sedikit ha wa bercaun didalam
botol itu. waktu melihat kawannya roboh terjungkel
berkelojotan serta sekujur tubuhnya berobah hitam,
si hidung seperti paruh burung jadi kaget setengah
mati, seketika dia bisa menduga penyebab
kecelakaan kawannya itu.
Dia cepat-cepat menggosok hidungnya
berulangkali, karena menduga bubuk didalam botol
itu adalah bubuk racun. Tapi terlambat baru saja dia
menggosok dua kali hidungnya, badannya sudah
sempoyongan kemudian roboh terjungkel
berkelojotan seperti juga yang dialami oleh
kawannya, matanya mendelik, mulutnya berbusa,
kemudian mengejang kaku karena lehernya seperti
di cekik kuat sampai napasnya susah. Hanya
terdengar suara "krokkkkk...krokkkk ! " beberapa
kali dari lehernya, kemudian diam tak ber gerak lagi,
kaku dan dingin karena jiwanya telah melayang....
Toat-beng sin-ciang menngawasi kedua orang itu
yang menemui ajalnya sebab menciumi botol
racunnya, dan dia bersukur bahwa kedua orang itu

1316
telah mengeluarkan seluruh botol-botolnya. Dia jadi
ingat obat untuk "Menyambung Nyawa" yang
dimilikinya.
Demikian mujarabnya obat tersebut sehingga jika
seseorang menderita sakit parah tapi asal masih
bernapas, kalau menelan pil obat ini niscaya
tertolong jiwanya !
Tapi sulitnya Toat beng-sin-ciang tak bisa
menggerakkan tangan dan kakinya, sekujur
tubuhnya kaku, sedangkan di tempat itu tidak
terdapat orang lain yang bisa dimintai
pertolongannya. Toat-beng-sin-ciang mati-matian
berusaha mengerahkan seluruh sisa tenaganya, tapi
tangannya tetap tak bisa digerakkan, tak mematuhi
perintahnya lagi.
Kedua tangannya seperti sudah tak memiliki
tenaga sedikitpun juga. Toat-beng-sin ciang
mengeluh dan menyesal setengah. Jika tadi sebelum
pingsan dia ingat akat akan obatnya itu, niscaya
keadaannya tidak separah ini... sedangkan sekarang
biarpun dia melihat botol obatnya itu menggeletak
tidak darinya dia tidak bisa mengambilnya, tidak
menelan pil manjurnya itu... dia cuma bisa
mengawasi, karena beberapakali usahanya untuk
menggerakkan kedua tangannya sama sekali tidak
berhasil.
Akhirnya Toat-beng-sin ciang putus asa. dia
rebah dengan satu harapan di tempat itu lewat

1317
seseorang, yang bisa dimintai pertolongannya buat
mengambilkan botol obatnya itu
Waktu berlalu ... entah berapa lama Toat-bengsin-
ciang rebah tak berdaya di situ, bahkan sekujur
tubuhnya tambah sakit-sakit, seperti disayat-sayat.
Toat-beng sin ciang juga menggidik, karena dia tahu
jika seorang korban pukulan "Liong-beng-kun" tidak
cepat-cepat memperoleh pengobatan yang tepat,
niscaya syaraf-syarafnya secara perlahan-lahan akan
saling putus, dan jika sampai syaraf pusat di
tengkuknya terputuskan juga, seterusnya dia tak
ada gunanya hidup... dia selain menjadi manusia
lumpuh juga akan hilang pikirannya, menjadi orang
yang tolol, dan tak tahu apa-apa...!
Keringat dingin mengucur deras membasahi
tubuh Toat-beng-sin ciang, dia jadi mengharapkan
benar di tempat itu lewat seseorang...
Seekor burung gagak Iewat memekik
mengeluarkan suaranya yang serak, sang magrib
sudah mendatang, sebentar, lagi keadaan disitu
akan gelap dan habislah harapan Toat-beng-sin
ciang bahwa di tempat ini akan lewat seseorang
yang bisa dimintai pertolongannya...
Dalam keadaan putus asa sererti itulah, sebagai
seorang yang telah terjepit, sehingga berada dalam
keadaan ancaman mati dan hidup, Toat-beng-sinciang
tiba-tiba terpikir sesuatu, yaitu tentang latihan
sinkangnya yang belum lama lalu diciptakannya, tapi

1318
belum dirarnpungkannya, latihan tenaga dalam pada
pusarnya, untuk membangkitkan hawa murninya
dalam dirinya.
Seperti orang yang tengah terjepit dalam
ancaman kematian, maka otaknya akan jauh lebih
terang dab selalu ada saja jalan terakhir yang bisa
ditempuh buat menyelamatkan dirinya. Demikian
juga halnya dengan Toat-beng sin ciang sudah lama
dia rebah di situ, sejauh itu dia tak ingat latihan
sinkangnya yang istimewa itu, dan baru teringat
setelah dia berada dalam keadaan putus asa.
Cepat-cepat Toat beng-sin-ciang memejamkan
matanya dan mengerahkan tenaga dipusarnya,
berusaha membangkitkan hawa murni dan tenaga
hidup di dalam dirinya. Biarpun dia belum
melatihnya selesai tenaga sinkang tersebut, namun
dia telah cukup tinggi memiliki latihan sinkang, dia
seorang tokoh persilatan, tak mengherankan begitu
dia memusatkan sinkang dari hawa tantian
(pusar)nya, segera dia merasakan sebuah bola api
panas yang berputar-putar di perutnya, dan seluruh
isi perutnya menjadi hangat, seperti menggelinding
naik ke ulu hati, menghangati sekitar tempat itu.
Saat itulah kedua tangan Toat-beng-sin-ciang
dapat digerakkan lagi, walaupun dengan kaku Tidak
buang waktu lagi Toat-beng-sin ciang segera
menyambar botol obat "Menyambung Nyawa'nya,
dia membuka tutup botol dan mengeluarkan enam

1319
butir pil yang berwarna merah darah, menelannya
dengan bantuan air ludahnya.
Sebetulnya, buat seseorang yang menderita sakit
berat, cukup menelan tiga butir pil itu, tapi sekarang
Toat-beng-sin ciang menginginkan tenaganya bisa
pulih sebagian dalam waktu singkat, sekaligus telah
menelan enam butir pil itu.
Berangsur-angsur rasa sakit yang menyerang
sekujur tubuhnya berkurang, dia juga sudah dapat
menggerakkan kedua kaki dan tubuhnya, dia lompat
bangun dan berdiri dengan terhuyung-huyung.
Segera Toat-beng-sin-ciang duduk lagi bersemedhi
dia memusatkan tenaga sinkangnya untuk
memiilihkan kesehatan tubuhnya.
Dengan bantuan enam butir pil itu, sementara dia
bisa membendung arus akibat pukulan Li-ong-bengkun
Tan San Siansu yang tadi menguasai dirinya, dia
bisa mempertahankan hidupnya sedikitnya satu
bulan, tanpa perlu kuatir menderita cacad. Dalam
sebulan itu dia pun memiliki kesempatan untuk
menyembuhkan dirinya dari luka tersebut. Sebagai
seorang ahli menggunakan racun dan obat-obatan,
maka dia akan berusaha untuk menyembuhkan
sendiri dirinya.
Di samping itu Toat - beng-sin-ci-ang juga sudah
bertekad dalam sebulan ini untuk pergi mencari
Tang San Siansu, mengadu jiwa dengannya, untuk
mati bersama-sama !

1320
Setelah mengerahkan singkangnya beberapa saat
dan tubuhnya mulai segar kembali, Toat-beng-sinciang
memunguti botol-botol obat dan botol-botol
racun yang tadi diberantakan oleh kedua orang
perampok tak bernama itu. Dia menyimpan dalam
sakunya lagi, bermaksud untuk meninggalkan
tempat ini guna mencari Tang San Siansu.
Tapi, melangkah belum begitu jauh mendadak dia
mendengar dari balik gerombolan pohon ada
beberapa orang yang sedang bercakap-cakap
dengan suara perlahan sekali, suara langkah kaki
mereka ringan sekali.
Diam-diam Toat beng sin-ciang terkejut dan
heran? siapakah orang-orang itu? Kalau musuh,
tentu keadaan seperti ini tak menguntungkan.
Keadaan Toat-beng-sin-ciang belum pulih
keseluruhannya dan jelas tak mungkin dia
melakukan pertempuran yang berat, hanya akan
menyebabkan luka dirinya kumat menjadi hebat
kembali.
Dia segera menyelinap kebalik sebatang pohon
dan bersembunyi di situ, mengawasi ke arah
gerombolan pohon, dari mana didengar suara orang
bercakap-cakap itu.
"Suheng, siluman itu pandai ilmu sihir, kita harus
waspada!" kata yang seorang dengan suara
perlahan.

1321
"Ya, kita tak perlu kuatir terhadap ilmu sihirnya,
kalau kita tak membiarkan diri kita dikuasai oleh
ilmu sihir, dengan sinkang yang kuat pasti dapat
menghadapi siluman itu!"
Suara langkah kaki itu semakin dekat dan
kemudian tampak muncul beberapa orang pendeta
berpakaian serba kuning, kepala batok dan mata
tajam. Langkah kaki mereka ringan, semuanya
berjumlah lima orang.
Yang membuat Toat-beng-sin-ciang terkejut
dikenalinya kelima pendeta itu adalah pendetapendeta
Siao limsi! Siapakah siluman yang mereka
maksudkan? Apa yang hendak mereka lakukan
terhadap siluman itu? Ilmu sihir apakah yang dimiliki
siluman itu sehingga membuat para pendeta itu agar
gentar ?
"Suheng," terdengar pendeta yang satunya bilang
lagi. "Lebih baik kita bersabar dulu, nanti setelah
Tang Lu Susiok tiba barulah kita satroni siluman itu,
pasti dengan mudah dapat kita basmi !"
Hweshio yang dipanggil suheng itu menggeleng.
"Jumlah kita berlima, tak mungkin kita kalah oleh
siluman itu ! Tang Lu Susiok tiba malam ini, dan
bersama dengannya kita hendak melakukan
perjalanan ke kotaraja, sehingga kita tak
mempunyai waktu lagi, sehari sebelumnya hongthio
telah berpesan pada malaman Ce it bulan ini kita
sudah harus berada di kotaraja, berkumpul dengan

1322
yang lainnya. Waktu yang dijanjikan itu tinggal
empat hari dan dan tempat ini menuju ke kotaraja
jika dilakukan dengan perjalanan siang malam,
memerlukan waktu empat hari. Marilah sekarang
juga kita cari-siluman itu.. kukira kita berlima cukup
untuk membassminya...!"
"Baiklah!" adik seperguruannya setuju, dan
kelima pendeta Siao li Iim-si itu pergi ke arah barat.
Toat-beng-sin-ciang kaget bukan main bercampur
girang. Tang Lu Siansu dari Siao-lim si telah turun
gunung dan akan pergi ke kotaraja? Tentu pendeta
sakti itu hendak mencari Tang San Siansu ! Juga
mendengar percakapan beberapa pendeta tadi, jelas
di kotarajapun akan datang tokoh-tokoh Siao-lim-si
lainnya, karena dapat ditarik kesimpulan dari
percakapan pendeta-pendeta tadi, hongthio Siao-lim
si, yaitu Tang Sin Siansu juga akan datang ke
kotaraja, pada malaman Ce-it mereka akan saling
bertemu disana!
Jika tidak menghadapi urusan yang sangat
penting sekali, hongthio Siao-limsi tak akan turun
gunung. Sekarang Tang Sin Siansu telah turun
gunung, pasii urusan yang tengah diurus para
pendeta Siao lim-si itu merupakan urusan sangat
penting!
Toat-beng-sin-ciang selain girang, juga jadi
tegang. Dia tak tahu urusan penting apa yang
tengah dihadapi Siao-lim-si. Perasaan ingin tahunya

1323
apa yang dilakukan kelima pendeta Siao lim-si itu
terhadap yang disebutnya siluman, membuat Toat
beng-sin-ciang diam-diam mengikuti dari jarak
tertentu di belakang kelima pendeta-pendeta itu. Dia
memiliki ginkang sangat tinggi, maka kelima
pendeta itu tak mengetahui bahwa diri mereka
sedang dibayangi seseorang.
Ternyata kelima pendeta itu adalah pendetapendeta
muda Siao Iim si dari tingkat Fung. Masingmasing
bernama Ci, Koan, Liang, Cu dan Toan. Yang
tadi dipanggil dengan sebutan suheng, kakak
seperguruan, adalah Fung Ci Hweshio.
Kelima pendeta ini memang sedang melakukan
perjalanan ke kotaraja, dan mereka diperintahkan
menunggu Tang Lu Siansu di tempat itu karena Tang
Lu Siansu melakukan perjalanan belakangan dari
mereka dan nanti bersama-sama berangkat te
kotaraja.
Tetapi siapa tahu waktu Fung Ci Hweshio berlima
sampai ditempat ini siang tadi, mereka telah
mendengar cerita penduduk bahwa akhir-akhir ini di
tempat tersebut muncul seorang siluman yang jahat
sekali dan pandai menggunakan ilmu sihir. Siluman
itu berpakaian sebagai seorang tosu dan tak berhasil
ditangkap penduduk sebab dia terlalu tangguh,
bahkan belasan orang penduduk telah dibikin terluka
parah, empat orang mati waktu melakukan
pengeroyokan.

1324
Siluman itu setiap malam menyatroni rumahrumah
penduduk, untuk memperkosa anak isteri
orang, atau juga menculik gadis-gadis berusia
balasan tahun. Hal ini sudah berlangsung hampir
tiga bulan dan penduduk di sekitar tempat itu tak
berdaya untuk mengatasi kejahatan siluman
tersebut, mereka hanya hidup dalam ketakutan.
Tak kepalang marahnya Fung Ci Hweshio berlima
mendengar cerita penduduk. Mereka menanyakan
tempat bersembunyi siluman itu dan saat ini juga
mereka hendak menyatroni siluman itu untuk
membasminya.
Mereka yakin, dengan kepandaian yang mereka
miliki dan juga berjumlah lima orang, pasti bisa
menghadapi siluman tersebut. Tak ada perasaan
gentar sedikitpun pada mereka, biarpun mendengar
siluman jahat itu pandai sekali ilmu sihirnya.
Sebetulnya kelima pendeta Siao-lim si ini minta
seorang penduduk uniuk mengantarkan mereka ke
tempat bersembunyi siluman tersebut, tapi tak ada
seorangpun dari penduduk yang berani
mengantarkan, mereka kuatir kelima pendeta ini
gagal mengusir siluman itu, walaupun Fung Ci
Hweshio berlima sudah menjamin mereka pasti
berhasil mengusir siluman itu, tetap saja tak ada
seorangpun dan penduduk yang bersedia jadi
penunjuk jalan.

1325
Mereka cuma memberitahukan tempat
persembunyian siluman itu di sebuah goa yang ada
ditebing di sebelah selatan lembah. Maka terpaksa
kelima pendeta Siao lim-si ini berangkat tanpa
penunjuk jalan.
Tak lama kemudian mereka telah berada di
lembah sebelah selatan dan mencari cari goa yang
dimaksud penduduk kampung sebagai terapat
bersembunyi siluman jahat itu.
Ternyata goa yarg dimaksud penduduk sekitar
tempat itu sebagai tempat bersembunyi siluman
jahat adalah goa yang cukup besar dan luas,
letaknya cukup tinggi belasan tumbak di tebing yang
sulit untuk didaki oleh orang biasa. Kelima pendeta
Siao lim-si ini hati-hati mendekati goa itu, mereka
mengambil sikap waspada.
Tetapi belum lagi Fang Ci Hweshio atau pendetapendeta
lainnya berseru untuk memanggil keluar
siluman itu, sudah terdengar suara tertawa
bergelak-gelak menyeramkan.
"Manusia-manusia tak tahu mampus, apakah
kedatangan kalian kemari hendak mengantarkan
jiwa kalian?" suara itu mengguntur menyeramkan
sekali, menggemparkan sekitar tempat itu.
Alis Fang Ci Hweshio berlima jadi mengkerut.
Suara seruan itu demikian nyaringnya, jelas

1326
"siluman" itu mempergunakan sinkang waktu bicara,
sehingga suaranya bisa bergema seperti itu.
Melihat kenyataan ini, segera para pendeta Siaolim
si semakin yakin bahwa apa yang dinamakan
siluman itu tak lebih hanya seorang manusia biasa,
cuma saja memiliki kepandaian dan dengan
kepandiannya itu dia melakukan berbagai perbuatan
jahat, sedangkan penduduk sekitar tempat itu
menyangka bahwa orang tersebut adalah siluman,
yang dapat pergi dan datang begitu cepat. Tentu
orang itu mempergurakan ginkangnya yang tinggi.
"Sahabat, keluarlah ! Marilah kita bicara." teriak
Fung Ci Hweshio setelah merangkapkan kedua
tangannya memuji kebesaran Sang Buddha. "Kami
murid-murid Siao-lim si ingin bicara denganmu !"
"Hah hah hah hah ! " Meledak tawa nyaring di
dalam goa. "Tak kusangka murid-murid Siao-lim si
demikian usil ingin mencampuri urusan orang lain!
Apakah kalian sudah bosan hidup sehingga berani,
mencampuri urusan denganku? Jika kalian tidak
cepat-cepat angkat kaki meninggalkan tempat ini,
jangan menyesal jika aku bertindak tanpa
menghormati Siao lim si lagi !"
Fung Ci Hweshio tersenyum, dia semakin yakin
bahwa yang bersembunyi didalam goa itu tak lebih
hanya seorang manusia. "Sahabat." katanya
kemudian, "Marilah kita bicara secara baik-baik,
kami cuma ingin memberikan nasehat kepadamu

1327
agar menghentikan semua perbuatanmu yang tak
terpuji itu, dan berhenti mengganggu ketenteraman
penduduk sekitar tempat ini."
Tidak terdengar jawaban hanya sesosok
bayangan melesat keluar dari dalam gua dan
menuruni tebing dengan lincah menunjukkan
ginkang orang itu tinggi sekali. Sekejap saja dia
sudah berada di depan kelima pendeta Siao lim-si.
Fung Ci Hweshio dan pendeta-pendeta lainnya
segera melihat bahwa yang disebut sebagai siluman
itu tak lain hanyalah seseorang yang selalu
berpakaian tosu berusia antara lima puluh tahun,
mukanya lancip segi tiga, matanya seperti mata
elang, tajam licik sekali, memancarkan tabiatnya
yang jahat.
"Sahabat, apakah kau yang selama ini
mengganggu ketenteraman penduduk?" menegasi
Fung Ci Hwesio setelah mengawasi sejenak tosu
tersebut.
"Benar ! Aku yang telah mengambil anak gadis
mereka, untuk dipersembahkan kepada dewaku !"
menyahuti Tosu itu jumawa sekali "Apakah kalian
dari Siao-lim-si sudah tak memiliki kesibukan lain,
membuat kalian jadi sempat mengurusi persoalan
ini?" Sikap dan kata-katanya jelas mengejek dan
tidak memandang sebelah mata pada kelima
pendeta tersebut, sedikitpun dia tidak gentar.

1328
Fung Ci hweshio merangkapkan kedua
tangannya. "Siancai, sebetulnya lolap tak mau
mencampuri urusan orang lain, tapi urusan sekali ini
berhubungan dengan penduduk, yang merasa
diganggu ketenteratnan hidup mereka. Perbuatan
jahat yang kau lakukan juga sudah Iuber, terlalu
jahat dan tidak terpuji ! Kalau memang kau tak mau
insyaf dan meninggalkan perbuatan terkutuk itu.
kami terpaksa bertindak untuk membasmimu, yang
sama saja dengan membasmi kejahatan !"
"Hah hah hah !" Tertawa tosu itu dengan suara
keras sampai tubuhnya bergoyang-goyang. Waktu
itu matanya yang memang tajam menakutkan
semakin bersinar seakan hendak menikam jantung
kelima pendeta Siao-lim-si tersebut. "Kalian hendak
membasmiku ? Apakah kalian memiliki kesanggupan
itu ?"
"Siancai, lolap akan mencobanya jika memang
kau tak mau juga menyadari kekeliruanmu yang
selama ini melakukan perbuatan-perbuatan terkutuk
tersebut !"
Tiba-tiba sekali, tanpa menunggu selesai
perkataan Fung Ci Hweshio, tangan kanan tosu itu
sudah menyambar kuat sekali hendak menyambret
jubah di dada si pendeta. Tangannya seperti cakar
elang bercuitan menyambar tajam pada sasarannya.
Untung saja Fung Ci Hweshio tangguh,
kepandaiannya tinggi, dia bisa mengelakkan

1329
sambaran tangan tosu tersebut. Dengan
mengibaskan lengan jubah sebelah kanan Fung Ci
Hweshio berusaha menyampok tangan tosu itu.
Tapi tosu tersebut keburu menarik pulang
tangannya, kemudian dia menyerang lagi dengan
hantaman kedua telapak tangannya. Fung Ci
Hweshio sekali ini tak berhasil untuk mengelakkan,
terpaksa dia menangkis.
Tenaga dalam yang keluar dari kedua telapak
tangan tosu itu kuat sekali, karena begitu dua
tenaga saling bentur seketika tubuh Fung Ci Hweshio
terhuyung mundur dua langkah, sedangkan tosu itu
masih berdiri di tempatnya, cuma badannya saja
yang tergoyang-goyang namun kuda-kuda kedua
kakinya sama sekali tidak berobah.
Dalam satu kali gebrakan itu segera Fung Ci
Hweshio maupun tosu siluman itu sudah dapat
menarik kesimpulan tentang kepandaian lawan
mereka. Fung Ci Hweshio sendiri kaget, karena tak
disangkanya tosu yang dianggap sebagai siluman
oleh penduduk di sekitar tempat iiu adalah orang
yang berkepandaian tinggi, bahkan lebih tinggi
kekuatan lwekangnya dari Fung Ci Hweshio sendiri !
Keempat pendeta Siao lim-si lainnya berdiri diam
tak membantui. Memang menjadi satu pantangan
buat pendeta-pendeta Siao lim-si melakukan
pengeroyokan terhadap seorang lawan, selama tidak
membahayakan jiwa kawan mereka.

1330
Waktu itu tosu tersebut sudah meraung dan
loncat ke depan mendesak Fung Ci Hweshio dengan
beberapakali pukulan kedua tangannya saling susul,
angin pukulannya kuat sekali, memaksa Fung Ci
Hweshio sementara itu cuma berkelit dan
mengelakkan pukulan-pukulan lawannya tanpa bisa
melakukan serangan balasan.
Tapi, setelah lewat enam jurus. Fung Ci Hweshio
memperoleh kesempatan melakukan pukulan
balasan ke dada lawannya, memaksa tosu itu loncat
kesamping kanan dan tak mendesak Fung Ci
Hweshio lebih jauh.
Tosu itu tak mau memperkenalkan diri dan tanpa
bicara sepatah katapun sudah loncat maju lagi
menyerang pada Fung Ci Hweshio. Setiap
pukulannya disertai dengan pekik menyeramkan.
Tangannya berkelebat-kelebat sangat dahsyat,
membuat keempat saudara seperguruan Fung Ci
Hweshio mengerutkan alis mereka, karena setiap
jurus pukulan tosu itu merupakan ilmu silat yang
sesat, mengandung hawa kematian dan haus darah !
Fung Ci Hweshio sekarang tidak sungkan-sungkan
lagi mengeluarkan kepandaiannya, karena tadi dia
masih ragu-ragu untuk turun tangan dengan ilmu
andalannya. Sekarang setelah melihat lawannya
demikian tangguh, mau tak mau dia harus
menghadapinya dengan sebaik mungkin, jika tidak
pasti jiwanya melayang di tangan tosu itu!

1331
Kedua orang ini bertempur seru sekali, tubuh
mereka berkelebat-kelebat sangat gesit, sehingga
merupakan bayangan saja yang berkelebat sebentar
ke kanan dan kiri, sekali-sekali terdengar pekik
menyeramkan tosu tersebut. Tapi, lewat dua puluh
jurus lebih, tampak jelas Fung Ci Hwesio jatuh di
bawah angin dan dia mulai terdesak oleh pukulanpukulan
tosu siluman, membuat empat orang
pendeta Siao-lim-si lainnya mulai kuatir untuk
keselamatan Fung Ci Hweshio.
Fung Koan dan Fung Liang Hweshio ingin loncat
maju membantui Fung Ci Hweshio, tapi Fung Cu
Hweshio telah menahan mereka, bisiknya "Kalau
tidak diperlukan benar, kita jangan melakukan
pengeroyokan padanya !"
"Tapi dia iblis jahat yang harus dibasmi, yang
selalu mengganggu ketentraman penduduk !"
bantah Fung Koan Hweshio.
"Benar, tapi jangan sampai dia nanti bilang Siao
lim-si cuma pandai main keroyokan ! "
Fung Koan Hweshio dan Fung Lian Hwesio
membatalkan maksud mereka untuk membantui
Fung Ci Hwssio, yang waktu itu tengah sibuk
menghadapi berbagai pukulan-pukulan dahsyat dari
tosu siluman tersebut.

1332
Rupanya tosu siluman itu sedikitpun tak mau
memberikan kesempatan kepada lawannya
melakukan serangan balasan, sebab gencar sekali
kedua tangannya memukul dan menampar dengan
diiringi lwekang yang kuat.
Fung Ci Hwesio diam-diam mengeluh, dia harus
mengakui tenaga lwekang lawannya memang berada
di atasnya, maka tak ada jalan lain, terpaksa dia
mencabut pedangnya. Tangannya meraba
pinggangnya dan tampak di tangannya sudah
tercekal sebatang pedang pendek.
Pedang itu berkelekat bergulung-gulung seperti
naga yang sedang mengamuk, sinarnya seperti
membungkus tosu siluman itu dengan berbagai
tikaman maupun tabasan. Tosu siluman itu kaget,
dia meloncat mundur meloloskan diri dari libatan
pedang Fung Ci Hwesio.
Kemudian dia tertawa bergelak-gelak dengan
suara nyaring. "Bagus rupanya kau hendak
mengandalkan senjata untuk merebut kemenangan!
Baiklah !" Setelah berkata begitu, kedua tangannya
diangkat tinggi-tinggi melewati kepalanya, mulutnya
komat-kamit membaca sesuatu, kemudian matanya
bersinar tajam sekali, waktu Fung Ci Hwesio coba
menikam lagi, saat itulah tosu siluman berkata
cukup nyaring: "Lihatlah, ular di tanganmu akan
menggigit lehermu !"

1333
Seruan tosu siluman itu bukan seruan biasa saja,
karena dia mempergunakan tenaga ilmu sihirnya
untuk menguasai kesadaran Fung Ci Hwesio. Dan
Fung Ci Hwesio kaget tak terkira, pedangnya yang
semula merupakan logam tajam berkilauan,
sekarang telah berobah menjadi seekor ular yang
meliuk-liuk dan kepalanya siap menyambar akan
menggigit lehernya! Tidak kepalang kagetnya Fung
Ci Hwesio, dia sampai melemparkan pedangnya
jatuh ke tanah!
Keempat pendeta lainnya heran melihat Fung Ci
Hweshio, mereka melihat pedang ditangan Fung Ci
Hweshio dibuang. Sedangkan Fung Ci Hweshio yang
memandang heran betapa pedangnya yang berobah
menjadi ular itu melata meliuk-liuk di tanah !Itulah
di sebabkan dia di pengaruhi oleh ilmu sihir tosu
siluman itu yang sudah mempengaruhi penglihatan
Fung Ci Hweshio, sehingga pedang yang
menggeletak ditanah saja masih tampak sebagai
seekor ular yang sedang merayap dengan tubuh
meliuk-liuk.
Tosu siluman itu tidak tinggal diam saja, kedua
tangannya menyambar, karena tubuhnya sudah
loncat ke depan Fung Ci Hweshio dia menghantam
kepala dan dada Hweshio tersebut. Pukulan ini
mematikan telengas sekali karena mengandung
kekuatan lwekang yang tangguh.
Fung Ci Hweshio yang sedang terheran-heran
atas kejadian aneh tadi, melihat menyambarnya

1334
pukulan yang sangat berbahaya itu, cepat-cepat dia
mengelak. Tosu siluman itu sambil mengulangi
pukulannya telah komat-kamit bergumam lagi:
"Seekor anjing akan menyalak, keempat kakinya
ditekuk dan merayap merangkak di atas tanah ! Kau
adalah seekor anjing... kau seekor anjing... kau
merangkak dan menyalak . . !"
Kepala Fung Ci Hweshio berdenyut, hatinya
terguncang kuat sekali, dia heran seperti ada suatu
kekuatan gaib yang menguasainya, yang memaksa
dia untuk merangkak dan berteriak. Tapi, sebagai
manusia gemblengan di pintu perguruan lurus Siao
lim-si, pengaruh jahat itu tidak segera berhasil
sepenuhnya, karena Fung Ci Hweshio segera
memusatkan konsentrasinya, mengerahkan
sinkangnya, dia berusaha melawan kekuatan gaib
yang coba menguasai jalan pikirannya.
Waktu itu Tosu siluman telah meloncat sambil
menghantam lagi dengan kedua tangannya.
Pada batok kepala Fung Ci Hweshio. Sedangkan
saat itu Fung Ci Hweshio tengah mengerahkan
sinkangnya untuk melawan pengaruh gaib yang
memaksa dia untuk merangkak dan menyalak
seperti seekor anjing, sehingga tak mungkin dia
memecah perhatiannya untuk menangkis pukulan
tosu siluman tersebut. Keadaannya benar-benar
terancam bahaya yang tidak kecil.

1335
Fang Koan Hweshio tidak sabar lagi, dia telah
loncat menerjang tosu itu, yang pandai sekali
mempergunakan ilmu sihirnya. Fung Cu Hweshio,
Fung Toan Hweshio dan Fung Lian Hwesio juga
sudah loncat menerjang tosu siluman tersenut.
sebab mereda kuatir Fung Ci Hweshio benar-benar
sudah tak berdaya menghadapi ilmu sihir si tosu
siluman, sehingga tak bisa menjauhi diri dari
pukulan mematikan lawannya tersebut. Mereka
serentak menyerang tosu siluman itu dari berbagai
jurusan.
Tosu siluman itu tidak gentar, bahkan tertawatawa
mengejek dan meloncat loncat ke sana kemari.
Tiba-tiba dia berteriak nyaring sekali, seperti juga
suara teriakannya itu hendak menggoncangkan bumi
dan meruntuhkan tebing di lembah tersebut. Pohon
pohon seperti bergoyang menimbulkan keresekan
pada daun daunnya yang saling bergesekan akibat
getaran gaib yang terjadi dari teriakan nyaring tosu
siluman tersebut.
Kemudian dengan suara nyaring tosu itu berseru
lagi. "kalian adalah anjing-anjing rendah yang
merangkak dan menyalak ! Ayo merangkak ! Ayo
merangkak !"
Keempat hwesio yang tengah menerjang maju
menyerang si tosu jadi kages, jantung mereka
berdegup aneh, juga merasa kiri mereka masingmasing
dikuasai oleh pengaruh gaib. Belum lagi
mereka bisa melakukan sesuatu untuk memusatkan

1336
sinkang masing-masing mengadakan perlawanan
terhadap ilmu sihir tosu itu, tiba-tiba kedua kaki
mereka Sudah menekuk dan tanpa mereka inginkan
telah memutuhi perintah tosu siluman itu.
kelima hwesio Siao-lim-si itu berlutut, kemudian
dibantu oleh kedua tangan mereka, kelima pendeta
itu merangkak di tanah..!
Tosu siluman itu mengangkat lagi kedua
tangannya diiringi seruannja: "Sebagai anjing anjing
geladak, menyalaklah kalian ! Menyalaklah !
Menyalaklah yang keras ! Ayo, menyalak !"
Kelima pendeta itu tahu mereka berada dalarr
pengaruh ilmu sihir tosu itu, biarpun mereka sedang
dalam pengaruh gaib ilmu sihir tosu tersebut, pikiran
mereka sadar dan terang. Mereka tidak mau
menuruti "perintah" tosu itu agar menyalak, namun
mulut mereka tak lagi bisa dikendalikan oieh mereka
sebab kelima pendeta dari Siao lim-si itu di-luar
keinginan mereka telah menyalak-nyalak sambil
merangkak di tanah!
Tosu siluman itu tertawa bergelak-gelak, disusul
"perintahnya yang nyaring: "Ayo menyalak lagi !
Merangkak lagi ! Menyalak ! Ayo menyalak!" Sambil
berseru nyaring dengan muka bengis dia
menghampiri Fung -Kang Hweshio, tangan kanannya
diangkat, dia mau menghantam kepala Fung Koan
Hweshio yang sedang merangkak dan menyalak.

1337
Kaget setengah mati Fung Koan Hweshio, dia
mengeluh. Pikiran sadarnya tahu dirinya dalam
ancaman bahaya tak enteng, karena begitu telapak
tangan tosu siluman itu turun menghantam batok
kepalanya, maka habislah riwayatnya, dia akan mati
dengan kepala pecah berantakan.
Tapi, biarpun mengetahui adanya ancaman
bahaya maut untuk dirinya, Fung Koan Hweshio tak
berdaya untuk mengelak ataupun memberikan
perlawanan, karena waktu itu dia berada dalam
pengaruh ilmu sihir tosu siluman dan tetap
merangkak sambil menyalak tak hentinya !
Tangan tosu siluman itu turun meluncur kuat
sekali, dia girang bukan main, sebab yakin bisa
membunuh kelima hweshio ini seorang demi seorang
tanpa ada kesulitan lagi, sebab kelima Hweshio itu
sedang dalam pengaruh ilmu sihirnya, sehingga tak
bisa memberikan perlawanan padanya. Dia yakin
begitu menghantam. hancurlah batok kepala hwesio
yang seorang ini.
Namun waktu dia sedang bergirang kalau karena
dapat menguasai kelima orang lawannya. tak
disangka-sangka dari arah samping kanannya
berkelebat sesosok bayangan yang menerjang
padanya, disusul dengan iganya terasa sakit
dihantam telak sekali oleh telapak tangan lawan
yang baru datang, sampai tubuh si tosu terhuyunghuyung
ke samping beberapa langkah, baru
kemudian terjatuh duduk !

1338
Mata tosu siluman itu terbuka lebar-lebar, dia
gusar dan penasaran bukan main. Gusar karena
usahanya membunuh hweshio itu yang hampir
berhasil telah gagal akibat pukulan orang yang baru
datang, penasaran sebab dirinya dapat dirobohkan
orang ini. Setelah rasa kagetnya lenyap, yang
diganti oleh perasaan murka, tosu siluman itu
meloncat berdiri.
Dilihatnya orang yang muncul adalah seorang
nenek tua yang berdiri dengan mata bersinar tajam
sekali. Dia kaget, karena seketika mengenali nenek
tua itu.
"Toat-beng-sin.ciang.?!" suaranya gemetar,
sekarang dia tahu lawannya merupakan tokoh sakti
dalam persilatan. Dia semula hendak loncat
menerjang lawan yang baru muncul ini, namun
setelah mengenali bahwa yang datang adalah Toat
beng-sin-ciang, nyalinya jadi ciut. Dia membatalkan
maksudnya untuk menerjang.
Toat beng sin-ciang tertawa dingin. "Im-kan Tosu
! Tak kusangka kau sekarang semakin liar dan jahat.
Dulu aku pernah mengampuni jiwamu sebab kau
berjanji akan meninggalkan sifat-sifat jahat dan
buruk untuk hidup secara baik-baik ! Tapi siapa tahu
sekarang kau malah mengumbar kejahatanmu itu
lebih hebat lagi ! Hemm, sekali ini aku tak akan
mengampuni jiwamu!"

1339
Im-kan Tosu tertawa dingin, perasaan kagetnya
telah berkurang. Benar lima belas tahun yang lalu
dia pernah runtuh di tangan Toat-beng-sin-ciang,
waktu itu kepandaiannya belum mencapai tingkat
tinggi seperti sekarang. Selama limabelas tahun dia
melatih diri dengan rajin dan keras dia jaga
mempelajari ilmu sihir.
Karena itu. biarpun agak gentar, dia tak mundur
dan bahkan tertawa bergelak-gelak nyaring sekali,
disusul kata katanya yang mengejek: "Hemmm,
benar ! Dulu kau pernah merobohkanku dan
sekarang aku mau minta pengajaranmu Iagi!"
Tanpa membuang-buang waktu lagi, badan Im
kan Tosu meloncat gesit menerjang Toat-beng sinciang
dengan sepasang tangannya menyambar
memakai pukulan yang telengas dan mematikan !
Toat-ben sinciang yang tadi sudah mengikuti
kelima pendeta Siao-lim-si sempat menyaksikan Imkan
Tosu mempergunakan ilmu sinirnya untuk
mempengaruhi alam sadar kelima pendeta itu.
Tapi, justeru dia telah bisa menarik kesimpulan
sehebat-hebatnya ilmu sihir Im-kan Tosu, tapi jika
sinkangnya masih berada dibawahnya, tentu Toatbeng-
sin-ciang merasa masih sanggup
menghadapinya ! Dia dapat mempergunakan
kekuatan sinkangnya untuk membendung pengaruh
ilmu sihir tersebut, dia akan menghadapinya dengan

1340
cepat dan keras, agar tosu itu tak sempat
mempengaruhinya lebih berat dengan iImu sihir.
Sekarang melihat im-kan Tosu meloncat
menerjang padanya dengan sepasang tangan
menyerang dahsyat, Toat-beng-sin-ciang tertawa
mengejek.
"Kau benar-berar manusia yang tak bisa bertobat
dan menginsyafi kekeliruanmu, kejahatan yang
selama ini kau lakukan! Manusia seperti kau
tampaknya sulit diajak ke jalan yang lurus dan baikbaik
! Nah, Sekarang aku tak akan berlaku kasihan
lagi padamu, kau tak akan kuampuni lagi!"
Sambil berkata begitu, Toat- beng-sin-ciang
mengangkat tangan kanannya, menangkis kedua
tangan Im-kan Tosu, sedangkan tangan kirinya
sudah meluncur kuat sekali menghantam dada
lawannya. Im-kan Tosu kaget, dia berusaha
menghindarkan tangan kiri lawannya yang
menyambar begitu cepat dan kuat.
Dia berhasil, tapi pundaknya kena diserempet
oleh tangan kiri Toat-beng-sin-cimg. sampai badan
tosu siluman itu terputar-putar beberapa-kali.
Waktu dia bisa berdiri tetap lagi, matanya
menyala penuh kemarahan, dia mengerang dan
kedua tangannya diangkat tinggi-tinggi keatas
melewati kepalanya, kemudian berseru nyaring,
seperti suara raungan harimau: "Iblis-iblis di neraka

1341
turun akan membantu ku... akan memusnahkan
kau.... iblis-iblis yang sangat menakutkan dan
perkasa.... jumlahnya juga banyak sekali ! "
Waktu itu udara seperti dibungkus kabut,
mendadak sekali terjadinya, dan sekeliling tempat
itu jadi gelap. Dalam kegelapan itu tampak
meloncat-loncat mengepung Toat-beng-sin-ciang
makluk-makluk hitam yang keadaannya
menyeramkan bukan main.
Mereka memekik dan kedua tangan diulurkan
untuk mencekik Toat beng-sin ciang
Kaget juga Toat-beng-sin-ciang melihat kekuatan
ilmu sihir Im-kan Tom yang sudah mencapai tingkat
demikian tinggi. Tapi dia memiliki sinkang tinggi.
Biarpun dia terluka hebat oleh Liong-beng kun-nya
Tang San Siansu, namun obat "Menyambung Nyawa"
yang ditelannya bisa bertahan untuk satu bulan, dan
selama ini dia leluasa mempergunakan sinkangnya.
Tak buang waktu lagi segera Toat-beng-sin-ciang
menghirup hawa udara dakam dalam, dan kemudian
membentak nyaring sekali, mengibaskan kedua
lengan bajunya. Seketika makluk-makluk hitam
menyeramkan itu terpental jungkir balik, dan
kemudian terdengar letusan, keadaan di sekitar
tempat itu jadi bersih dan terang lagi, dia bisa
melihat dengan jelas, tidak seperti terbungkus kabut
seluruh tempat itu.

1342
Sedangkan Im-kan Tosu menjerit dengan
badannya terjengkang ke belakang, kepalanya
menghantam batu gunung, sampai matanya jadi
juling, saking pusingnya, dia menggerak-gerakkan
kepalanya mengurangi rasa pusing dan kunang
kunang matanya, mulutnya juga terbuka lebar
dengan lidah terjulur keluar.
Sekali ini Toat-beng-sin-ciang tidak tanggung
tanggung turun tangan, sebab badannya sudah
meloncat lincah sekali, kedua tangannya
menyambar. Dia menghantam bertubi-tubi dengan
pukulan dahsyat, sampai angin pukulan itu
bercuitan.
Im-kan-tosu mengkeret ngeri, dia tahu
sinkangnya masih berada di bawah Toat-beng sin
ciang, karena tadi ilmu sihirnyapun telah dapat di
musnahkan oleh Toat beng-sin-ciang ! Sekarang
dirinya diserang dahsyat seperti itu, angin pukulan
yang bercuitan menyambar kuat sekali padanya.
Tak ada kesempatan padanya untuk menangkis,
dia cuma bisa bergulingan di tanah untuk menjauhi
diri. Pukulan Toat-beng-sin ciang jatuh di tempat
kosong, angin pukulan itu menerjang batu gunung
yang tadi terbentur dengan kepala Im-kan Tosu,
seketika terdengar suara ledakan keras dan batu itu
hancur berkeping keping, sebagian iagi menjadi
bubuk akibat kuatnya pukulan dari Toat-beng-sinciang
!

1343
Muka Im-kan Tosu pucat ketika meloncat berdiri,
waktu itu kelima pendeta Siao-lim-si telah sadar
sepenuhnya, mereka terlepas dari pengaruh ilmu
sihir tosu siluman itu, mereka murka bukan main
Melihat Im kan Tosu hendak melarikan diri, kelima
hwe shio Siao lim-si ini membentak dan menerjang
padanya dengan diiringi pukulan-pukulan yang
dahsyat kepada tosu itu.
Dan lima pukulan dahsyat telah berbareng tiba di
badan lm-kan Tosu, hebat sekali, sampai terdengar
suara "Desss... bukkkk dukkkkkk" berulang kali
diiringi oleh jeritan menyayatkan dari Im-kan Tosu.
Badan tosu itu terhuyung-huyung mundur dengan
muka pucat, mulut memuntahkan darah dan mata
terbuka lebar-lebar, seperti juga biji matanya mau
meloncat keluar dari rongga matanya. Sinar
matanya yang sudah beku seperti juga ingin
menyatakan dia tak percaya bahwa saat itu adalah
saat kematian untuknya.
Setelah mempergunakan suara "krokkkk....
krokkkk...!" beberapakali di tenggorokkannya, badan
Im-kan Tosa roboh terjungkel rebah di tanah tanpa
napas Iagi ! Karena tadi sebelum tubuhnya roboh ke
tanah napasnya sudah berhenti !
Kelima pendeta Siao-lim-si cepat-cepat
menghampiri Toat-beng-sin-ciang, mereka memberi
hormat. Fung Ci Hwesio cepat-cepat bilang: "Terima

1344
kasih atas pertolongan locianpwe, sehingga kami
para boanpwe lolos dari tangan jahat tosu itu !"
"Sudahlah". kata Toat-beng-sin-ciang sambil
tertawa dan menyuruh kelima hwe-shio itu berdiri.
"Ini sudah jadi kewajibanku, karena ketua kalian
adalah sahabatku! Tadi selintas kudengar
percakapan kalian yang menyatakan Tang Sin
Hongthio akan pergi ke kotaraja, benarkah hal itu?"
Jilid ke 30
Muka kelima pendeta itu berobah, tapi mereka
tak berani berbohong pada nenek ini yang jadi
penolong mereka. Fung Ci hwehio segera
menyahuti: "Benar locianpwe..."
"Bagus. aku ingin sekali bertemu dengannya, Mari
kita melakukan perjalanan bersama ! Kalau boleh
kutahu. urusan penting apakah sampai hongthio
kalian turun gunung meninggalkan kuil ?"
Fung Ci Hweshio cepat-cepat memberi hormat
dengan membungkukkan tubuhnya dalam-dalam.
"Maafkanlah boanpwe yang tak bisa membicarakan
urusan itu sekarang dengan locianpwe karena yang
berwenang memberitahukan persoalan tersebut
pada locianpwe adalah hongthio kami .... nanti jika
locianpwe telan bertemu dengan hongthio tentu
akan mengetahui duduk persoalan yang
sebenarnya."

1345
Toat-beng-sin-cang mengangguk dan memaklumi
kesulitan hweshio-hweshio ini yang tak boleh bicara
sembarangan, apa lagi berkaitan dengan
kepentingan hongthio mereka, dia tidak memaksa
lebih jauh, cuma mengajak kelima hweshio itu untuk
meninggalkan tempat tersebut.
Fung Ci Hweshio minta agar Toat beng-sin ciang
menunggu dulu sebentar, dia telah pergi ke dalam
goa dan ketika keluar lagi bersama beberapa anak
gadis yang semuanya pucat dan berlinang air mata.
Rupanya gadis-gadis ini dikurung oleh Im-kan
Tosu di dalam goa tersebut, dan diculik dari keluarga
mereka masing-masing. Toat-beng-sin ciang
mengomel panjang pendek mendongkol melihat
kebejatan moral Im kan Tosu, saking jengkelnya dia
menendang mayat Im kan Tosu, yang menggeletak
kaku dan dingin di tanah.
Setelah mengembalikan gadis-gadis yang malang
nasibnya itu pada keluarganya masing-masing,
kelima pendeta Siao-lim si tersebut mengajak Toatbeng-
sinciang menanti dulu kedatangan Tang Lu
Siansu, susiokouw mereka. Toat-beng-sin-ciang
tidak keberatan sambil menanti mereka bercakapcakap
tentang perkembangan di dalam dunia
kangouw dewasa ini.
Tak lama kemudian Tang Lu Siansu muncul.
Bukan main girangnya pendeta sakti Siao-lim-si ini
bertemu dengan Toat-beng-sin-ciang. Mereka

1346
bercakap cakap dengan asyik, sehingga seperti lupa
untuk melakukan perjalanan. Kelima orang murid
Siao-lim-si cuma berdiam diri menanti dengan sabar.
Akhirnya Toat beng-sin-ciang menceritakan
perihal dirinya yang terluka oleh pukulan Liongbeng-
kun Tang San Siansu. Wajah Tang Lu Siansu
berobah guram. "Justeru lolap turun gunung
bersama beberapa saudara seperguruan lolap untuk
mengurus persoalan murid murtad dari pintu
perguruan kami, Tang San!" menjelaskan Tang Lu
Siansu.
"Siapa sangka, dia semakin lama semakin
mengganas, sampai lotaipo juga dilukai seperti itu !
Tapi jangan kuatir, hongthio telah berhasil untuk
mengatasi penyembuhan terhadap korban pukulan
tersebut. Selama empat tahun hongthio telah
memeras otak dan berhasil untuk menemukan cara
penyembuhannya yang terbaik dan sempurna !
Semua itu berkat ketekunan suheng lolap dalam
mengatasi persoalan tersebut, di mana salah
seorang dari kami juga menjadi korkan akibat
pukulan Liong bengkunnya Tang San."
"Siapa di antara kalian yang terluka oleh pukulan
Tang San si keparat itu ?" tanya Toat-beng-sin-ciang
kaget dan heran, karena tokoh-tokoh Siao-lim-si
semuanya memiliki kepandaian tinggi, juga mereka
pasti mengerti jurus pukulan Liong-beng-kun,
mengingat Tang San Siansu sebetulnya masih
terhitung sebagian toasuheng mereka.

1347
"Tang Bun suheng, dia terluka oleh pukulan
Liong-beng-kun. karenanya hongthio berusaha
menyembuhkannya dan usaha itu berhasil, biarpun
harus menelan banyak tenaga dan pikiran, hasilnya
sangat gemilang sekali, sekarang Tang Bun siheng
telah sembuh tanpa kurang suatu apapun, padahal
dulu pernah lupa diri dan pikirannya seperti menjadi
buntu akibat pukulan Liong-beng-kun!"
"Luar biasa jahatnya Tang San si keparat itu !"
mengutuk Toat - beng-sin-ciang. "Sampai
sutenyapun dihantam dengan Liong-beng-kun!"
"Justeru dia hendak menguasai Siao lim-si. Dia
ingin merampas kedudukan Hongthio. Sejak diusir
dari Siao-lim-si, dia sudah bercita-cita untuk
menguasai pintu perguruan kami. Siapa yang
menentangnya berarti mati."
"Tapi kepandaian Tang Bun hweshio sangat
tinggi, mengapa dia bisa begitu mudah terkena
pukulan Liong-beng kun ?" tanya Toat beng-sinciang
lagi tambah heran.
Tang Lu Siansu menghela napas dalam-dalam,
mukanya murung sekali.
"Waktu itu Tang Bun Suheng sedang turun
gunung untuk mengurus suaru persoalan, kericuhan
yang di timbulkan oleh sepak terjang Tang Sin murid
murtad itu... dan dengan tidak tahu malu Tang San
mempergunakan akal muslihat sangat licik dan

1348
rendah, dia mencampurkan racun dalam minuman
Tang Bun Suheng dengan meminjam tangan orang
lain!
Dalam keadaan keracunan seperti itulah Tans Bun
Suheng dihantam olei Liong-bengkun...! Untung saja
sin-kang Tang Bun Suheng tangguh dan kuat,
sehingga sejauh itu biarpun terluka parah tak
membuatnya sampai mati... dan hongthio akhirnya
"berhasil menyermbuhkanya".
Sekarang, justeru Tang Bun Suheng hendak
mencari Tang san si murid murtad, dia berpendapat
murid murtad itu harus dibasmi, dihukum seberatberatnya
sesuai dengan peraturan pintu perguruan
kami ! Terlebih lagi dari laporan yang masuk pada
kami, akhir-akhir ini Tang San si murid murtad
tengah menghimpun orang-orang kangouw yang
bisa di-picuk dengan janji-janji pangkat dan uang,
atas perintah Cu Bian Liat, thaykam yang jahat itu,
untuk membasmi orang-orang yang tak
disenanginya.
Satu tujuan Tang San, ingin mengerahkan
sebanyak mungkin orang kangouw yang dapat
dipengaruhinya itu untuk menghancurkan Siao-limsi.
Karenanya, keinginan Tang Bun Suheng akhirnya
diluluskan oleh hongthio, yang berpendapat kalau
tindakan Tang San murid murtad itu dibiarkan
berlarut-larut tentu keadaan semakin gawat dan
nanti sulit ditumpas, itulah sebabnya, kami semua
turun gunung, untuk membasmi murid murtad itu, di

1349
samping itu juga kami memiliki kepentingan lain,
yaitu melindungi Tang Bun Suheng, sebab kami
kuatir jika dia mengalami kejadian tak diinginkan
lagi, kami harus mengakui selain kepandaiannya
sudah mencapai tingkat sangat tinggi, Tang San si
murid murtad juga sangat licik. Hongthio sampai
turun gunung dan sementara kepengurusan kuil
kami diserahkan kepada Tang Lang sute...!"
Toat-beng-sin ciang mengangguk-angguk, dia
baru mengerti mengapa hongthio Siao-lim-si sampai
turun gunung dan meninggalkan kuil menuju ke
kotaraja.
"Kalau demikian, mari kita bersama-sama
berangkat ke kotaraja, nanti kita hadapi bersamasama
Tang San si keparat itu! Muridku juga telah
melakukan perjalanan lebih dulu ke kotaraja,
mungkin kita bisa bertemu di sana...!"
Tang Lu Siansu mengangguk.
"Kami pun sedang menguatirkan keselamatan
sute kecil kami, yang telah berangkat lebih dulu...
dia benar sudah melatih dengan baik, tapi usianya
masih terlalu muda."
"0ohhh, siapa sute kecil taisu ?" tanya Toat-bengsinciang.
"Dia sebetulnya sute tak resmi, karena guru kami
mengambilnya sebagai murid secara kebetulan,

1350
hanya demi kepentingan supaya dia dapat
menghadapi Tang San si murid murtad ! Scbetutnya
dia murid Siao-lim-ii tingkat ke tiga dari golongan
Wie, usianya juga masih muda sekali, tapi suhu kami
melihat ia memiliki bakat yang sangat bagus, maka
dibawa untuk digembleng.
Benar tidak diadakan upacara pengangkatan guru
dan murid antara sute kecil kami itu dengan guru
kami, namun secara tak langsung memang dia tetap
sebagai adik seperguruan kami yang paling bungsu !
Kini dia menerima tugas untuk menghukum Tang
San si murid murtad, sambil membantu perjuangan
orang-orang gagah pencinta negeri, kami kuatirkan
sekali tentang dia, itulah alasan kami lainnya yang
menyebabkan kami meninggalkan kuil dan turun
gunung! Hongthio kuatir sute kecil kami itu gagal
dengan tugasnya dan celaka di tangan Tang San
murid murtad."
"Siapa nama sute Siansu ?"
"Giok Han... dia juga bergelar..."
"Liong Kak Sin Hiap !" menyambung Toat-bengsin-
ciajg sebelum pendeta siao-lim-si ini
menyelesaikan perkataannya. Tang Lu Siansu jadi
memandang heran pada Toat-beng-sin-ciang.
"Kau sudah bertemu dengannya, lotai-po?"

1351
"Belum, tapi sudah mendengar tentang dia yang
kini ramai jadi pembicaraan orang-orang kangouw !
Dia pemuda yang sangat luar biasa, kepandaiannya
menakjubkan, dan gelarannya itu juga sangat
mengejutkan, Liong-kak-sin-hiap! Tapi, mengapa dia
bukan seorang hwesio... seperti halnya taisu
maupun pendeta-pendeta siao lim-si lainnya ?"
"Ya, sute kecil kami memang tak mencukur
rambut, usianya masih terlalu muda dan jika tokh
kami yang meminta dia mencukur rambut kelak
akan jadi sesalan jika dia tak ingin menganut
kehidupan seorang petapa."
"Belakangan ini memang benar bahwa dia
merupakan calon tandingan Tang San si keparat itu !
Liong beng-kun dari si keparat itu rupanya tak
membuat orang muda itu gentar !" menjelaskan
Toat-beng-sin ciang.
Tang Lu Siansu mengangguk. "Benar, guru kami
telah memberikan semacam jurus pukulan baru
untuknya menghadapi Liong-beng kun agar dapat
menghukum murid-murid murtad itu. Juga, guru
kami telah sengaja menyuruh nya memakai gelaran
Liong- kak- sin-hiap, untuk memancing murid
murtad itu memperlihatkan diri !"
"Hemmm... tetapi sebetulnya... sebetulnya aku
sendiri ingin sekali bertemu dengannya, tapi sejauh
ini belum berhasil bertemu dengannya. Ada sesuatu
yang hendak kuserahkan padanya."

1352
"Menyerahkan apa pada sute kecil kami itu.
Lotaipo?" tanya Tang Lang Siansu.
Toat-beng-sin ciang tampak ragu-ragu, namun
akhirnya dia tersenyum. "Tak ada perlunya aku
merahasiakan hal ini, taisu sebetulnya aku ingin
menyerahkan tongkat Liong-kak padanya ! Tongkat
pusaka itu kebetulan berada ditanganku, sesuai
dengan gelarannya, Liong-kak-sin-hiap, maka
tongkat itu akan kuhadiahkan padanya, sangat
cocok untuknya, kaiena tongkat itu bemanfaat sekali
untuk dia pergunakan menghadapi Tang San si
keparat !"
Tang Lu Siansu tampak kaget, matanya sampai
terbuka lebar, "Jadi... tongkat pusaka Liong-kak
berada ditangan lotaipo?"
"Ya... nanti jika bertemu dengannya akan ku
hadiahkan tongkat Liong-kak padanya !" menyahuti
Toat-beng-sin-hiap.
Girang bukan main Tang Lu Siansu dengan
memperoleh tongkat Liong-kak yang menjadi
rebutan orang orang kangouw, Giok Han pasti
mempunyai harapan lebih besar untuk merobohkan
Tang San Siansu, karena dengan tongkat pusaka
itulah Liong-beng-kun Tang San Siansu dapat
dimusnahkan.
Setelah bercakap-cakap beberapa saat lagi,
karena mereka perlu mengejar waktu, dalam waktu

1353
empat hari harus tiba di kotaraja pendeta-pendeta
Siao-lim-si dan Toat-beng-sin ciang telah melakukan
perjalanan.
Selama dalam perjalanan Tang Lu Siansu
menghibur Toat-beng-sin-ciang, jika telah tiba di
kotaraja tentu Toat-beng-sin ciang bisa bertemu
dengan hongthio Siao-lim-si yang pasti dapat
menyembuhkan lukanya akibat pukulan Liong bengkun.
Ini merupakan harapan buat Toat-beng-sinciang
sehingga nenek tua renta ini semakin
bersemangat dalam perjalanannya tersebut.
-------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------
Cuaca tidak begitu bagus, karena awan mendung
tampak memenuhi langit dan tak lama lagi pasti
turun hujan. Angin berhembus kencang dan dingin,
di jalan dekat pintu masuk ke kotaraja tampak tidak
seramai seperti biasanya, jika tidak terlalu penting
tentu orang segan keluar rumah dalam cuaca
demikian buruk.
Tapi dari arah luar kotaraja tengah mendatangi
sepasang muda-mudi, yang satu pemuda tampan
gagah dan yang pemudinya merupakan gadis remaja
sangat cantik dengan sepasang alis yang
memanjang melengkung seperti bulan sabit, bibirnya
merekah merah mungil, sungguh wajah yang
menawan. Mereka berdua merupakan pasangan
yang sangaut setimpal.

1354
Sikap mereka riang dan tenang waktu memasuki
pintu kotaraja, menikmati keindahan gedung-gedung
mewah dan bagus, karena umumnya penghuni
kotaraja mereka merupakan orang-orang penting
baik dalam kerajaan maupun hartawan-hartawan
kaya, para pedagang besar ataupun juga orangorang
terkenal, semuanya terkumpul menjadi satu di
sini.
Berbeda benar keadaan di kotaraja ini dengan
kampung-kampung yang lebih melambangkan
kesederhadaan dalam hidup ini.
Sepasang muda-mudi ini tak lain Giok Han dan
Cang In Bwee ! Mereka tiba di-kotaraja dengan
tujuan satu, yaitu mencari jejak Tang San Siansu
dan juga akan berusaha untuk memperoleh
kesempatan membunuh Cu-kongkong Cu Bian Liat !
Mereka memang cuma berdua, tapi kedua muda
mudi ini sangat tabah, merekapun yakin akan
kepandaian yang mereka miliki, karenanya biarpun
mendatangi sarang naga, mereka tak gentar
sedikitpun.
Waktu mereka memasuki pintu kotaraja.
Sebetulnya Giok Han dan Cang In Bwee sudah
menyadari bahwa diri mereka berdua tengah diikuti
oleh seseorang, dibayang-bayangi.
Tapi mereka pura-pura tak tahu. Mereka tetap
bercakap-cakap dengan gembira tanpa peduli

1355
dengan orang yang membayangi diri mereka. Orang
tersebut berpakaian kumal dan kotor, sebagai
seorang kasar, mungkin juga penjahat kecil yang
memang cukup banyak terdapat di kotaraja.
Cang In Bwee sendiri sudah berbisik pada Giok
Han: "Biar dia mengikuti kita, nanti kita beri
hajaran! Hemmm, mungkin dia mengincar pauwhok
kita !"
Cuaca yang buruk, hawa udara yang dingin
menyebabkan jalan-jalan raya di kotaraja tidak
ramai seperti biasanya, tapi sepasang muda-mudi ini
tetap saja berjalan dengan tenang menyusuri jalan
yang satu ke jalan raya yang lainnya, tanpa menoleh
sedikitpun. Ketika mereka tiba di sebuah lorong
jalan agak sempit dan sepi, keduanya memutar
tubuh dengan mendadak.
Orang yang sejak tadi mengikuti mereka rupanya
terkejut, tak menyangka kedua orang yang tengah
dibayanginya memutar tubuh, begitu mendadak dan
cepat, sehingga dia tidak keburu menyingkir maka
tak ada jalan lain baginya selain melangkah terus
seakan-akan tengah mengambil arah yang sama
dengan Giok Han dan Cang In Bwee.
Ketika lewat di dekat Giok Han dan Cang In Bwee
yang mengawasinya tajam, orang itu melirik dan
menggumam perlahan: "Sungguh sayang, masih
demikian muda mencari kematian..."

1356
Alis Cang In Bwee naik, tahu-tahu tangan
kanannya menyambar ke baju orang itu, kemudian
menghentaknya hendak membanting tubuh orang
tersebut, yang dari kerut-kerut di sisi mata dan
mukanya memperlihatkan usianya mungkin sudah
limapulun tahun. Tapi, licin seperti belut tahu-tahu
orang itu berhasil membebaskan diri dari
cengkeraman tangan Cang In Bwee.
Bergeraknya orang itu aneh sekali, demikian
cepat dan juga agak luar biasa, sebab baju yang
dicengkeram kuat oleh Cang In Bwee dapat
dilepaskannya dengan mudah dan tak tersangkasangka,
seperti tak terjadi apa-apa dia melangkah
terus buat pergi meninggalkan tempat itu.
Cang In Bwee dan Giok Han sempat dibikin
tertegun oleh kelakuan orang itu, Kepandaian Cang
Bwee tidak rendah, tadi dia juga menjambret
dengan cengkeraman tangan sangat kuat, namun
orang itu dapat meloloskan diri biarpun bajunya
sudah kena dicengkeram oleh In Bwee, licinnya
seperti belut. Jelas dia mempunyai kepandaian
tinggi!
Setelah tersadar, In Bwee berseru: "Hai mau
kemana kau?" bentakan itu disusul dengan tubuhnya
loncat mengejar orang itu, Giok Han juga mengikuti
di belakangnya.

1357
Orang itu menahan langkah kakinya, nyengir,
"Nona manis, kau memanggilku ?" tanyanya sinis
sekali.
"Sejak tadi dari pintu kota kau mengikuti kami,
apa maksudmu ?" bentak Cang ln Bwee,
mendongkol dan penasaran, sedangkan otaknya
bekerja keras menduga-duga entah siapa orang ini.
Cuma saja dia tak berhasil tahu siapa orang ini, dia
belum pernah melihat orang tersebut.
"Aku mengikuti kalian ? Oooh, lucu ! Lucu !
Apakah jalan raya di kotaraja ini milik nenek moyang
kalian sehingga orang lain tak boleh memakai jalan
raya ini bersama-sama dengan kalian? Aku
mempunyai kedua kaki, aku bebas kemana aku mau
pergi, apa urusannya dengan kalian berdia? Atau
kalian menyangka aku si tua tua masih genit hendak
menyaksikan pasangan remaja yang sedang
bermesra-mesraan ?"
Muka Cang In Bwee berobah merah, sedangkan
Giok Han mengerukan alisnya, dilihatnya orang ini
sama sekali tak memperlihatkan rasa takut, dari
sinar matanya yang tajam segera dapat dipastikan
bahwa kepandaian orang ini niscaya tinggi.
"Kalau kau tidak mau bicara terus-terang nanti
akan kupaksa kau bicara sebenarnya !" kata Cang In
Bwee yang sedang penasaran dan benar-benar dia
membuktikan ancamannya, tanpa menunggu

1358
jawaban orang itu, tangannya sudah menyambar ke
arah dada orang itu.
Ancaman pukulan itu tak membuat orang
tersebut gentar, dia malah tertawa sinis, waktu
kepalan tangan In Bwee hampir mengenai dadanya,
sekali lagi badan itu licin seperti belut melejit ke
samping, berhasil menghindar dari pukulan in Bwee,
bahkan sekarang tahu-tahu jari telunjuk tangan
kanannya meluncur akan mengetuk perlahan pada
siku tangan Cang In Bwee.
Tampaknya perlahan gerakan tangan orang itu,
tapi sebenarnya itu merupakan totokan jari
tangannya. Kaget In Bwee. cepat dia menarik pulang
tangannya, dia memunahkan totokan jari tangan
orang tersebut.
Tapi sebagai gadis yang berkepandaian tinggi dan
merupakan wanita gemblengan tentu saja dia tak
mau sudah sampai di situ saja, dia bukan cuma
sekedar menghindarkan totokan jari tangan orang
tersebut, tahu-tahu lengan kanannya mendorong
siku tangan orang itu, menyusul tangan kirinya
masuk menghantam iga orang itu. Dessss...!
Dukkkk...!" cukup kuat iga orang itu kena dihantam
Cang In Bwee, tubuhnya terdorong mundur tiga
tindak, mukanya berobah, tapi dia tak sampai roboh.
"Budak hina mau mampus !" Teriak orang
tersebut gusar. "Kau benar-benar mencari mampus!"
Dia juga sudah menerjang maju menyerang dahsyat

1359
sekali dengan kedua tangannya, angin pukulannya
bercuitan, karena dia memakai tenaga lwekang yang
hebat.
Cang In Bwee tidak main-main, dia tahu
lawannya bukan orang biasa. Biarpun pakaiannya
kumal kotor seperti itu namun jelas dia seorang
berkepandaian tinggi. Maka dia juga mengempos
semangatnya dan mengeluarkan jurus-jurus
pukulannya mengimbangi serangan orang tersebut,
mereka bertempur seru sekali tubuh mereka
berkelebat-kelebat dikurung oleh bayangan tangan
masing-masing yang bercuitan nyaring sekali. Saat
itu Giok Han mengerutkan alisnya mengawasi kedua
orang yang sedang mengadu ilmu dan tenaga, dia
tak mengerti siapa orang itu, apakah dia kawan atau
lawan ? Namun, mendengar gumaman orang itu
tadi, bahwa mereka dianggap mencari mati dengan
kedatangan mereka di kotaraja, menunjukan orang
itu seperti hendak mengejek dan merupakan orang
yang berdiri dipihak lawan!
Namun sebagai orang yang baru pertama kali
datang di kotaraja, Giok Han tak berani terlalu cepat
menarik kesimpulan, dia msngawasi sementara
waktu In Bwee sedang melayani serangan-serangan
orang tersebut.
Cang In Bwee wanita gemblengan,
kepandaiannya juga tidak sembarangan dia murid
Toat beng - sin cang tokoh persilatan ternama, maka
pukulan-pukulan yang dipergunakan juga dahsyat

1360
sekali, dia telah berhasil mendesak lawannya sampai
beberapa kali lawannya cuma berhasil menangkis
atau mengelak pukulan-pukulan Cang In Bwee tanpa
sempat membalas menyerang, karena waktu itu
mereka telah bertempur belasan jurus.
"Kalau kau tak mau bicara terus terang, nanti
menyesalpun sudah terlambat!" mengancam In
Bwee.. "Aku tak akan membiarkan kau angkat kaki
dari tempat ini sebelum menjelaskan kepada kami
siapa kau sebenarnya dan apa yang kau inginkan
dari kami !"
"Kau kira bisa menggertak aku?" teriak orang itu
dan kedua tangannya bergerak semakin cepat
memberikan perlawanan, tenaganya lebih kuat, dia
sekarang seperti nekad menerjang In Bwee dengan
tubrukan-tubrukan kalap.
Kepandaiannya tidak rendah, dengan
kekalapannya seperti itu membuat In Bwee jadi
sibuk juga. Tapi, sebagai orang yang sudah
tergembleng kuat. In Bwee tidak jadi gugup. Sikap
kalap lawannya malah membuka banyak
kesempatan padanya, dan saat itulah, waktu melihat
dibagian dada kanan orang itu terbuka, tak buang
waktu lagi In-Bwee menghantam kuat sekali, telak
kepalan tangan kanannya mengenai dada orang itu
sampai terdengar suara keras.
"Dessss...!" tubuh oranj itu terpental keras
terjengkang ke belakang, terbanting ditanah dengan

1361
muka meringis, mata yang agak juling sebab pusing
dan matanya berkunang-kunang, waktu itu dadanya
yang tergempur pukulan keras tangan In Bwee
menyebabkan rasa sakit yang bukan main.
In Bwee tidak mau memberi kesempatan kepada
orang itu, badannya seperti burung seriti sudah
melambung ditengah udara, menyambar akan
menghantam lagi pundak lawannya yang masih
terduduk akibat terpental oleh pukulannya tadi.
Kedua tangan In Bwee sekali ini berciutan keras,
karena waktu itu sepasang tangan menyerang
beruntun dengan pukulan berangkai, In Bwee sudah
memperhitungkan jika pukulan tangan kanannya
bisa dihindarkan lawannya maka dia akan menyusuli
dengan tangan kirinya.
Lawannya masih tertunduk dengan kepala agak
pusing, melihat In Bwee sudah menyambar datang
dengan pukulan-pukulan kuat seperti itu, tak buang
waktu dia melejit ke samping bergulingan di tanah,
seperti belut saja licinnya dan cepat luar biasa dia
sudah meloncat berdiri hendak melarikan diri.
Dia memiliki kegesitan yang mengagumkan, dia
tadi berkali-kali bisa meloloskan diri dari tangan ln
Bwee dengan mengandalkan kelicinan tubuhnya.
Tapi sekali ini biarpun dia berhasil menjatuhi In
Bwee yang sekali lagi gagal menyerang tempat
kosong, orang gagal buat melarikan diri. Dia mau

1362
angkat kaki, tapi pundaknya tahu-tahu dirasakan
sakit nyeri sehingga menusuk ke jantungnya,
membuat dia meringis, dia berusaha
mempergunakan kelincahannya yang licin seperti
belut guna membebaskan dirinya dari cengkeraman
itu, tapi gagal.
Bahkan tubuhnya telah diangkat ke tengah udara,
disusul oleh suara yang tawar: "Sahabat, jangan
harap kau bisa pergi dari sini sebelum memberikan
keterangan pada kami !"
Badannya tahu-tahu terbanting keras. Pinggulnya
sakit bukan main, dia sampai meringis, apalagi tadi
terbanting pada pinggulnya dan menyebabkan rasa
sakit itu naik ke mata dan otaknya. Sejenak
sekelilingnya jadi berputar-putar. Di depannya
berdiri pemuda yang gagah itu, tengah mengawasi
tawar padanya.
Rupanya Giok Han telah loncat menyambar
pundak orang itu yang dicengkeram kuat ketika
melihat orang tersebut hendak angkat kaki
meninggalkan mereka, dia membantingnya juga.
Kepandaian Giok Han memang di atas In Bwee,
tak mengherankan orang ini jadi mati kutu, tak bisa
mempergunakan kelincahannya untuk melejit
melepaskan diri dari cengkeraman tangan Giok Han.
Muka orang itu jadi meringis.

1363
"Kalian... kalian jangan mengada-ada ! Aku tak
mengikuti kalian, aku sedang menuju pulang ke
rumah, mengapa kalian tidak hujan tidak angin
menuduhku tidak-tidak ?" menyanggah orang itu
kemudian sambil memperlihatkan perasaan tak
puas.
Giok Han tersenyum sinis, dia menghampiri lebih
dekat, katanya: "Sahabat, kalau kau tak mau bicara
juga, kami bisa memaksa kau bicara dengan cara
kami !" Sambil berkata begitu tangan kanan Giok
Han menyambar, terlalu cepat untuk dilihat jelas
oleh orang itu, karena tahu-tahu dia merasakan
puting susu dadanya kena ditotok keras dan sakit
sekali, sampai dia dalam keadaan terduduk akibat
bantingan Giok Han, terjengkit kesakitan.
Kemudian mukanya jadi pucat, karena tubuhnya
jadi kejang disusul perasaan sakit hebat seperti
ditusuki ribuan batang jarum di sekujur tubuhnya !
Rupanya Giok Han sudah menotok jalan darah
"Mieh-bu-hiat" di puting susunya, untuk memaksa
dia bicara. Jalan darah itu merupakan titik jalan
darah yang berhubungan dengan seluruh pusat
syaraf di tengkuk, yang akan mendatangkan rasa
nyeri dan sakit bukan main di sekujur tubuh,
membuat orang itu menggigil keras dan keringat
dingin membasahi sekujur tubuhnya sebab menahan
rasa sakit yang semakin lama semakin hebat juga.

1364
Mati-matian dia menahan rasa takit itu dengan
menggigit bibirnya luat-kuat, sedangkan Giok Han
dan In Bwee berdiri mengawasinya dengan
tersenyum mengejek.
Tidak lama daya pertahanan orang itu, pecahlah
ketabahan hatinya ketika rasa sakit itu naik sampai
ke kepala, selain tubuhnya sakit-sakit juga
kepalanya seperti hendak pecah ! Akhirnya dia
bergulingan di tanah sambil menjerit-jerit: "Aku
bicara ! Bebaskan aku... jangan menyiksa aku...
bebaskan aku... aku akan bicara !"
"Ayo bicaralah, nanti kami bebaskan kau dari
siksaan itu !" kata Giok Han dingin, sengaja dia tak
mau membebaskan dulu orang itu dari pengaruh
totokannya, sebab dia tahu orang ini nanti dalam
keadaan biasa akan mempersulit keterangannya,
justeru dalam kesakitan hebat seperti itu, apapun
yang sebenarnya akan dikatakannya sejujurjujurnya.
Orang itu menjerit-jerit berguling di-tanah, sambil
berkata: "Aku cuma diperintahkan... diperintahkan
Thio taijin untuk mengawasi semua orang asing
yang masuk ke kotaraja pada sebulan terakhir ini...
dan kalian.... adalah orang-asing... karena itu aku
harus mengikuti kalian.... harus mengetanui apa
maksud kedatangan kalian kemari...!"
"Hmmm, apakah Thio taijin ituThio Yu Liang?" tanya
Giok Han

1365
"Be... benar...! Ayo bebaskan aku... aduhhhhh,
jangan menyiksa aku terus seperti ini... aku tidak
tahan lagi... ayo bebaskan... aduhuhh....!" erang
kesakitan orang itu bergulingan sambil mencucurkan
air mata !
"Jawab dulu pertanyaan kami !" bentak Giok Han.
"Apa maksudnya tadi mengatakan kami datang ke
kotaraja ini seperti mengantarkan jiwa dan mencari
kemauan ?"
"Karena kalian kulihat bukan muda-mudi biasa
kalian pasti memiliki kepandaian... aduhhhhh, sakit
sekali.... kalian pasti orang-orang yang biasa
berkelana dalam kangouw... dan kalian pasti sengaja
datang ke kotaraja bersama dengan yang Iainlainnya
untuk memusuhi kerajaan...!"
"Yang lain-lainnya ? Siapa mereka ?" bentak Giok
Han.
"Banyak... banyak sekali... bahkan beberapa
orang pendeta... pendeta Siao-lim-si, tosu Bu tongpai...
dan orang-orang kangouw dari berbagai aliran
telah berkumpul di kotaraja.. karenanya mereka
harus diawasi. Aduhhh... jangan terlalu lama dong
.... bebaskan aku ....aduhhhh . . . sakit . . . sakit!"
Kaget Giok Han dan In Bwee mendengar
pendeta-pendeta Siao-lim-si berdatangan ke
kotaraja. "Siapa pendeta-pendeta Siao lim-si yang
sudah datang kemari?" tanya Giok Han lagi.

1366
"Menurut penyelidikan .... aduhhhh, sakit....
sakit.... mereka adalah pemimpin Siao lim sie telah
datang kemari juga beberapa pemimpin Siao-lim si,
serta tokoh-tokoh Bu-tong pai dan lain lain tokoh
dari pintu perguruan di Tionggoan ini !"
Tidak kepalang kaget campur girang Giok Han
mendengar Tang Sin Siansu berada di kotaraja. Dia
menendang dada orang itu. berkurang rasa sakit
menyiksanya. "Kau harus menjawab dulu satu
pertanyaan kami baru boleh pergi!" Giok Han. "Apa
maksud orang orang itu datang ke kotaraja ini ?
Juga, di mana mereka berkumpul ?"
Orang itu menghapus keringat dan air matanya,
tadi saking kesakitan dia sampai mandi keringat
dingin dan bercucuran air mata, napasnya masih
memburu. "Mereka memusuhi kerajaan dan Cu
kongkong, karena itu sekarang sedang dipersiapkan
pasukan untuk membasmi mereka! Tempat mereka
berkumpul tidak tetap, berpindah-pindah.. tapi
mereka telah berada dalam pengawasan pihak
kerajaan Mereka jangan harap bisa lolos dari jaring
yang sudah dipasang Cu-kongkong ! Seluruh
kotaraja telah tersebar semua kawan-kawanku...
Dan tak ada seorangpun yang sudah masuk ke
kotaraja bisa lolos keluar dari kotaraja, biarpun
memiliki kepandaian bisa menghilang!"
Kata-kata terakhir orang ini masih hendak
menggertak Giok Han dan Cang In Bwee, untuk
melampiaskan penasarannya. Mendadak mulutnya

1367
tertutup rapat, karena waktu itu kaki kanan In Bwee
sudah menyambar menendang mulutnya sampai
giginya copot dua ! Hancur keberaniannya, dia tidak
berani menggertak lagi, nona yang cantik manis itu
rupanya sangat galak juga.
"Kau sendiri sebetulnya menjabat kedudukan apa
di bawah Thio Yu Liang?"
"AKU... aku anggota Kim ie-wie...!" menyahuti
orang itu.
Giok Han yakin orang ini tidak berdusta, pantas
kepandaian orang ini cukup tinggi, tak tahunya dia
salah seorang anggota Kim ie wie. Jika orang ini di
lepaskan, tentu akan menimbulkan kesulitan buat
mereka berdua diwaktu mendatang, pasti dia akan
membawa kawan-kawannya mencari Giofc Han dan
ln Bwee setelah dia bebaskan. Bahkan Giok Han dan
In Bwee merasa gentar menghadapi berapa
banyakpun orang orang yang akan mencari mereka,
Kim-ie-wie ataupun orang-kerajaan lainnya tapi
yang mereka tak inginkan justeru kalau kalau
mereka diganggu olen orang-orang kaisar
sedangkan Giok Han ingin menemui hongthio Siaolim
si, yang menjadi sucouw merangkap jadi
suhengnya juga !
Baiklah karena kau telah bicara jujur dan terus
terang, jiwamu, kuampuni !" kata Giok Han. "Tapi
sementara ini selama dua hari biarlah kau
beristirahat dulu di sini !" Sambil berkata begitu

1368
tangan Giok Han secepat kilat menotok ke jalan
darah "Miiang hi at" didekat leher orang itu.
Orang tersebet cuma sempat bilang: "Ja....
jangan...!" kemudian roboh terguling pingsan tidak
sadarkan diri, totokan Giok Han sudah di
perhitungkan tenaganya, maka itu orang ini akan ini
pingsan selama dua atau tiga hari ! Cepat-cepat
Giok Han menenteng tubuh orang ini dan meloncat
ke atas genting rumah penduduk, Dia meletakkan
tubuh orang tersebut dibalik genteng wuwungan
sehingga selama dua atau tiga hari anggota kim iewie
yang menyamar dengan pakaian mesum itu
akan berada di situ tanpa ingat diri, juga tak ada
orang yang melihatnya.
"Bwee-moay, mari kita mencari hongthio!" ajak
Giok Han. "Menurut dia tadi, hongthio dan ketua
Siao-lim-si lainnya berada di kotaraja !"
In Bwee mengangguk. Dia tak banyak bertanya,
memang sebagai wanita gemblengan dia tahu apa
yang harus dilakukannya untuk mencari Tang San
Siansu dan yang lain lainnya. Keduanya gesit dan
lincah, sekali loncat naik ke atas genting penduduk,
kemudian berlari-lari di atas genting rumah
penduduk mengelilingi kotaraja!
Benar saja waktu mereka sedang berlari-lari
lincah di sebelah selatan kotaraja waktu Giok Han
meloncati genting rumah penduduk, mendadak
berkelebat sesosok bayangan disusul berkesiuran

1369
angin pukulan yang kuat, karena suara pukulan itu
sampai bercuitan, menunjukkan sinkang
penyerangnya telah sempurna.
Giok Han menangkis, semula dia menyangka
yang membokongnya adalah orang-orangnya kaisar,
tapi begitu tangannya bentrok dengan
pembokongnya, cepat-cepat Giok Han menarik
pulang tenaganya dan berteriak girang: "Tang Lu
Susiok !"
Badannya dijatuhkan, dia berlutut. In Bwee yang
semula sudah bersiap-siap hendak menghadapi
penyerangan pembokong itu, jadi mengawasi heran.
Di depan mereka berdiri seorang pendeta sudah
lanjut usia, mukanya welas-asih dan sabar. Dia tak
lain Tang Lu Siansu. "Bangunlah anak baik !
Kepandaianmu sudah mendapat kemajuan yang
pesat sekali, padahal tadi kuserang kati dengan
"Hauw-liong-cut-sin", tapi kau bisa menangkis
dengan baik dan juga menarik pulang tenaga
dalammu begitu leluasa ! Sungguh mengagumkan!"
Giok Han berdiri. "Tang Lu Susiok, apakah
hongthio juga datang kemari ?"
Tang Lu Siansu mengangguk. "Ayo kalian ikut
menemuinya !" Kemudian Tang Lu Siansu meloncati
dua wuwungan rumah dan meloncat turun di sebuah
rumah. Giok Han dan In Bwee mengikuti. Ternyata
di situ sudah berkumpul banyak sekali orang, yang

1370
terdiri dari pendeta dan orang-orang lain berbagai
golongan. Di antara orang-orang itu Giok Han lihat
Tang Sin Siansu dan Tang Bun Siansu, cepat-cepat
dia menghampiri dan berlutut.
In Bwee yang loncat belakangan juga jadi berseru
girang: "Suhu !" ketika melihat di samping kanan
Tang Bun Siansu duduk Toat-beng-sin-ciang, dia
berlutut memberi hormat. Toat-beng sin-ciang juga
tak kurang girangnya bertemu dengan muridnya, Dia
segera memperkenalkannya kepada ketua Siao-limsi
dan orang-orang gagah lainnya yang berkumpul di
situ.
Ternyata, di antara pendeta-pendeta Siao-lim-si
itu berkumpul juga ciangbunjin Bu-tong-pai tingkat
kedua dan ketiga, juga dari perguruan Ceng-shiapai,
Kaipang dan lain-lainnya. Rumah yang dijadikan
tempat pertemuan mereka adalah rumah Tai Po San,
seorang murid Siao-lim-si yang kemudian
mengundurkan diri dari kalangan kangouw hidup
berdagang di kotaraja. Dia merupakan tuan rumah
yang sangat ramah dan juga simpatik.
Pihak kerajaan memang memiliki penciuman dan
pendengaran sangat tajam, tapi berkumpul di rumah
Tai Po San, seorang penduduk kotaraja itu,
menyebabkan orang-orang kerajaan tidak mudah
membayangi mereka, karena setidak-tidaknya
orang-orang kaisar akan menyelidiki dimana jejak
dari Tang Sin Hongthio dan yang lain lainnya,
mereka tak akan menyangka bahwa mereka

1371
bersembunyi di rumah penduduk biasa, justeru yang
akan menjadi incaran orang- orang kaisar adalah
kuil-kuil maupun tempat, tempat lainnya disekitar
kotaraja, dan terlepas dari perhatian mereka bahwa
semuanya tertampung di salah satu rumah
penduduk di tengah-tengah kotaraja !
Tapi memang Tang Lu Siansu dan yang lainnya
tengah berunding mendadak mendengar suara
langkah kaki ringan dari dua orang yang berlari lari
di atas genting. Gesit sekali Tang Lu Siansu
meloncat naik ke atas genting untuk memeriksa,
sebab menduga yang datang adalah mata-mata
kerajaan. Tapi, bukan kepalang girangnya melihat
Giok Han, cepat-cepat dia menyerang untuk menguji
kepandaian keponakan murid merangkap sebagai
adik seperguruan juga, dan kagumnya semakin
bertambah karena sinkang pemuda ini biarpun
usianya masih sedemikian muda, telah mencapai
tingkat sangat tinggi, dapat dipergunakan dengan
leluasa, untuk menangkis dan menarik pulang
tenaga sinkangnya begitu mudah, bahkan kuat
sekali, sama sekali tidak terpental waktu membentur
tenaga serangan Tang Lu Siansu, padahal pendeta
ini tadi telah mempergunakan delapan bagian tenaga
dalamnya! Tidak kecewa Giok Han telah digembleng
oleh Tai Giok Siansu, gurunya.
Orang muda ini benar-benar sudah menjelma
seperti seekor naga yang dahsyat luar biasa dan
kepandaiannya bisa diandalkan! Berkurang rasa
kuatir Tang Lu Siansu mengingat Giok Han memikul

1372
tugas yang berat, yaitu harus menghukum murid
murtad Tang San Siansu !
Hal ini kemudian juga diceritakan kepada Tang
Sin Siansu dan yang lain-lainnya, mereka jadi
memuji kehebatan Giok Han. Orang muda ini cepatcepat
merendah, mukanya merah karena merasa
malu. Tapi hatinya gembira sekali bisa berkumpul
dengan ketua-ketua pintu perguruannya. Kemudian
didengarnya keterangan Tan Sin Siansu, bahwa
mereka berkumpul di sini justeru hendak
menangkap Tang San Siansu.
Tang Bun Siansu sendiri, yang kesehatannya
tampak sudah sehat dan sembuh benar dari luka
akibat pukulan Liong-beng kun, bilang dengan suara
yang sabar: "Sebetulnya lolap sudah mendengar kau
diperintahkan suhu untuk menghukum murid murtad
Tang San, kami bukan tak percaya akan
kesanggupanmu, sute kecil ! Tapi justeru kami
menginginkan Tang San dibawa pulang dan nanti
kami yang akan mengadili, sebab dosa-dosanya
sangat besar!"
"Jika memang tokh dia harus dihukum, lolap
minta agar sute kecil mau mengalah, membiarkan
lolap yang menghukumnya, karena hampir saja lolap
nyaris celaka oleh tangan beracunnya !"
Giok Han cepat-cepat berlutut. "Tentu saja tecu
memerlukan petunjuk susiok....!" kata Giok Han
tahu diri, biarpun pendeta itu menyebut dia dengan

1373
sute kecil, namun dia tetap menyebut pimpinan
pimpinan Siao-lim-si dengan panggilan Susiok,
paman guru Dia tidak memanggil dengan sebutan
suheng, kakak seperguruan.
Tang Sin Siansu yang menyaksikan ini jadi
mengangguk-angguk sambil mengusap-usap
jenggotnya yang sudah putih semuanya. "Anak ini
benar-benar pandai bawa diri dan kelakuannya
sangat baik!" pikirnya.
"Tidak kecewa suhu mengambilnya sebagai murid
penutup ! Kepandaiannya juga tidak mengecewakan,
biarpun usianya masih demikian muda, suhu tidak
keliru bahwa anak ini benar-benar memiliki bakat
luar biasa !"
Waktu mendadak Toat-beng-sin-ciang berseru:
"Hei orang muda, kau yang bergelar Liong-kak-sinhiap,
bukan?"
Pipi Giok Han berobah merah, dia cepat-cepat
membungkukkan tubuhnya memberi hormat.
"Locianpwe, boanpwei tak berani menyebut
gelaran itu di depan locianpwe, karena penggunaan
gelaran itu sebetulnya berdasarkan perintah
suhuku... jika tidak, tentu aku tak berani memakai
gelaran yang sangat... sangat..."
"Sangat luar biasa, bukan ?" memotong Toatbeng-
sin ciang sambil tertawa. "Tidak apa apa, kau

1374
memang pantas memakai gelaran itu! Biarpun
usiamu masih muda, tapi kepandaianmu sudah
jarang tandingan ! jangankan dari golongan muda
yang sebaya dengan kau, dari tingkatan tua dan
kami-kami ini, rasanya sulit buat mengimbangi
kepandaianmu !"
"Locianpwe terlalu memuji !" kata Giok Han
setelah mengucapkan terima kasih. "Semua ini
berkat budi suhu yang sudah mendidik boanpwe."
"Anak ini benar-benar pandai sekali membawa
diri!" berseru Toat-beng-sin-ciang. "Senang aku
bertemu dengan kau, karenanya aku mau
menghadiahkan kau sepotong barang tua yang tak
berharga, entah kau mau menerimanya atau hanya
akan mentertawakannya, aku tak peduli !"
Setelah berkata begitu Toat beng-sin-ciang
mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya, ternyata
sepotong kayu berwarna coklat tua berkilat,
panjangnya cuma satu jengkal tangan, tapi ketika
kayu itu ditarik bisa jadi panjang sekali, hampir satu
depa !
Rupanya kayu itu memiliki ruas-ruas untuk
digulung masuk sehingga bentuknya bisa di pendekpanjangkan
dengan leluasa. "Hi hi hi barang tak
berharga itu, nama barang ini Liong-kak, yang
selama itu kebetulan sekali terjatuh dalam tanganku
dan dalam kesempatan ini ingin kuhadiahkan untuk
kau sebagai tanda gembiraku !"

1375
Kaget semua orang-orang, tak disangka bahwa
Liong-kak benar-benar bisa ada di tangan Toatbeng-
sin ciang. Selama ini, banyak orang orang
kangouw yang bermaksud mencari benda pusaka
itu, yang merupakan pusaka mujijat dan hebat
dalam kangouw, tapi sejauh itu tak ada seorangpun
yang tahu di mana adanya senjata pusaka tersebut.
Akhir-akhir ini memang dalam dunia kangouw
tersiar berita bahwa Toat-beng-sin-ciang menyimpan
benda pusaka tersebut, bahkan Cu Lie Seng sendiri
pernah perintahkan anak buahnya pergi ke tempat
tinggal Toat beng-sin-ciang buat merampas benda
pusaka itu, yang paling ditakuti gurunya karena
tongkat pusaka Liong-kak jika dipergunakan dengan
tepat bisa memusnahkan Liong beng-kun jurus
pukulan yang paling diandalkan oleh gurunya.
Giok Han juga kaget tidak terkira, cepat-cepat dia
merangkap kedua tangannya memberi hormat.
"Mana berani boanpwe menerima hadiah begitu
berharga ! Maaf locianpwe, boanpwe tak berani
menerimanya maaf..."
Toat-beng-sin ciang tertawa "Kau tidak usah
banyak peradatan, aku menghadiahkan barang ini
dengan setulus hati bukan dengan maksud-maksud
tertentu ! Kukira tongkat ini juga sangai berpaedah
sekali jika berada di tanganmu sebab kau akan
berhadapan dengan Tang San si keparat jahat itu ?

1376
Dia memiliki ilmu andalah "Liong-beng-kun", dan
ilmu ini bisa dipunahkan jika kemaluannya dipukul
dengan ujung tongkat yang terbuat dari ramuan biji
besi dan biji kayu yang sudah berumur ribuan tahun
dan diolah menjadi tongkat ini !
Tanpa tongkat ini, jangan haraf dapat
melumpuhkan Tang San, dengan Liong-beng-kunnya
dia seperti menjadi kebal dan tak bisa dilukai
oleh senjata apapun juga. Aku bicara demikian
bukan ingin bilang kau tak bisa menghadapinya
tanpa tongkat ini, namun dengan memakai tongkat
Liong kak tentu jauh lebih mudah untuk merobohkan
dan memunahkan kekebalan Liong-beng-kunnya !
Ambillah, aku menghadiahkannya untukmu dengan
rela dan setulus hati!"
Giok Han sendiri sudah mengetahui manfaat
Liong-kak, tapi sejauh itu diapun tidak tahu harus
mencari kemana tongkat pusaka tersebut. Gurunya
sendiri telah memberitahukan khasiat tongkat
pusaka tersebut kalau saja Giok Han bisa
memperolehnya untuk melumpuhkan kekebalan
badan Tang San Siansu dengan Liong-beng-kunnya
tersebut, tapi sejauh itu dia juga tak berhasil untuk
mendapatkan pusaka tersebut.
Gurunya telah berpesan juga, untuk memancing
Tang San Siansu dia harus mempergunakan gelaran
Liong-kak-sin hiap, karena Tang San Siansu sendiri
sudah mengetahui satu-satunya senjata yang bisa

1377
memunahkan kekebalan tubuhnya dari latihan
Liong-beng kun adalah tongkat pusaka Liong-kak.
Namun, menerima hadiah berharga demikian dari
Toat beng-sin ciang, tokoh persilatan yang baru
sekali ini bertemu, juga melihat nenek tua ini
sungguh-sungguh hendak menyerahkan tongkat
pusaka itu padanya, membuat dia tidak enak hati
menerimanya.
"Maaf locianpwe, boanpwe benar-benar tidak
berani menerima hadiah yang demikian berharga,
biarlah nanti locianpwe mempergunakan untuk
memunahkan kekebalan Lioag-beng-kun Tang Sin...
baru nanti boanpwe yang merobohkannya".
Toat-beng sin kun tertawa bergelak-gelak. "Anak
baik, anak baik!" pujinya. "Ternyata jiwamu bersih
dan baik sekali, tidak jadi tamak melihat barang
bagus ini!"
Kemudian Toat-beng sin-ciang menoleh kepada
Tang Sin Siansu, hongthio Siao lim si, tegurnya:
"Tai-su, mengapa kau masih tidak perintahkan sute
kecilmu agar menerima barang tak berharga ini
dariku? Apakah benar-benar demikian tak
berharganya barangku ini, membuat sute kecilmu itu
segan menerimanya ?"
Tang Sin Siansu tersenyum, dia melihat Toatbeng-
sm-ciang sungguh-sungguh hendak
menghadiahkan barang pusaka itu pada sute

1378
kecilnya, memang pusaka inipun diperlukan sekali
oieh Giok Han untuk menghadapi Tang San si murid
murtad, maka ketua Siao-lim-si ini kemudian bilang
dengan suara sabar: "Giok Han, terimalah hadiah
lotai-po . . . .!"
Menerima perintah hongthionya, Giok Han tidak
berani banyak rewel lagi, menyambuti tongkat
pusaka itu dan mengucapkan terima kasih kepada
Toat-beng-sin-ciang. Hati Giok Han girang bukan
main, harapannya jadi besar untnk bisa merobohkan
Tang San Siansu. Dengan tongkat pusaka Liong kak
ada di tangannya, bagaimana tangguhnya Tang San
Siansu sudah tak berarti apa-apa lagi buat Giok Han.
Toat-bengsin-ciang kemudian asyik bercakapcakap
dengan Cang In Bwee, murid tunggalnya.
Kesehatan Toat-beng-sin-ciang sudah mendapat
kemajuan yang pesat, karena sudah hampir
seminggu dia bertemu dengan Tang Sin Siansu yang
sudah membantunya untuk menyembuhkan lukanya
dengan menotok beberapa titik jalan darah
terpenting dibadannya, sehingga sekarang biarpun
belum keseluruhan lukanya itu setnbuh, tapi
sebagian besar memang telah sembuh, tinggal
beristirahat selama satu bulan dan tubuhnya akan
pulih sehat seperti sebelumnya.
Tang Sin Siansu berhasil menemukan cara
pengobatan dan penyembuhan buat korban totokan
Liong-beng-kun, sebab selama bertahun-tahun

1379
terakhir ini dia memutar otak dan berusaha sekuat
tenaganya untuk menyembuhkan Tang Bun Siansu.
Usahanya berhasil dengan beberapa totokan
tertentu, diiringi oleh tenaga sinkang yang
diperhitungkan benar, ditambah juga dengan
beberapa pil ramuannya, maka Tang Bun Siansu bisa
disembuhkan Kini Toat beng-sin ciangpun yang
terluka tidak parah akibat pukulan Liong-bengkun
yang di lakukan Tang San Siansu, dapat
disembuhkan juga. Pada Toat-beng-sin ciang di bagi
lima pil berwarna merah darah ramuan yang dibuat
sendiri oleh Tang Sin Siansu. Setiap satu minggu
Toat beng-sin-ciang harus menelan sebutir pil itu,
dan jika kelima pil itu sudah di telan semuanya
dalam satu bulan kesehatan badan Toat beng-sinciang
pulih utuh tanpa mendapatkan akibat-akibat
buruk pukulan Liong-beng kun !
Bahyak yang diceritakan Cang In Bwee,
pengalamannya sedang berkelana seorang diri
dalam kangOuw, sebagai orang yang berpengalaman
Toat-beng-sin ciang segera mengetahui bahwa
muridnya mencintai Giok Han, diam-diam dia girang,
karena sang guru setuju dengan pilihan hati
muridnya.
Mereka yang berkumpul di rumah Tai Po San
segera berunding membicarakan rencana mereka
untuk menghadapi Tang San Siansu. yang
mempunyai kaki tangan banyak sekali dan juga
kaisar maupun Cu Bian Liat sebagai tulang

1380
punggungnya, di samping memang kepandaian Tang
San Siansu sangat tangguh.
Giok Han waktu itu tengah memperhatikan
dengan perasaan kagum pada tongkat Liong-kak,
yang berukuran pendek setelah ruas-ruasnya
didorong masuk, terukir indah sekali. Sungguh
benda pusaka yang luar biasa.
Waktu Giok Han mencekalnya, dia merasakan
getaran ajaib dari tongkat ini, dan dia coba
mengempos sinkangnya, tongkat itu seperti
tergetar, mendadak saja, tanpa ditarik lagi tongkat
itu terpental menjadi panjang ! Ujung tongkat
menghantam tepi meja di mana tersedia makanan
dan minuman untuk para tamu, meja itu berukuran
besar, tapi kena tersentuh perlahan oleh ujung
tongkat itu, segera meja itu terjungkir dan terbalik,
membuat orang-orang yang duduk mengelilingi meja
tersebut meloncat untuk menghindari diri dari
tubrukan meja.
Cuma Tang Sin Siansu yang berdiri sambil
mengulurkan kedua tangannya, kedua telapak
tangannya menahan meja itu dan meja tersebut
tidak sampai terbalik, jatuh kembali pada posisi
semula, namun pada bagian tengah meja itu telah
pecah dua dan meja kemudian ambruk!
Seluruh perabotan makan di atas meja jatuh
berantakan di lantai Sungguh sinkang yang bukan
main dahsyatnya, Tang Sin Siansu bermaksud

1381
mencegah meja itu terbalik, tapi tak disangkanya
tenaga mengungkit dari ujung tongkat pusaka Liongkak
demikian dahsyatnya, sehingga dua tenaga
dalam yang kuat sekali saling beradu dan yang jadi
korban adalah meja itu sendiri yang menjadi pecah
dua pada tengahnya.
Semua orang yang ada di dalam ruang tersebut
jadi tertegun memandang kagum apa yang terjadi,
pertama-tama mereka terkejut metihat ketangguhan
tenaga dalam Giok Han dengan tongkat pusaka
Liong kak di tangan-nya, tadi hanya sedikit dan
perlahan sekali meja tersentuh oleh ujung tongkat
Liong-kak tetapi begitu hebat kesudahannya, meja
terangkat hampir terpental.
Yang membuat mereka jadi lebih kagum lagi
adalah Hongthio Siao lim-si yang dengan
mempergunakan tenaga dua telapak tangannya
dapat menahan meja tersebut, sehingga saking
kuatnya dua tenaga dalam Giok Han dan Tang Sin
Siansu. meja itu yang jadi korban pecah dua di
tengahnya.
Giok Han sendiri tidak kurang kagetnya cepatcepat
dia menjatuhkan diri berlutut didepan hongthio
Siao-lim-si "Ampuni tecu, hongthio, tadi semuanya
terjadi di luar keinginan tecu ! Tecu bersedia
menerima hukuman seberat-beratnya dari
hongthio...!"

1382
Tang Sin Siansu tersenyum. "Bangunlah Han-ji,
kami mengetahui dan memaklumi akan hal itu.
Bahkan seharusnya kami bersyukur dan bergirang
hati melihat suhu telah berhasil menggembleng kau
benar-benar menjadi seorang yang berkepandaian
sangat tinggi! Tadi tanpa sengaja kau telah
memperlihatkan sinkang yang berhasi kau latih, dan
sekarang kami boleh berlapang hati atas tugasmu
yang harus menghukum murid murtad dari pintu
perguruan kita, yaitu Tang San !
Terus terang saja sebelumnya kami masih raguragu
dan kuatirkan keselamatan dirimu, kami tak
menyangka bahwa kemajuan yang kau peroleh
demikian cepat. Usiamu demikian muda, tapi
kepandaianmu sudah mencapai tingkat yang benarbenar
berada di luar dugaan kami !"
Girang Giok Han, dia juga menyadari betapa
kekuatan tenaga dalamnya seperti bertambah
beberapakali lipat jika mempergunakan tongkat
pusaka yang memiliki getaran ajaib, yang dapat
menyalurkan kekuatan sinkangnya pada ujung
tongkat, dari hasilnya memang sangat luar biasa !
Yang lain-lainnya segera memberikan ucapan
selamat kepada Giok Han, mereka yakin Giok-Han
bisa menghadapi Tang San Siansu, karena mereka
telah melihat bahwa Tai Giok Siansu, guru mereka,
benar-benar berhasil menggembleng orang muda ini
menjadi sangat tangguh seperti naga perkasa saja.

1383
Jago-jago dari pintu perguruan lain sangat kagum
dan takjub, karena Siao lim-si benar benar bukan
nama kosong, orang muda ini saja sudah
tergembleng demikian tangguh. Mereka semakin
menghormati Siao lim-si dan menaruh rasa segan.
-------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------
Malam belum begitu larut, di ruang kerja Cukongkong
tampak thaykam yang akhir-akhir ini
merupakan orang paling berkuasa di seluruh daratan
Tionggoan setelah Kaisar, tengah sibuk mengatur
segala keperluan, menumpas para pemberontak.
Laporan terakhir yang diterimanya sore tadi
menyatakan bahwa pasukan rakyat Thio Hong Gan
sudah maju sampai ke Sucoan dan menyerang tiga
kota lagi yaitu Huan go To liong dan Kang-uh.
Tiga kota itu memang kecil dan penduduknya tak
begitu banyak, namun letaknya merupakan
kedudukan sangat strategis untuk maju ke kotaraja,
ini merupakan ancaman buat pihak kerajaan. Karena
itu Cu kongkong tengah mengeluarkan perintahperintahnya
kepada beberapa orang jenderal perang
kerajaan untuk menumpas pemberontakan itu lebih
ketat lagi dengan mengerahkan 100.000 pasukan
tentara tambahan di garis depan.
Ransum untuk para tentara juga sudat diatur
pengirimannya, dalam jumlah cukup, bahkan

1384
berlebihan, karena ransum memegang peranan
utama dalam suatu peperangan.
Cu kongkong menyadari benar akan hal itu.
Kepada jenderal Hoan Yu telah diperintahkan
dengan keras dan tegas oleh Cu-kongkong, dalam
waktu dua bulan harus dapat menumpas para
pemberontak, atau setidak-tidaknya memukul
mundur pasukan pemberontak dan merebut kembali
tiga kota Buao go, To-liang dan Kang uh.
"Ingat, jika hal ini gagal, berarti kau akan dicopot
dari kedudukanmu sekarang dan dipindahkan ke
Sinkiang !" memberitahukan Cu-kongkong dengan
sikap tawar pada Jenderal yang terkenal tangguh,
dalam peperangan, merupakan macan paling ampuh
buat pasukan pemberontak. Dimajukan jenderal ini
karena memang keadaan sudah mendesak benar.
"Jangan kuatir, kongkong, dalam waktu yang
diberikan kongkong, pasti ketiga kota itu sudah kita
rebut kembali ! Jika memungkinkan nantipun akan
kuhadiahkan pada kongkong kepala Thio Hong Gan
!" berjanji jenderal tersebut.
"Bagus! Malam ini juga bawalah pasukan ke
Sucoan!" mengangguk Cu-kongkong.
Jenderal itu keluar dari kamar kerja Cukongkong,
thaykam itu menggeliat, tubuhnya penat
sekali, karena seharian ini dia benar-benar sibuk dan

1385
sangat melelahkan. Datang laporan dari
pengawalnya tentang kedatangan Tang San Siansu.
Sebetulnya Cu-kongkong sudah mau beristirahat,
namun terhadap Tang San Siansu memang ada rasa
segan dan hormat, maka dia mempersilahkan tamu
itu menemuinya. Tang San Siansu memberi hormat
sambil bilang: "Hongkong tentu sudah
mempertimbangkan permohonanku yang dimajukan
kemarin pagi ?"
"Duduklah, taisu," kata Cu-kongkong sambil
mengawasi pendeta ini. Orang ini merupakan
andalannya untuk menghadapi orang-orang
kangouw, selain kepandaiannya sangat tinggi, juga
Tang San Siansu bisa diharapkan menguasai seluruh
jago-jago kangow, berarti dapat mengurangi
kesulitan yang dihadapi pihak kerajaan.
Menjadi kenyataan yang tak dapat ditolak lagi,
kalau jago-jago kangouw berpihak pada
pemberontak dan membantu perjuangan Thio Hong
Gan, niscaya pihak kerajaan akan menghadapi
kesulitan tak kecil, dimana pasukan perang Thio
Hong Gan pasti jauh bertambah kuat beberapakali
lipat dari sekarang !
Dalam peperangan memang bukan ditentukan
oleh ilmu silat, tapi oleh taktik dalam peperangan
tersebut. Tetapi pasukan perang yang terdiri dari
orang-orang yang tangguh dan berkepandaian
tinggi, niscaya ditambah dengan taktik peperangan

1386
yang ampuh, niscaya pihak kerajaan mengalami
ancaman yang cukup mengerikan!
Tang San Siansu duduk di hadapan Cu-kongkong,
tampak tak sabar. Tapi waktu melihat Cu kongkong
mengangguk dengan wajah berseri, muka Tang San
Siansu juga jadi terang.
"Mengenai permohonan taisu sudah
kupertimbangkan, dan alasan-alasan yang
dikemukakan taisu memang dapat diterima ! Hanya
yang ingin kutanyakan pada taisu, yaitu saatnya,
waktunya yang kukira tidak terlalu tepat."
"Maksud kongkong ?"
"Sekarang ini pasukan perang Thio-Hong Gan
sudah maju sampai Sucoan dan telah berhasil
merampas tiga kota di sebelah barat, kami sedang
mengerahkan tambahan pasukan 100.000 orang,
juga telah mengutus Jenderal Hoan Yu untuk
memperkuat garis depan pertahanan kita, guna
memukul mundur pasukan pemberontak dan
merebut kembali tiga kota tersebut.
Kalau usaha ini gagal, di waktu mendatang pasti
kesulitan yang kita hadapi jauh lebih besar lagi,
sebab pasukan pemberontak dari Sucoan dengan
menguasai tiga kota di sebelah barat, jauh lebih
mudah maju untuk ke kotaraja ! Bahaya yang
mengancam sebetulnya tidak kecil, karena itu
keinginan taisu untuk membawa beberapa pahlawan

1387
istana dan teman-teman lainnya yang semuanya
justeru memiliki kepandaian tinggi dan sebetulnya
bisa dimanfaatkan untuk memperkuat pasukan Hoan
Yu menghalau pemberontak di Sucoan. ingin dibawa
oleh taisu ke Siao-lim si, itulah yang membuat aku
harus mempertimbangkannya dengan semasakmasaknya
dan belum memberikan keputusan sampai
siang tadi !"
"Ooooh, kongkong rupanya keliru menanggapi
situasi !" kata Tang San Si-ansu. "justeru lolap juga
telah mengetahui perihal majunya pasukan Thio
Hong Gan yang berhasil menguasai Sucoan,
karenanya lolap memajukan permohonan untuk
membawa kawan-kawan yang semuanya memiliki
kepandaian tinggi guna menguasai Siao-lim si,
memaksa mereka menyerah dan memberikan
kedudukan ciangbunjin dari pintu perguruan
tersebut kepada Seng ji. Jika usaha itu berhasil,
maka tak ada kesulitan lagi menghimpun orangorang
kangouw guna dari Tiang-pek berangkat ke
Sucoan memotong jalan dari sebelah Utara, dalam
waktu setengah bulan kami sudah bisa tiba di sana,
dan bukankah dengan demikian sangat membantu
usaha Hoan Yu menghalau pasukan pemberontak
dari Sucoan ?!"
Cu-kongkong berseri-seri dan menepuk tangan.
"Bagus! Bagus ! Taisu memang pembantuku yang
terbaik dan kelak jika semuanya telah beres pasti
akan kulaporkan pada hongsiang tentang jasa-jasa
yang telah taisu dirikan ! Baiklah, kululuskan

1388
permohonan taisu, kapan kalian hendak berangkat
ke Siongsan ?"
"Dua hari lagi, kami tengah mempersiapkan
segala sesuatunya, termasuk perbekalan dan
pasukan tentara kerajaan ysng mungkin berjumlah
1000 orang. Tapi mereka bukan pasukan biasa, lolap
mohon kongkong mengijinkan lolap membawa 1000
Kim-ie-wie Gi-lim-kun, dengan demikian biarpun
jumlahnya cuma 1000 orang, tapi mereka bisa
melakukan sesuatu untuk mengatasi murid-murid
Siao-lim-si. Sengaja lolap membawa Kim-ie-wie Gilim-
kun, karena mereka semua merupakan orangorang
yang berkepandaian lumayan, dengan
demikian mereka tak mudah dirubuhkan oleh muridmurid
Siao-lim si, jika mereka membangkang dan
tak mau menyerah ! Lain jika lolap membawa
pasukan terdiri dari tentara biasa mereka tentu
mudah sekali dilumpuhkan oleh murid murid Siao
lim-si "
Cu-kongkong sekali ini tidak banyak rewel,
segera meluluskan permintaan Tang San Siansu,
"Taisu atur saja semuanya, dan aku hanya bantu
berdoa untuk sukses yang bisa taisu capai, semoga
usaha besar taisu berhasil dengan gemilang, jasa ini
sangat besar untuk kerajaan, hongsiang pasti
menganugrahi penghargaan yang sebesar-besarnya
pada taisu !"
Senang Tang San Siansu, dia mengawasi saja Cukongkong
telah menulis sepucuk firman, yang akan

1389
dibawa oleh Tang San Siansu, isi firman itu
perintahkan pendeta-pendeta Siao-Lim-si
menyerahkan diri baik baik pada Tang San Siansu
dan juga kedudukan Ciangbunjin pintu perguruan itu
diserahkan kepada Cu Lie Seng, jika memang
menolak perintah ini, maka pihak kerajaan
menganggap Sino lim-si sebagai pemberontak yang
harus dibasmi habis.
Selesai menulis firman itu, Cu-kongkong segera
rnencapnya dengan cap kerajaan, memang selama
ini setiap firman Kaisar semuanya dibuat oleh Cukongkong,
karenanya dia pribadipun mudah sekali
mengeluarkan firman untuk menghukum orang yang
tak di senangi tanpa setahu kaisar!
Itulah sebabnya, biarpun banyak pembesar
kerajaan maupun jenderal-jenderal yang tak
menyukai Cu-kongkong, namun mereka tak berani
memperlihatkan perasaan tak senang pada thaykam
yang seorang ini dan paling berkuasa, sebab
sekali saja Cu-kongkong mengetahui ada salah
seorang pembesar kerajaan atau jenderal yang tak
menyukainya, betapapun besar kesetiaan dan jasa
dari pembesar dan jenderal itu, pasti akan dijatuhi
hukuman mati sekeluarga, dengan keluarnya firman
yang dibuat Cu-kongkong pribadi, mengatas
namakan Kaisar !
Tang San Siansu menerima firman tersebut dari
Cu kongkong dan mengucapkan terima kasih.
Diapun mengundurkan diri.

1390
Udara semakin dingin, tanpa setahu Cu-kongkong
maupun penghuni istananya yang lain, waktu itu
beberapa sosok tubuh berkelebat, dan mendekati
jendela kamar yang ada di sebelah timur. Tapi,
beberapa sosok bayangan tersebut kecele, di dalam
kamar itu cuma tampak beberapa orang pelayan
wanita yang sedang bergurau. Bukan orang yang
mereka cari.
Dengan hati-hati beberapa sosok tubuh itu
menyelinap ke ruang berikutnya di istana Cukongkong.
Sosok tubuh yang bergerak lincah dan
gesit semuanya berjumlah enam orang, mereka
masing-masing berkepandaian tinggi. Yang seorang
berpakaian sebagai pendeta, dia tak lain Tang Lu
Siansu.
Sedangkan yang seorang lagi tidak lain Toatbeng-
sin ciang. Di depan mereka ber-lari-lari lebih
dulu Giok Han dan Tang Sin Siansu, hongthio Siao
lim-si. Paling depan lagi yang dua orang adalah Tang
Bun Siansu berdua Cang In Bwee !
Enam orang ini masing-masing memiliki
kepandaian tinggi yang paling lemah cuma Cang In
Bwee seorang. Mereka bertekad malam ini juga
membinasakan Cu kongkong, karena tadi mereka
telah menerima laporan dari mata-mata yang
mereka tempatkan di sekitar istana Cu-kongkong,
yaitu dua orang murid Tai Po San, bahwa Cukongkong
telah perintahkan jenderal Hoan Yu untuk

1391
pergi ke Sucoan, membasmi pemberontak yang di
pimpin Thio Hong Gan.
Semua orang terkejut, sebab mereka tahu Hoan
Yu merupakan jenderal yang pandai dan tangguh,
dengan perginya jenderal itu ke garis depan di
Sucoan dengan membawa 100.000 pasukan tentara
membantu kekuatan tentara kerajaan yang sudah
ada di sana, Thio Hong Gan dan orang-orangnya
mengalami atcaroan tak kecil.
Setelah berunding sejenak, mereka memutuskan
malam ini juga harus membunuh Cu-kongkong.
Memang tidak mudah membunuh kebiri itu, yang
pasti setiap menit dan setiap detik dikawal ketat
sekali oleh orang-orang berkepandaian tinggi.
Tapi, jika Cu-kongkong tidak dibunuh, niscaya
usaha besar Thio Hong Gan memperoleh rintangan
besar sekali. Dengan terbunuhnya thaykam tersebut,
rencana keberangkatan Hoan Yu pasti berobah, atau
setidak-tidaknya ditunda, sehingga Thio Hong Gan
bisa maju lebib jauh.
Besar harapan semua orang, terbunuhnya Cu
kongkong maka pertahanan pemerintah juga bisa
bertambah lemah, ini bisa menguntungkan sekali
bagi Thio Hong Gan, yang usaha besarnya tampak
tengah mendapat kemajuan sangat pesat, karena
kota demi kota telah dapat dirampas oleh
pasukannya, biarpun kota-kota kecli, namua besar

1392
manfaatnya untuk medan pertahanan pasukan Thio
Hong Gan dari gempuran pasukan kerajaan.
Tugas untuk coba membunuh Cu-kongkong
bukanlah pekerjaan mudah karena itu diputuskan
Tang Sin Hongthio sendiri yang akan turun tangan,
bahkan ikut bersamanya Tang Bun Siansu, Tang Lu
Siansu, Giok Han, Toat-beng-sin-ciang dan Cang ln
Bwee. Mereka yakin, berenam teatu bisa berhasil
dengan usaha mereka.
Semula rencana keberangkatan mereka cuma
berlima, tanpa Cang In Bwee, tapi gadis ini
merengek dan memaksa hendak ikut serta, akhirnya
Tang Sin Siansu tidak sampai hati menolak gadis itu
ikut serta dengan mereka, meluluskannya untuk ikut
bersama mereka cuma berpesan jika keadaan
berkembang tidak baik untuk rombongan mereka,
Cang In Bwee harus cepat-cepat meninggalkan
istana Cu-kongkong, karena kepandaian gadis ini
yang paling lemah di antara mereka.
Cang In Bwee berjanji akan memenuhi
permintaan Tang Sin Siansu cuma di dalam hatinya
mendongkol bukan main: "Hm, kau kira aku si
pengecut yang akan simpan ekor jika menghadapi
bahaya ? Biarpun harus mati dengan tubuh
terpotong-potong aku tak akan lari menyelamatkan
diri ! Mati sebagai seorang gagah jauh lebih
berharga dari melarikan diri !"

1393
Tapi pikirannya itu tidak diutarakannya, dia cuma
berdiam saja, karena kuatir dirinya tak diajak serta.
Sedangkan Ciangbunjin Bu-tong-pai dan juga orangorang
dari golotigan lainnya, menunggu di rumah Tai
Po San, mereka hanya akan ikut untuk membunuh
Tang San Siansu.
Lagi pula hal ini telah dipertimbangkan sebaikbaiknya
oleh Tang Sin Siansu, jika mefeka pergi
dengan rombongan terlalu besar, niscaya pihak
musuh akan lebih cepat mengetahui kedatangan
mereka. Semua orang akan bisa mengerti atas
pertimbangan Tang Sin Siansu dan tak memaksa
ikut serta.
Tiba diistana Cu-kongkong keadaan di situ sangat
sepi hanya tampak beberapa pengawal yang tengah
melakukan tugas menjaga dengan pengawalan ketat
pada istana thaykam tersebut. Cuma saja
kepandaian keenam orang ini sangat tinggi, mudah
saja mereka melewati penjagaan tersebut, masuk ke
dalam istana Cu-kongkong, Sekarang yang membuat
mereka jadi agak bingung justeru tak mengetahui di
mana kamar thaykam tersebut.
Giok Han hendak menawan seorang pengawal
istana, untuk memaksa memberikan keterangan
tentang letak kamar Cu-kongkong namun Tang Sin
Siansu melarangnya, menurut Tang Sin Siansu lebih
baik mereka menawan seorang pelayan istana
thaykam ini, dari pada menawan pengawalnya.

1394
Seorang pelayan tentu jauh lebih mengetahui
tentang keadaan di istana ini. Usul itu disetujui
semua orang. Namun, waktu mereka hendak
menangkap seorang pelayan yang berada di ruang
tengah sedang membawa nampan yang berisi teko
air dan beberapa camilan, mendadak Tang Sin Sinsu
berbisik: "Bersembunyi...!"
Semua orang bersembunyi dan mengawasi.
Ternyata dari belakang pelayan itu sedang
mendatangi seseorang yang membuat hati mereka
berdeyut. itulah Tang San Siansu, yang baru keluar
dari kamar kerja Cu-kongkong dengan hati gembira,
karena permohonannya sudah disetujui oleh Cukongkong,
dia sedang melangkah cepat-cepat untuk
pulang memberitahukan teman temannya bahwa
dua hari lagi mereka berangkat ke Siao-lim-si
Sebetulnya, kalau saja waktu itu Tang Sin Siansu
tetap diam di tempat mereka berada, pasti Tang San
Siansu tak melihat mereka karena terlindung oleh
selapis dinding tembok yang tebal juga sebuah
lemari yang tinggi, namun akibat Tang Sin Siansu
berbisik agar semua orang bersembunyi, Cang In-
Bwee yang ke susu hendak menyender di tembok
telah melakukan gerakan yang menimbulkan suara
berkeresek.
Tang San Siansu memiliki pendengaran sangat
tajam, karena itu matanya segera melirik dan dia
melihat ada yang tidak beres di situ, karena disudut

1395
tembok masih ada bayangan kepala beberapa orang
yang terlihat olehnya !
Timbul kecurigaannya, tidak biasa pelayanpelayan
istana Cu-kongkong akan berdiam di tempat
itu, karena batas dinding tembok itu tak ada jalan
untuk pergi ke jurusan ruang lainnya, tetap harus
melalui sebelah kanan, dia sangar cerdik, biarpun
sudan bercuriga tetap saja melangkah keluar dari
ruangan tersebut, tanpa menimbulkan gerakan apa
pun juga.
Tapi, waktu tiba di ruangan berikutnya, Tang San
Siansu sudah memutar badannya dan masuk
kembali keruangan tadi ! Tang Sin Siansu dan
lainnya girang melihat Tang San Siansu sudah pergi,
karena dengan demikian tugas mereka tidak terlalu
berat buat menyelesaikan Cu Bian Liat, nanti setelah
membereskan thay-kam ini barulah mereka
membereskai Tang San Siansu. Mereka keluar dari
tempat persembunyian.
Giok Han cepat sekali meloncat akan mencekal
lengan pelayan yang membawa nampan minuman,
ingin di seret ke sudut ruangan itu, guna di kompas
keterangannya.
Namun, waktu badan Giok Han meluncur di
tengah udara ingin mencekal lengan pelayan itu,
justeru dari arah samping kanannya menyambar
angin pukulan sangat kuat, sehingga orang muda ini
kaget tak terkira.

1396
Dia batal mencekal lengan pelayan yang sudah
kaget dan ketakutan menjerit nyaring, sedangkan
tangan kanan Giok Han sudah menangkis pukulan
orang yang membokongnya. Tapi waktu tangannya
saling bentur dengan pembokongnya, badan Giok
Han tergetar, terpental ke samping, kemudian
terputar hampir saja jatuh di lantai.
Untung Giok Han cepat memusatkan sinkangnya
sehingga kuda-ku-danya kuat menancapkan kedua
kakinya di lantai.
Cuma, begitu melihat orang yang
membokongnya, Giok Han terkejut, orang itu tidak
lain Tang San Siansu. Rasa kaget Tang San Siansu
juga tak terkira. Dia mengenali si pemuda. Dan baru
saja dia mau membentak, justeru ada tiga serangan
yang kuat sekali dari belakangnya, waktu Tang San
Siansu menangkis ke belakang, hatinya mencelos,
tenaga serangan itu sama-sama kuatnya, membuat
dia terdorong dua langkah, ltu masih mending, yang
membuat Tang San Siansu lebih kaget, sehingga
kuda-kudanya goyah dan dia terhuyung mundur,
sebab mengenali ketiga orang yang menyerangnya !
Yang seorang adalah Toat-beng-sin-ciang, ini tak
terlalu mengejutkannya. Tapi yang benar-benar
membuat Tang San Siansu kaget setengah mati di
depannya juga berdiri Tang Sin Siansu dan Tang Bun
Siansu ! Di belakang Tang Sin Siansu juga berdiri
Tang Lu Siansu !

1397
Dua hari lagi dia akan mengajak kawankawannya
untuk menyatrori Siao-lim-si merampas
kedudukan Ciangbunjin, tapi siapa tahu sekarang
tokoh-tokoh Siao-lim-si sudah muncul di depannya.
Tentu saja hal ini membuatnya kaget, apalagi
melihat Tang Bun Siansu, yang tampak sudah sehat
dan pulih dari lukanya !
Tapi, sebagai seorang yang telah mencapai
tingkat sangat tinggi, Tang-San Siansu tak gentar,
perasaan kagetnya hilang, cepat sekali ia dapat
menguasai dirinya. Dengan tertawa dingin dia
bilang: "Aha, tak tahunya kalian yang datang !?
Sungguh kebetulan ! Memang tak lama lagi aku
ingin pergi menemui kalian, untuk menyampaikan
firman Kaisar, supaya kalian mau baik-baik
menyerahkan kedudukan Ciang bunjin kepada
muridku ! Tang Sin, apakah kau masih ingat
hubungan kita antara suheng dan sute? Kalau kau
kau mau menghormat suhengmu, aku tak akan
mengecewakan kau, akan kuperlakukan kau dengan
sebaik-baiknya ! Tapi ingat, jika kau coba coba
membangkang serta menentangku, kau akan
menyesal !"
Tang Sin Siansu mengawasi dingin pada bekas
suhengnya.
"Tang San murid murtad! Kedatangan kami sekali
ini untuk menghukum kau ! Baik-baiklah, serahkan
dirimu agar kami bawa pulang ke Siong-san, di
mana kau akan kami adili !"

1398
Tang San Siansu tertegun sejenak, tapi kemudian
tertawa bergelak-gelak nyaring sekali membuat
ruangan itu tergetar, dia marah bukan main
mendengar kata-kata Tang Sin Siansu.
"Kau sudah berani lancang bicara seperti itu pada
suhengmu?" tegurnya bengis.
"Kau bukan suheng kami lagi ! Terhadap pintu
perguruan sudah kau khianati, kau murid murtad,
dan janganlan bicara lagi persoalan tingkat kita
antara suheng dan sute karena kau sudah dipecat
oleh suhu ! Kami justeru mendapat tugas untuk
menghukummu!"
Waktu Tang Sin Siansu bicara pada Tang San
Siansu Tang Bun Siansu mendekati Giok Han,
berbisik: "Pergilah kau mencari tempat Cu Bian Liat,
bunuhlah dia! jeritan pelayan ini pasti mengundang
para pengawal istana yang datang tak lama lagi,
cepat kau pergi! Jika Cu Bian Liat nanti
menyembunyikan diri, usaha kita malam ini pasti
gagal dan selanjutnya jauh lebih sulit lagi buat
membunuh thaykam keparat itu! Tang San serahkan
pada kami saja ! Pergilah !"
Giok Han sangat cerdas, dia mengerti maksud
Tang Bun, jika dia berada di situ saja tokh tak
berarti terlalu besar untuk rombongan mereka,
sebab Tang Sin Siansu beramai juga memiliki
kepandaian tinggi, belum tentu Tang San Siansu
dapat merobohkan hweshio-hweshio Siao-lim-si

1399
tersebut, sedangkan yang paling utama untuk
kedatangan mereka ke istana Cu Bian Liat ialah
membunuh thaykam tersebut.
Jika nanti para pengawal sudah datang, tenru
lebih sulit lagi untuk mencari kamar Cu Bian Liat
atau kemungkinan thaykam itu sudah melarikan diri
dan bersembunyi di suatu tempat.
Giok Han tidak bilang apa-apa, cuma
mengangguk dan tubuhnya seperti terbang loncat
menyambar tangan pelayan yang sedang ketakutan
dan ingin lari keluar dari ruangan itu.
Tang San Siansu awas matanya melihat Giok Han
loncat kepada pelayan itu, ia membentak bengis:
"Hei, mau kemana kau ?!"
Tangan kanannya sudah menyambar akan
menghantam punggung Giok Han. Tapi Tang Sin
Siansu tidak tinggal diam, pendeta sakti hongthio
Siao lim-si ini telah mengibas lengan jubahnya,
tangan Tang San Siansu disampoknya, kuat bukan
main.
Tenaga mereka sama kuatnya, bahkan Tang San
Siansu lebih menang setingkat, sebab ia memakai
Liong-beng-kun yang terlatih sangat baik, karenya
jika Tang San Siansu mundur dua langkah, Tang Sin
Siansu sampai tujuh langkah dengan muka pucat
sambil membentak:

1400
"Tang San murid murtad, sekali ini kau haus
menerima hukuman seberat-beratnya ! Dulu licik
sekali kau mencelakaiku, sskarang saatnya kita lihat
siapa yang lebih kuat dan diantara kita !" Tang Bun
Siansu sekaligus menggunakan dua tangannya
menyerang berantai sebanyak enam pukulan!
Tang San Siansu terpaksa melayani Tang Bun
Siansu. ditambah Tang Lu Siansu dan Tang Sin
Siansu juga meloncat maju mengepungnya. Giok
Han yang berhasil mencekal lengan pelayan itu,
segera loncat ke atas genting sambil menenteng
pelayan itu berlari-lari cepat sekali meninggalkan
tempat tersebut, tangan kirinya menotok titik jalan
darah gagu pelayan itu, sehingga selanjutnya tak
bisa menjerit lagi. Giok Han akan memaksa pelayan
itu supaya memberitahukan di mana kamar Cu Bian
Liat.
Cang In Bwee berseru: "Han-koko, aku ikut kau!"
Dan badannya segera melesat ke atas genting untuk
ikut serta dengan Giok Han.
Tang San Siansu mengamuk hebat sekali,
sepasang tangannya menyambar-nyambar bercuitan
seperti cakar-cakar naga yang hendak
mencengkeram korbannya.
Dia benar-benar tangguh, biarpun dikepung Tang
Sin Siansu, Tang Lu Siansu dan Tang Bun Siansu,
tetap tak memperlihatkan tanda-tanda dia jatuh di
bawah angin.

1401
Toat beng sin-ciang yang sakit hati karena pernah
dilukai oleh Tang San Siansu, dengan Liong-bengkunnya
dan nyaris jiwanya melayang kalau tak
ditolong oleh Tang Sin Siansu, tak bisa menahan diri
juga.
Tak peduli melihat Tang San Siansu sudah
dikepung tiga orang pendeta Siao-lim-si, dia juga
menerjang maju dengan pukulan-pukulan kedua
tangannya yang kuat sekali, membuat Tang San
Siansu semakin berat menerima serangan empat
orang yang masing-masing berkepandaian tinggi
tersebut.
Waktu itu terdengar suara ramai-ramai, muncul
belasan orang pengawal, karena mereka mendengar
suara ribut-ribut.
Segera mereka menyerang Tang Sin Siansu dan
kawan-kawannya. bersama para pengawal itu ikut
serta Thio Yu Liang, kaget tak terkira dia melihat
tokoh-tokoh Siao-lim-si berada di situ dan sedang
mengepung Tang San Siansu.
Maka tak buang waktu lagi dia telah
mengayunkan pedangnya diiringi bentakannya:
"Tangkap pemberontak-pemberontak itu !" dia
menyerang pada Tang Lu Siansu dengan tikaman
pedang yang beruntun sampai tujuh kali. Dia ahli
kiam-khek ternama, jurus yang dipergunakannya
mematikan dan lihai sekali.

1402
Tang Lu Siansu juga tak berani meremehkannya,
pendeta ini segera menyelamatkan dirinya dengan
beberapakali loncatan menjauhi diri dari Thio Yu
Liang. Tapi pedang Thio Yu Liang sudah menyambar
pada Tang Bun Siansu, mengincar ulu hati dan
jantung.
"Tang Sin Suheng, hadapi murid murtad itu,
biarlah anjing kaisar ini kubereskan ! " Sambil
berkata begitu secepat kilat tubuh Tang Bun Siansu
berkelebat beberapakali, selain menghindarkan
tikaman pedang Thio-Yu Liang, tangannya
meayerang lawannya.
Kaget Thio Yu Liang, sekarang dia menyadari
betapapun juga pendeta-pendeta Siao lim-si ini
memang tak bernama kosong, sangat lihai.
Pedangnya tetap menyambar akan menabas tangan
Tang Bun Siansu.
Tan Bun Siansu dalam gusarnya sudah
mengulurkan tangannya untuk menghantam kepala
Thio Yu Liang, dia melihat datang pedang lawan,
tangannya tidak ditarik pulang, melainkan diputar ke
bawah dan tahu-tahu sudah menjepit batang pedang
Thio Yu Liang.
Jepitan jari tangannya kuat sekali seperti japit
besi, Thio Yu Liang kaget tak terkira, doa
mengempos lwekangnya untuk membetot pedang
itu, tapi gagal. Waktu itu Tang Bun Siansu
menghantam dengan tangan kirinya:

1403
"Bukkkkk !" kuat bukan main, sangat
menakjubkan, telapak tangan itu sudah mengenai
telak sekali dada Thio Yu Liang. Badan congkoan Gilim-
kun itu terpental keras dengan mata terbuka
lebar-lebar seperci tak percaya di dunia ada pukulan
yang bisa datang begitu cepat, kemudian mulutnya
terbuka, menyemburkan darah. Pedangnya telah
dilepas karena jepitan jari tangan Tang Bun Siansu
kuat sekali dan dia sedang kesakitan, dadanya
terpukul seperti remuk, waktu itu Tang Bun sudah
menghentak tangan kanannya, pedang yang dijepit
jari tangannya segera berbalik meluncur pesat
menancap tepat di dada Thio Yu Liang, menancap
dalam sekali.
Mata Thio Yu Liang terbuka lebar-lebar seperti
memancarkan sinar yang menyatakan bahwa dia
menyesal. Dan memang, dia menyesal karena tak
disangkanya Tang Bun Siansu yang pernah dilukai
oleh Tang San Siansu dengan Liong-beng-kunnya,
ternyata sudah memperoleh kemajuan demikian
hebat kepandaiannya. Kecepatan menimpukkan
pedang yang dilakukan Tang Bun Siansu juga luar
biasa sekali, melebihi cepatnya suara.
Sebetulnya kepandaian Thio Yu Liang tinggi
sekali, dia sebagai salah seorang datuk pedang
dalam kalangan kangouw, tapi kesalahan yang
pernah dilakukannya dalam seumur hidupnya yang
tak bisa dimaafkan olehnya, dia meremehkan Tang
Bun Siansu dan yakin akan kepandaiannya sendiri.

1404
Dan kesalahan itu akhirnya membuat dia harus
menyesal tak habisnya. Tubuhnya roboh dengan
mata masih mendelik, tenggorokannya seperti di
cekik, napasnya putus.. . . !
Hati Tang San Siansu tergoncang melihat
kematian yang dialami Thio Yu Liang. Dia tahu Thio
Yu Liang memiliki kepandaian tinggi dan hanya satu
tingkat di bawahnya. Tapi Tang Bun Siansu dapat
membunuhnya begitu mudah dalam beberapa
gebrakan saja, membuat hati Tang San Siansu jadi
berdebar juga
Dia benar-benar tak habis mengerti, mengapa
Tang Bun Siansu yang dulu pernah dilukainya
dengan Liong-beng-kun, sekarang tampaknya malah
jadi semakin lihai ?
Tapi, Tang San Siansu sedikitpun tak mau
memperlihatkan perasaannya, dia tertawa bergelakgelak,
perintahkan pengawal istana Cu-kongkong
maju mengepung lawan-lawannya. Tang Bun Siansu
bekerja cepat, setiap tangannya menyambar
terdengar jeritan menyayatkan karena ada seorang
pengawal istana Cu kongkong yang terpental,
pingsan atau terluka parah tak bisa bangun lagi !
Ada satu hal yang membuat Tang San Siansu
menyesal pada saat itu, karena kawan-kawannya
tidak berada di situ. Kalau saja Bwee-sim-mo li, Cu
Lie Seng, See-mo, Pak-mo, Lam-mo dan Tong mo

1405
berada di situ, berarti dia lebih mudah menghadapi
lawan lawannya.
Cuma saja, merasa dirinya sudah mencapai
tingkat tertinggi melatih Liong-beng-kun, dia tidak
gentar. Biarpun Tang Bun Siansu sudah ikut
menyerang lagi padanya, dengan desakan pukulan
pukulan yang kuat dan bisa mematikan.
Tang San Siansu mengempos semangatnya
mempergunakan Liong beng-kunnya, tenaga
pukulan dari tangannya menimbulkan suara
bercuitan karena mengeluarkan angin yang-panas
bukan main, itulah pukulan-pukulan yang
mematikan.
Tang Sin Siansu dan yang lain-lainnya walaupun
lihai, tapi tak berani mendesak terlalu dekat, sebab
sekali terkena pukulan "Liongbeng-kun" niscaya
akan melemahkan tubuh mereka.
Toat-beng-sin-ciang bertempur bersemangat
sekali, dia lebih banyak membasmi para pengawal
istana Cu-kongkong yang jumlahnya semakin lama
semakin banyak.
Ban It Say juga telah muncul, dia kaget sejenak
melihat Tang San Sian.su tengah menghadapi
beberapa orang pendeta, kemudian tanpa banyak
bicara dia ikut menerjang menyerang Toat-beng-sin
ciang, yang dikenali dulu pernah muncul di lembah

1406
waktu mereka sedang dalam perjalanan pulang ke
kotaraja.
Pukulannya pada Toat-beng-sin-ciang dahsyat
bukan main, sehingga Toat-beng-sin-ciang harus
hati-hati menghadapinya.
Demikianlah, pertempuran itu berlangsung seru
sekali, para pengawal istana Cu Bian Liat, tak berarti
apa-apa buat Tang Sin Siansu dan kawan-kawannya,
kepandaian mereka sudah mencapai tingkat tinggi
sekali sehingga mereka tak pernah menghiraukan
pukulan dan serangan para pengawal istana yang
kepandaiannya tak seberapa, setiap kali disampok
oleh lengan jubah Tang Sin Siansu dan yang lainlainnya,
para pengawal istana Cu Bian Liat jungkir
balik.
Begitu juga buat pengawal istana yang berlaku
nekad menerjang maju, belum lagi sampai
menyerang, mereka sudah terpental keras, karena
angin pukulan dari orang-orang yang tengah
bertempur itu kuat sekali menyampok dirinya !
Akhirnya para pengawat istana cuma berteriakteriak
saja di pinggir tanpa maju menyerang,
mereka gentar dan cuma menimbulkan suara
berisik.
Ban It Say menyerang sambil memaki kalang
kabutan pada Toat Beng Sin-ciang yang waktu itu
main kelit dan mengelakkan setiap pukulannya,

1407
sampai akhirnya Toat-beng-sia ciang bilang:
"Sekarang saatnya kau dikirim ke neraka !"
Dan cepat luar biasa kedua tangan Toat-bengsin-
ciang menyambar-nyambar cepat dan kuat
mendesak congkoan Kim-ie-wie tersebut.
Kepandaian Ban In Say tangguh dan hebat, tapi
menghadapi Toat-beng-sin ciang memang dia
seperti mati kutu dan kelabakan main kelit ke sana
kemari, berusaha menyelamatkan dirinya, semakin
lama semakin jelas tampak dia terdesak hebat !
Keringat dingin mengucur deras membasahi
tubuhnya.
Tang San Siansu telah berseru agar salah seorang
pengawal istana itu pergi memberi tahukan Cu Lie
Seng tentang keributan yang terjadi di situ.
"Suruh mereka semua datang kemari !*
perintahnya, maksudnya selain Cu Lie Seng, juga
Pak-mo,See-mo dan yang lain-lainnya agar datang
untuk bantu dia mengatasi Tang Sin Siansu dan
kawan-kawan-nya.
Tiga kali Tang Sin Siansu berhasil menghantam
telak pundak dan perut Tang San Siansu, tapi
pukulannya yang dahsyat itu tak juga memberikan
hasil apa apa. sebab tubuh Tang San Siansu benarbenar
kedot dan kebal, tidak ada pengaruhnya atas
pukulan-pukulan tersebut di tubuhnya, bahkan Tang

1408
San Siansu menjerit murka sambil membalas
menyerang.
Tang Sin Siansu hongthio Siao-lim-si,
kepandaiannya sudah mencapai tingkat
sangat.tinggi, maka dari itu biarpun dia agak
terdesak, tetap saja Tang San Siansu tak mudah
untuk merobohkan.
Kepandaian mereka tampak berimbang, hal ini
disadari oleh mereka setelah bertempur duapuluh
jurus lebih. Cuma saja, Tang San Siansu memiliki
kelebihan sebab menguasai ilmu Liong-beng kun dan
tubuhnya juga kebal terhadap pukulan lawan.
Pertempuran itu masih terus berlangsung seru
sekali, mari kita tinggalkan sebentar dan menengok
Giok Han dan Cang In Bwee yang tengah berlari-lari
di atas genting. Tangan kanan Giok Han menenteng
pelayan yang ditawannya, kemudian setelah
meninggalkan ruang di mana terjadi pertempuran itu
cukup jauh, Giok Han berhenti lari, membuka
totokan pada ah-hiat pelayan itu, bentaknya bengis:
"Di mana kamar Cu Bian Liat ?"
Pelayan itu ketakutan. "Ampun jangan
membunuhku, kisu (orang gagah)... aku.... aku
tidak tahu apa-apa..!"
"Beritahukan di mana tempat Cu Bian Liat,
setelah itu kau boleh pergi tanpa kami ganggu ! "

1409
"Kamar Cu-kongkong ada di belakang sebelah kiri
istana ini, sepanjang malam selalu Cu-kongkong
menghabisi waktunya di situ !"
Giok Han menotok lagi titik jalan darah gagu
pelayan itu, dia mengisyaratkan pada Cang In Bwee,
gesit sekali mereka pergi ke ruang belakang istana
itu. Benar saja, di sebelah barat dari istana ini ada
bangunan gedung yang mentereng sekali,
penerangan di situ juga terang sekali, tampak
seseorang tengah berlari-lari keluar dari ruang
mewah itu. Di belakangnya mengikuti dua orang.
Orang itu tidak lain Cu Bian Liat yang diikuti oleh
dua orang Persia, yang pernah mengawal Cu Siauw
Hoa ! Tidak buang waktu lagi Giok Han loncat
menerjang kedua orang Persia tersebut, yang
berusaha mati-matian melindungi cukong mereka.
Pelayan yang tadi ditawan Giok Han sudah
dilemparkan ke tanah terbanting pingsan tidak
sadarkan diri. Cang In Bwee loncat menghantam
kepala Cu Bian Liat dengan tangan kanannya. Tapi
sayang, Cu Bian Liat sempat membuang diri
bergulingan di tanah, sehingga pukulan Cang In
Bwee mengenai tempat kosong. Waktu itulah
berkelebat sinar menyilaukan mata, menyambar
pundak Cang In Bwee disusul bentakan:
"Perempuan hina, kau berani menghina ayahku !"

1410
Cang In Bwee melirik, dia mengenali yang
menyerangnya dengan pedang tak lain gadis yang
pernah cemburu dan bertempur dengannya
beberapa waktu yang lalu. "Hemm, pantas kau
terlalu bertingkah dan kepala besar tidak tahunya
anaknya thaykam keparat ini ?" pikir Cang In Bwee,
dia mengelakkan tikaman pedang Cu Siauw Hoa,
tapi waktu itu pedang puteri Cu-kong-kong
menyambar terlalu cepat, menyerempet pundak In
Bwee, sehingga bajunya robek dan darah memancur
keluar.
Marah sekali In Bwee, diiringi jeritannya, dia
membalas menyerang bertubi-tubi dengan sepasang
tangannya, mendesak Siauw Hoa. Kepandaian Cu
Siauw Hoa sebetulnya masih berada di bawah
kepandaian Cang In Bwee, tapi dia tidak gentar
menghadapi In Bwee, mati-matian dia menikam
berulangkali dan berseru: "Ayah, cepat selamatkan
dirimu... cepat pergi !" teriaknya.
Cu Bian Liat tidak menyahuti apa-apa, cuma
bangkit berdiri dan berlari bermaksud menyingkirkan
diri.
Giok Han meiihat Cu-kongkong hendak melarikan
diri, dia mengeluh. Dua orang Persia ini biarpun
kepandaiannya tidak terlalu tinggi, namun juga tidak
rendah, mereka tak bisa dirobohkan dalam waktu
singkat.

1411
Giok Han dilibat oleh serangan-serangan maut
kedua orang Persia tersebut, sehingga dia gelisah
sekali melihat Cu Bian Liat hendak kabur.
Cang la Bwee juga gelisah sekali, sedangkan
tikaman pedang Cu Siauw Hoa menyambar gencar
padanya. Tadi Cu Siauw Hoa mendengar dari
pelayannya bahwa istana telah diserbu penjahat,
maka gadis ini kuatirkan keselamatan ayahnya,
mengajak dua orang Persia yang jadi pengawalnya
untuk melihat keadaan ayahnya.
Dia girang dan lega melihat ayahnya tidak
mengalami cidera apa apa dan mengajaknya untuk
meninggalkan tempat itu. Bukan main kaget dan
sakit hatinya ketika mendadak muncul Giok Han dan
Cang In Bwee yang ingin membunuh ayahnya.
Dalam murka dan sedih, Cu Siauw Hoa
memainkan pedangnya seperti kalap, itulah
sebabnya biarpun kepandaiannya masih setingkat di
bawah kepandaian Cang ln Bwee, tetap saja In Bwee
tak gampang-gampang untuk merobohkannya.
Cu Bian Liat tahu jiwanya terancam, dia mau
cepat-cepat pergi ke ruang rahasia untuk
menyembunyikan diri. Namun, baru saja dia berlari
beberapa tindak, mendadak menyambar bendabenda
halus, dan tubuhnya mengejang kaku dengan
mata mendelik, mulutnya mengeluarkan jeritan
tersendat, karena badannya telah penuh tertancap

1412
oleh jarum-jarum Bwee hoa ciam beracun yang di
timpukkan oleh Cang In Bwee.
Dalam keadaan gelisah melihat musuh bessrnya
hendak meloloskan diri, Cang In Bwee segera
menimpuk dengan bwee-hoa-ciamnya, yang sekali
tampuk telah melepaskan lebih tiga puluh batang
jarum-jarum halus itu.
Cu Siauw Hoa menjerit lirih dan cepat cepat
berlari menghampiri ayahnya. Kedua orang Persa
mendengar jeritan Cu Bian Liat jadi berhenti
menyerang Giok Han. Kesempatan ini dipergunakan
Giok Han meloncat gesit sekali seperti burung walet
badannya meluncur turun, dia menghantam kepala
Cu Bian Liat, kepala thaykam itu pecah dan
tubahnya meloso rubuh di lantai tanpa napas lagi !
Cu Siauw Hoa kalap, sambil menangis dan
memaki kalang kabut pedangnya menikam nekad
pada Giok Han tanpa peduli keselamatan dirinya.
Giok Han tahu teman-temannya di ruangan lain
tentu sedang sibuk menghadapi Tang San Siansu,
maka tak mau melayani serangan-serangan Siauw
Hoa. Dia mengibaskan tangannya, pedang Siauw
Hoa kena disentil terpental, sampai terlepas dari
cekalannya.
Berbareng dengan itu tangan kiri Giok Han
menotok dua jalan darah dekat leher Cu Siauw Hoa.
Cuma mata gadis itu yang terbuka lebar; badannya
segera rubuh kaku tak bisa bergerak. Dua orang

1413
Persia loncat menyerang Giok Han, tapi Giok Han
telah loncat menjauhi meninggalkan tempat itu
diikuti oleh Cang In-Bwee.
Kedua orang Persia itu cepat-cepat berusaha
menolongi Siauw Hoa, mereka berusaha membuka
totokan pada tubuh Siauw Hoa, tapi usaha mereka
gagal, karena totokan Giok Han dilakukan luar biasa
anehnya.
Cepat sekali Giok Han dan Cang In Bwe telah tiba
di ruangan tempat di mana Tang Sin Slansu dan
yang lain sedang berusaha membunuh Tang San
Siansu, Waktu itu di ruangan tersebut selain sudah
berkumpul para pengawal istana dengan jumlah
banyak sekali, juga telah berdatangan Cu Lie Seng,
Pak-mo See-mo, Tong-mo, Lam mo, Bwee sim-mo li,
Siangkoan Giok Lin dan beberapa jago-jago yang
jadi kaki tangan Cu Lie Seng.
Tang San Siansu waktu itu terbangun
semangatnya melihat muridnya dan kawankawannya
telah tiba, dia yakin para pendeta Siao lim
li tak akan bisa berbuat apa-apa padanya, bahkan
dia bermaksud menangkap hidup-hidup atau mati
pendeta-pendeta Siao lim-si dan Toan-beng-sinciang.
Dia berseru berulangkali perintahkan Cu Lie
Seng agar maju membantuinya.
Saat itulah Giok Han tiba, dia segera
mengeluarkan tongkat Liong-kak. Cu-Lie Seng
meloncat maju, dia semula ingin menyerang pada

1414
Tang Sin Siansu, namun melihat Giok Han, niatnya
dibatalkan, justeru tangannya jadi meluncur
menghantam kuat sekali pada perut Giok Han.
ltulah pukulan mematikan, dia mengincar bagian
terlemah yang bisa membuat lawan jadi terkapar
mati oleh pukulan tersebut, yaitu pusar Giok Han !
Tapi hampir tak terlihat oleh mata manusia biasa,
Tongkat Liong-kak menyerampang tangan Cu Lie
Seng. Setengah mati putera Cu-kongkong kaget
karena tangannya sakit bukan main, tulangnya
remuk terbentur oleh tongkat pusaka itu.
Sebelum dia tahu apa-apa, ujung tongkat
tergetar menyambar perutnya, dan mata Cu Lie
Seng mendelik lebar-lebar, dia tidak keburu berkelit,
tahu-tahu badannya terangkat naik ke tengah udara,
sebab ujung tongkat telah menembusi perutnya, Cu
Lie Seng tersate oleh tongkat Liong-kak! Cu Lie Seng
mati tanpa sempat mengeluarkan jeritan.
Pak-mo dan yang lainnya jadi tertegun
menyaksikan kejadian dahsyat itu. Cu Lie Seng
memiliki kepandaian tinggi, tapi dia begitu mudah di
sate oleh tongkat yang ada di tangan Giok Han.
Tang San Siansu waktu itu sedang dikepung oleh
lawan-lawan tangguh, tapi dia masih sempat melirik
dan menyaksikan muridnya disate seperti itu oleh
tongkat Liong-kak, hatinya tergoncang hebat. Dan
jantungnya memukul semakin keras, karena saat itu

1415
dia mengenali tongkat yang ada di tangan Giok Han
adalah tongkat pusaka Liong-kak yang selama ini
ditakutinya!
Muka Tang San Siansu jadi pucat pias, saat itu
dia jadi lengah, telapak tangan kanan Tang Sin
Siansu menyambar telak menghantam pundaknya,
membuat dia mundur satu tindak, namun tubuhnya
yang kebal tak mengalami cidera apa-apa.
Dengan diiringi raungan seperti singa terluka
Tang San Siansu kemudian mengamuk hebat,
Kematian muridnya membuat dia berduka bukan
main, dia seperti juga mendapat tambahan tenaga,
nekad dan kalap sekali.
Padahal waktu itu Tang San Siansu sudah putus
asa melihat tongkat Liong-kak dia gentar bukan
main, karenanya sebelum Giok Han sempat datang
mendekatinya dia ingin membunuh Tang Sin Siansu.
Tang Bun Siansu atau Toat- beng-sin-ciang.
Tang Lu juga di hantam gencar sekali olehnya.
Dia mau membunuh sebanyak mungkin.
Sementara itu Tang Sin Siansu dan yang lain-lain
jadi tidak berani mendesak terlalu dekat dengan
lawan yang sedang kalap dan nekad ini, mereka
hanya mengepung dan setiap ada kesempatan baru
membalas menyerang. Sedangkan Tang San Siansu
sudah tak peduli lagi pada keselamatan dirinya,
menyerang gencar sekali pada lawan lawannya.

1416
Giok Han tidak tinggal diam. Dia berse ru sambil
meloncat masuk dalam gelanggang pertempuran.
"Susiok, biarlah tecu yang membereskannya!"
tongkat Liong-kak-nya menyambar-nyambar
dahsyat sekali, tenaga sinkang yang dikerahkannya
membuat tongkat itu tergetar mengaung nyaring.
Tang San Siansu yang sedang mengamuk jadi
kaget tak terkira, dia loncat mundur waktu sinar
coklat menyambar ke mukanya Dia berseru lirih,
mukanya pucat. Namun dia sudah nekad, dia
memasang kuda-kuda kedua kakinya, seluruh
sinkangnya telah disalurkan pada kedua lengannya,
dia ingin membunuh Giok Han.
Giok Han berulang kali menyerang Tang San
Siansu. Benar kepandaian Giok Han masih satu
tingkat di bawah Tang San Siansu, namun berkat
tongkat Liong-kak membuat Tan San Siansu jadi
terdesak. Berulang kali tubuh hampir terhantam
ujung tongkat, tapi dia masih bisa
menghindarkannya.
Pak mo, See-mo dan yang lain-Iainnya tadi
sempat bengong menyaksikan pertempuran yang
dahsyat itu, juga kaget melihat Cu Lie Seng mati
disate oleh tongkat Giok Han. sekarang tersadar dan
mereka cepat&cepat menyerbu maju. Tang Sin
Siansu, Tang Bun Siansu dan Tang Lu Siansu
menghadapi mereka dengan gigih.

1417
Kepandaian mereka memang tangguh, tapi
tokoh-tokoh Siao-lim-si juga hebat sekali. Karena
itu, pertempuran berlangsung sangat hebat, seru
sekali. Para pengawal istana Cu-kongkong tak berani
maju membantui, karena angin pukulan dari orangorang
yang sedang bertempur itu berkesiuran
dahsyat sekali di sekeliling mereka, jika ada
pengawal istana yang nekad maju, belum bisa
mendekati lawan tubuhnya sudah terpental lagi
disampok angin pukulan mereka yang sedang
terlibat dalam pertempuran menegangkan tersebut !
Giok Han mati-matian memusatkan seluruh
kepandaiannya untuk mengatasi Tang San Siansu,
namun lawannya benar-benar hebat sekali, bahkan
setiap pukulannya mengandung maut, dia memakai
pukulan-pukulan Liong-beng kun tingkat tertinggi,
karena-nya Giok Han pun tidak berani terlalu dekat
dengan lawannya yang nekad ini.
Tapi satu kali, Tang San Siansu melakukan suatu
kesalahan besar dalam hidupnya Dia melihat dirinya
tak mungkin bisa menghadapi orang muda yang
bersenjatakan Liong-kak ini, senjata yang paling
ditakutinya, maka dia bermaksud untuk menyingkir
saja. Dia meloncat untuk angkat kaki, tapi saat
itulah ujung tongkat Tiong-kak menyambar,
mengenai selangkangannya.
Maka Tang San Siansu seketika pucat pias
dengan tubuh menggigil! Kekebalan tubuhnya
seketika musnah, celana di selangkangannya

1418
seketika berwarna merah, karena bagian
selangkangannya telah robek terluka oleh ujung
tongkat. Saat itu badan Tang San Siansu tengah
berada di tengah udara, tergantung oleh ujung
tongkat yang menancap pada selangkangannya,
matanya mendelik, namun dia benar-benar kuat,
kedua tangannya diangkat mau menghantam batok
kepala Giok Han, Saat itu Giok Han sedang menahan
tongkat Liong-kak dengan kedua tangannya,
memegang kuat-kuat, karenanya tak mungkin dia
bisa mengelakkan pukulan telapak tangan Tang San
Siansu.
Hati orang muda ini mencelos..Habislah aku...!"
pikirnya karena menduga kepalanya pasti pecah
berantakan oleh pukulan telapak tangan Tang San
Siansu.
Toat-beng-sin-ciang yang sejak tadi sambil
bertempur menghadapi Siangkoan Giok Lin, juga
diam-diam mengikuti jalan pertempuran antara Tang
San Siansu dan Giok Han. Mencelos hatinya ketika
melihai Giok Han terancam pukulan kedua telapak
tangan Tang San Siansu.
Tanpa buang waktu lagi dia meninggalkan
Siangkoan Giok Lin. tubuhnya melesat ke tengah
udara, kedua tangannya bukan me nangkis kedua
tangan Tang San Siansu, sebab kedua tangan Toatbeng
sin-ciang justeru menyambar kepala Tang San
Siansu dengan sepuluh jari tangannya, menancap
kuat-kuat pada ubun-ubun kepala Tang San Siansu.

1419
Sedangkan kedua tangan Tang San Siansu
singgah telak sekali di dada Toat beng-sin-ciang
Tubuh kedua orang itu jadi kaku mata Tang San
Siansu mengejang dengan mendelik, dan mengalir
darah dari sudut matanya, hidung dan mulutnya
juga, kemudian tubuh kedua orang itu roboh
terbanting ke lantai sebab selangkangan Tang San
Siansu sudah terlepas dari ujung tongkat Liong-kak,
berguling-guling di laniai dan tetap dengan posisi
kedua tangan Toat beng sin-ciang menancap dalam
di ubun-ubun kepala Tang San Siansu, sedangkan
jaii-jari tangan Tang San Siansu menancap dalam
mencengkeram kuat - kuat dada Toat betig-sin
ciang, seperti juga hendak mengambil keluar
jantung Toat beng-sin ciang, napas kedua orang ini
sudah berhenti !
Cang In Bwee kaget setengah mati, dia menjerit
dan menarik tubuh gurunya, Tapi tangan Toat beng
sin ciang kaku, mencengkeram ubun-ubun kepala
Targ San Siansu, begitu juga jari-jari tangan Tang
San Siansu kaku mencengkeram dada Toat-beng-sin
ciang. Sungguh kematian mengerikan dari dua tokoh
kangouw !
Yang lainnya jadi beihenti bertempur. See mo,
Bwee sim-mo-li dan yang lain lainnya jadi lemas dan
lenyap nafsu bertempur ketika melihat pemimpin
mereka, Tang San Siansu dan juga Cu Lie Seng,
telah mati. Tang Sin-Siansu waktu itu telah
memberikan isyarat agar mereka segera engkat kaki
meninggalkan istana Cu Bian Liat, sebab kalau bala

1420
bantuan pasukan kerajaan datang di situ, mereka
sulit buat meloLoskar diri.
Sambil menangis keras Cang ln Bwee
mengangkat mayat gurunya meninggalkan tempat
itu ikut dengan kawan-kawannya yang lain. Tak ada
yang menghalangi mereka pergi meninggalkan
istana tersebut, para pengawal istana malah
menyingkir ke samping, sedangkan Pak mo, See-mo
dan yang lain lainnya cuma berdiri "mematung"
dengan bermacam-macam perasaan ber golak di
hati mereka, nafsu untuk bertempur mereka lenyap,
apa lagi dari beberapa orang pengawal mereka
mendengar Cu Bian Liat juga telah mati, para
pengawal itu berteriak-teriak:
"Cu-kongkong dianiaya oleh penjahat! Cukongkong
dibunuh penjahat!"
Sebentar saja Tang Sin Siansu dan yang la'nnya
sudah lenyap dari pandangan mata See mo dan lainlainnya,
mereka malam itu juga meninggalkan
kotaraja, untuk menghindarkan kesulitan kalaukalau
Kaisar perintahkan para pahlawannya untuk
menangkap mereka.
Yang membuat semua orang gagah itu puas
justeru Tang San Siansu, murid murtad Siao lim-si
dapat dibinasakan sebagai hukuman yang setimpal,
juga Cu-kongkong berhasil mereka binasakan!

1421
Keesokan paginya, kotaraja gempar oleh berita
kematian Cu Hongkong dan Tang San Siansu.
Thaykam yang paling berkuasa selama hidupnya,
sebetulnya banyak yang membenci dan tak
menyukainya.
Berita kematiannya itu malah membuat sebagian
besar penduduk kotaraja jadi gembira, termasuk
juga beberapa orang pembesar kerajaan dan
jenderal-jenderal yang sebelumnya membenci Cu
Bian Liat.
Setelah menikah, Giok Han dan Cang In Bwec
berdua ikut Thio Hong Gan, membantu perjuangan
para orang gagah buat membebaskan tanah-air
mereka dari cengkeraman kaisar penjajah. Tapi,
biarpun bagaimana Thio Hong Gin mengalami
kemajuan yang pesat, tokh saat itu pihak kerajaan
sangat kuat, sehingga setelah melalui pertempuranpertempuran
yang menentukan, pasukan kerajaan
dapat mendesak pasukan Thio Hong Gan ke utara,
karena jenderal Hoan Yu akhirnya memimpin sendiri
semua pertempuran pertempuran, antara angkatan
perang kerajaan dengan pasukan Thio Hong Gan.
Terakhir, Thio Hong Gan kehilangan pasukannya,
karena sisanya cuma tak lebih dari 9000 orang.
Karena putus asa, banyak yang berlaku nekad,
untuk bertempur dan mati menghadapi tentara
kerajaan, mereka semua gagah perkasa. Thio Hong
Gan sendiri pada akhirnya menemui ajalnya.

1422
Waktu dalam suatu pertempuran di sebelah utara
Seen-fu, Thio Hong Gan dalam keadaan sakit parah,
namun dia memaksakan diri untuk memimpin
pasukannya yang tinggal sedikit itu, dan ditengahtengah
pertempuran tersebut Thio Hong Gan
menemui ajalnya terkena empat batang anak panah
yang dilepas oleh anak jenderal Hoan Yu.
Sisa pasukan Thio Hong Gan yang tak mau
menyerah pada pihak kerajaan, sudah pergi ke
tempat-tempat sunyi untuk mengasingkan diri,
menangisi kegagalan usaha mereka sambil menanti
saat-saat yang tepat untuk bangun kembali.
Sedangkan Giok Han dan isterinya, Cang In
Bwee. dengan hati duka dan putus asa, pergi ke
Pulau Es yang ada di sebelah Utara. Mereka hidup
terasing di situ, untuk melewati hari-hari mereka.
Kematian Thio Hong Gan membuat hati mereka
tawar, dan waktu-waktu mereka selama hidup
mengasingkan diri di Pulau Es, mereka melatih ilmu
silat mereka, sampai akhirnya tiga tahun setelab
berdiam di Pulau Es, Cang In Bwee hamil.
Bahagia sekali sepasang suami isteri ini,
bermaksud mendidik anak mereka sebaik-baiknya,
dan yang mereka harapkan adalah anak laki-laki.
Rupanya Thian mendengar keinginan sepasang
suami isteri ini, sebab setelah sembilan bulan
sepuluh hari hamil, Cang In Bwee melahirkan
seorang bayi laki-laki yang montok dan manis sekali

1423
wajahnya. Tubuhnya sehat benar. Hadirnya bayi ini
menyebabkan sepasang suami isteri tersebut
semakin berat meninggalkan Pulau Es, mereka tak
mau mencampuri lagi urusan di dalam dunia
kangouw, mereka hidup tenang dan tenteram di
tempat pengasingan mereka tersebut.
.: T A M A T :.
Anda sedang membaca artikel tentang Cersil : Cula Naga Pendekar Sakti 4 dan anda bisa menemukan artikel Cersil : Cula Naga Pendekar Sakti 4 ini dengan url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/09/cersil-cula-naga-pendekar-sakti-4.html,anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Cersil : Cula Naga Pendekar Sakti 4 ini sangat bermanfaat bagi teman-teman anda,namun jangan lupa untuk meletakkan link Cersil : Cula Naga Pendekar Sakti 4 sumbernya.

Unknown ~ Cerita Silat Abg Dewasa

Cersil Or Post Cersil : Cula Naga Pendekar Sakti 4 with url http://cerita-eysa.blogspot.com/2011/09/cersil-cula-naga-pendekar-sakti-4.html. Thanks For All.
Cerita Silat Terbaik...

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar